Hindari Mandi Saat Terjadi Hujan Petir

Hujan disertai petir yang terus menyambar bisa sangat berbahaya, meski seseorang berada di dalam rumah.

oleh Elly Purnama diperbarui 27 Sep 2022, 09:03 WIB
Petir adalah lecutan yang terjadi ketika ada muatan listrik berkekuatan besar berhimpun dalam awan-awan di langit. (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Hujan yang disertai petir perlu kita waspadai. Beberapa aktivitas harus kita batasi saat petir mulai menampakkan kehadirannya.

Mengutip dari CNN pada Jumat, 23 September 2022, pepohonan yang mulai bergoyang, langit menjadi gelap dan saat suara guntur mulai terdengar di kejauhan merupakan isyarat adanya potensi bahaya, menurut National Weather Service atau Layanan Cuaca Nasional. Di mana ada guntur, pasti kilat menyusul.

Kehadiran kilat bisa bisa membunuh atau melukai dengan cara yang tidak terduga. Itu termasuk ketika sedang mandi, berendam, atau bahkan mencuci piring.

Karena petir dapat merambat melalui pipa ledeng, yang terbaik adalah menghindari semua sumber air selama badai petir. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) bahkan mengeluarkan peringatan agar tidak mandi, cuci piring, atau mencuci tangan. 

"Risiko sambaran petir melalui pipa ledeng mungkin lebih sedikit dengan pipa plastik dibandingkan dengan pipa logam. Namun, yang terbaik adalah menghindari kontak dengan pipa ledeng dan air yang mengalir selama badai petir untuk mengurangi risiko Anda tersambar," tambah CDC.

CDC menyebut hal itu bukan satu-satunya bahaya saat kamu berada di dalam rumah. "Jauhi beranda dan balkon, jangan dekati jendela dan pintu, dan jangan berbaring di lantai beton atau bersandar di dinding beton," kata CDC.

Bagi ingin mengisi daya smartphone pun, sebisa mungkin untuk ditunda terlebih dahulu. "Jangan gunakan apa pun yang terhubung ke outlet listrik, seperti komputer atau peralatan elektronik lainnya," kata CDC.

"Jauhi telepon kabel. Telepon seluler dan telepon nirkabel aman, jika tidak terhubung ke stop kontak melalui pengisi daya."


Lebih Panas dari Permukaan Matahari

Ilustrasi sambaran petir. (Sumber Pixabay)

Sebuah petir terjadi ketika cahaya kuat menyambar, memanaskan udara di sekitar setinggi, "50 ribu derajat Fahrenheit, lima kali lebih panas dari permukaan matahari," kata layanan National Weather Service. "Segera setelah kilat, udara mendingin dan berkontraksi dengan cepat. Ekspansi dan kontraksi yang cepat ini (menciptakan) gelombang suara yang kita dengar sebagai guntur," sambungnya.

CDC mengatakan, petir bisa membunuh dengan banyak cara. Serangan langsung paling sering berakibat fatal, tetapi cedera seperti trauma tumpul, lesi kulit dan luka bakar serta cedera otak, otot dan mata dapat terjadi karena menyentuh mobil atau benda logam yang disambar petir. Arus juga dapat mengalir melalui tanah, memantul dari seseorang atau benda, atau bahkan mengalir dari benda-benda di dekat tanah.

Kamu dapat menghitung jarak antara kamu dan cahaya sambaran, tetapi lakukan dari tempat yang aman sehingga kamu tidak akan tersambar, saran layanan cuaca. "Hitung jumlah detik antara kilatan petir dan suara guntur, lalu bagi dengan lima, dengan lima detik sama dengan 1 mil, 15 detik sama dengan 3 mil, dan nol detik sangat dekat,” kata layanan tersebut.


Cari Lokasi yang Aman

Orang-orang dengan payung berjalan di tengah hujan di Jembatan Milenium, London, Rabu (17/8/2022). Setelah berminggu-minggu cuaca terik, yang telah menyebabkan kekeringan dan membuat tanah kering, peringatan badai petir kuning dari Kantor Meteorologi memperkirakan hujan lebat dan badai petir yang bisa melanda bagian Inggris dan Wales. (Victoria Jones/PA via AP)

Menurut CDC, sebagian besar kematian dan cedera terjadi ketika orang Amerika berada di luar, terutama selama bulan-bulan musim panas di sore dan malam hari. Sekitar 180 orang per tahun terluka oleh petir, dan 10 persen orang yang tersambar petir meninggal setiap tahun. Mereka yang bekerja di luar, terutama di Tenggara, berada pada risiko tertinggi. Florida dan Texas memiliki jumlah kematian terkait petir terbesar, tambah CDC.

Jika terjebak di luar, "jangan berbaring di tanah. Petir menyebabkan arus listrik di bagian atas tanah yang dapat mematikan lebih dari 100 kaki jauhnya. Masuklah ke dalam lokasi yang aman; tidak ada tempat di luar yang aman," kata CDC .

"Hindari apa pun yang akan meningkatkan risiko Anda tersambar petir, seperti berada di dekat atau di bawah pohon tinggi. Jika tidak ada tempat berlindung yang aman, berjongkoklah dalam posisi seperti bola: rapatkan kaki, jongkok rendah, selipkan kepalamu, dan tutup telingamu. Tapi ingat, ini adalah pilihan terakhir. Carilah perlindungan yang aman dulu," sambungnya.


Gunakan Alas Kaki dan Hindari Bergerombol

Kemenkes telah menyiapkan 20.400 pasang sandal untuk mengantisipasi jemaah yang pulang dari masjid tanpa alas kaki karena kehilangan sandal. (Foto: Pixabay/LeoValente)

Ketika berada di luar, kita dapat menghindari petir dengan cara menggunakan alas kaki. Mengutip dari Merdeka.com, biasakan untuk selalu memakai alas kaki berbahan karet saat hujan deras dan terjadi petir. Selain bisa membuatmu nyaman, hal ini juga dapat menekan risiko terkena sambaran petir.

Tanah dan air merupakan sumber penghantar listrik yang mudah terkena sambaran petir. Dengan menggunakan alas kaki berbahan karet, Anda akan terhindar dari bahaya terkena sambaran petir.

Bila sedang dalam perjalanan bersama teman dan ada hujan disertai petir, usahakan untuk tidak berjalan secara bergerombol. Pasalnya, berjalan secara bergerombol dapat memancing penyaluran energi petir. Usahakan untuk berpencar dan menjaga jarak satu dengan yang lainnya. Dengan menjaga jarak seperti ini akan meminimalisir Anda dari bahaya terkena sambaran petir.

Selain itu, jangan gunakan aksesori berbahan logam. Logam merupakan salah satu jenis benda yang dapat menghantarkan arus listrik, sehingga saat hujan deras disertai petir, lepaskan aksesori tersebut.

Infografis cara aman berkendara di musim hujan. (Foto: Huyogo Simbolon)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya