Liputan6.com, Jakarta - Jepang menjadi salah satu negara yang sempat menutup perbatasannya untuk turis internasional karena pandemi Covid-19 dan penyebaran cepat varian Omicron. Negeri Sakura telah membuat langkah kecil namun positif untuk membuka kembali negara itu.
Dikutip dari Japan Today, Sabtu, 24 September 2022, kembali pada Juni 2022, pemerintah Jepang meningkatkan batas kunjungan wisatawan dari 10.000 menjadi 20.000 per hari. Pihaknya juga menghapus kebutuhan akan bukti vaksinasi dan pengujian PCR untuk negara-negara tertentu.
Advertisement
Satu-satunya hal yang menarik adalah bahwa turis harus menjadi bagian dari grup tur yang diawasi. Hal tersebut tidak ideal untuk banyak orang, baik dari segi biaya maupun pembatasan yang diberlakukan pada tempat-tempat yang dapat mereka kunjungi.
Namun, itu semua berubah pada 7 September 2022, ketika perubahan baru mulai berlaku. Kala itu, batas masuk dinaikkan menjadi 50.000 dan penghapusan persyaratan grup tur yang diawasi.
Ini memberi turis kebebasan yang lebih besar atas destinasi bepergian mereka, dan waktu yang dapat mereka habiskan di lokasi yang mereka pilih. Bagi banyak wisatawan, lokasi yang paling ingin mereka kunjungi adalah toko Jepang.
Bukan hanya untuk barang-barang yang sudah lama mereka nantikan untuk dibeli, tetapi juga kesempatan untuk membelinya dengan harga super murah. Hal tersebut mengingat yen menjadi terlemah dalam 24 tahun terakhir. Beberapa turis asing yang memanfaatkan yen rendah pada akhir pekan pertama setelah persyaratan perjalanan baru mulai berlaku tiba dari berbagai negara seperti Inggris, Arab Saudi, dan Latvia.
Serbu Belanja
Mereka semua memiliki satu hal kesamaan, yakni dompet penuh uang untuk berbelanja. Dalam sebuah berita, para pelancong telah menimbun barang-barang anime, suvenir, dan bahkan botol minyak wijen. Seorang pria khususnya, dari Singapura, mengatakan kepada reporter bahwa ia menghabiskan 1,4 juta yen (Rp147 juta) hari itu.
Hasil belanjaannya termasuk tas Louis Vuitton yang mahal dan wiski berkualitas tinggi, yang menurutnya jauh lebih murah untuk dibeli di Jepang. Hal ini mengingat yen yang lemah, karena akan menghabiskan biaya tiga kali lipat untuk membeli barang yang sama di negaranya.
Beberapa turis Amerika di otaku Tokyo di Akihabara terlihat membeli figurine dan DVD "One Piece", sebelum mengeluarkan 3.000 yen (Rp316 ribu) untuk mesin penangkap UFO di pusat permainan lokal. Ia juga merogoh 4.400 yen (Rp463 ribu) untuk model Gundam. Mereka juga terus membeli setengah lusin barang yang berhubungan dengan anime dengan total 21.200 yen (Rp2,2 juta).
Advertisement
Beli Cincin Tunangan
Mereka jelas senang dengan perjalanan belanja mereka, dengan mengatakan bahwa membeli banyak barang itu mudah karena tingkat konversi saat ini dibuat harga semuanya jadi murah. Bahkan membeli cincin pertunangan atau cincin kawin ala Jepang ternyata sangat terjangkau jika Anda mengonversi dolar AS ke yen saat ini. Salah satu toko perhiasan di Ginza mengatakan bahwa mereka telah melihat peningkatan pelanggan asing.
Dengan pengeluaran wisatawan asing yang besar pada akhir pekan pertama sejak perubahan entri baru mulai berlaku, Jepang dapat mengharapkan untuk melihat lonjakan besar dalam pengeluaran begitu negara itu akhirnya membuka kembali perbatasannya tanpa batasan. Menurut sumber pemerintah, seharusnya tidak lama sebelum itu terjadi dengan pengumuman resmi dari Perdana Menteri Fumio Kishida diperkirakan tinggal beberapa hari lagi.
Sementara, Jepang akan menghapus aturan perbatasan terkait COVID-19 mulai 11 Oktober 2022. Dikutip Bloomberg, Jumat, 23 September 2022, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida membuat pengumuman itu selama konferensi pers di New York, Kamis, 22 September 2022.
Pengunjung individu akan diizinkan masuk, kunjungan bebas visa bakal kembali berlaku bagi negara-negara terdaftar sebelum pandemi COVID-19, dan batas kedatangan harian pun akan berakhir, katanya. Pra pandemi COVID-19, Jepang mengizinkan pengunjung dari 68 negara dan wilayah masuk wilayahnya tanpa visa, termasuk Indonesia.
Turis Indonesia Bisa Masuk Jepang Tanpa Visa
Melansir situs web Kementerian Luar Negeri Jepang, bersama Brunei, Malaysia, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Hong Kong, Makau, dan Taiwan, Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang boleh masuk Jepang tanpa visa. Khusus Indonesia, ada catatan tambahan sebagai syarat masuk Negeri Sakura.
Dalam "Catatan 1" Kemenlu Jepang, tercantum bahwa "untuk warga negara Indonesia, sejak 1 Desember 2014, visa tidak hanya diperlukan bagi mereka yang telah mendaftarkan e-paspor yang sesuai dengan ICAO ke perwakilan diplomatik Jepang di Indonesia: Kedubes, Konsulat jenderal, atau konsulat."
"Masa berlaku pendaftaran adalah tiga tahun atau sampai masa berlaku paspor habis, mana yang lebih dulu," imbuh pernyataan itu. Masa tinggal yang diberikan saat izin pendaratan adalah 15 hari untuk Indonesia dan Thailand, 14 hari untuk Brunei, dan 90 hari untuk negara dan wilayah lain.
Sebelumnya Nikkei telah melaporkan, Jepang memang berencana mencabut larangan kunjungan wisatawan individu dan menghapus batasan pada kedatangan harian. Keputusan ini membuat mereka bergerak lebih dekat ke aturan pra-pandemi COVID-19 karena negara itu ingin mengembalikan perjalanan global.
Advertisement