Satgas Rancang Roadmap Transisi Hidup Berdampingan dengan COVID-19

Roadmap transisi hidup berdampingan dengan COVID-19 sedang dirancang.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Sep 2022, 15:00 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 27 Juli 2021. (Dok Satgas Penanganan COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan COVID-19 sedang merancang peta jalan (roadmap) transisi menuju hidup berdampingan dengan COVID-19. Peta jalan ini menyesuaikan kondisi COVID-19, yang mana masyarakat harus siap hidup berdampingan dengan COVID-19.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat menunggu informasi lebih lanjut. Apabila peta jalan menuju hidup berdampingan dengan COVID-19 telah selesai disusun, maka akan diinformasikan ke publik.

"Satgas COVID-19 saat ini sedang merancang roadmap masa transisi menuju hidup berdampingan dengan COVID-19 yang akan diinformasikan lebih lanjut ke depannya," kata Wiku saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Sabtu (24/9/2022).

Pada konferensi pers sebelumnya, Wiku menegaskan, sudah sepatutnya masyarakat mempersiapkan diri untuk hidup berdampingan dengan COVID-19. Kerja sama juga dibutuhkan demi terwujudnya hidup berdampingan dengan COVID-19.

Selain itu, protokol kesehatan (prokes) juga harus tetap dijalankan sebagai bentuk tanggung jawab masing-masing individu.

“Tugas kita ke depan tidaklah mudah, namun bukan tidak mungkin asalkan semua elemen masyarakat mau bekerja sama dan memupuk rasa tanggung jawab,” terang Wiku, Kamis (26/8/2021).

"Ini bentuk tanggung jawab yang tecermin dalam komitmen masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan di tiap aspek kehidupan termasuk dalam rumah, dalam perjalanan atau beraktivitas di luar rumah."


Tanggung Jawab Terapkan Prokes

Warga memanfaatkan waktu berlibur lebaran dengan mengunjungi Sarinah Jakarta, Jumat (6/5/2022). Warga Jakarta dan sekitarnya mengisi libur Idul Fitri 1443 H untuk berjalan jalan dan berekreasi bersama keluarga ke Mall dan tempat-tempat wisata di Ibu Kota. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebagai upaya menjaga kasus COVID-19 tetap terkendali, maka setiap institusi maupun pengelola fasilitas publik perlu melakukan pengawasan dan bertanggungjawab atas penerapan protokol kesehatan di tempatnya masing-masing.

“Masyarakat perlu mengetahui bahwa sistem ini adalah modal kita untuk tetap hidup sehat dan produktif walaupun COVID-19 masih berdampingan dengan kita,” Wiku Adisasmito melanjutkan.

Selama COVID-19 masih 'berevolusi,' menurut Wiku, masyarakat juga harus ikut berevolusi. Masyarakat juga harus memahami adanya varian virus Corona yang juga terus beredar secara global, kemungkinan lonjakan masih dapat terjadi.

Dengan demikian, kelengkapan vaksinasi COVID-19 dan booster menjadi salah satu cara untuk menekan penularan virus Corona. Upaya ini turut membentuk kekebalan terhadap COVID-19.

“Artinya, kita harus melanjutkan tindakan pencegahan seperti memakai masker dan menjaga jarak. Pada saat yang sama, Pemerintah akan melakukan upaya terbaik untuk memvaksinasi sebanyak mungkin orang dan secepat mungkin,” terang Wiku.

"Dan selama COVID-19 masih ada dan beredar secara global, maka bisa melihat lonjakan infeksi secara berkala. Akan tetapi, jika COVID-19 berperilaku seperti virus lainnya, lonjakan ini akan mengecil seiring dengan waktu, karena sebagian besar populasi akan memiliki kekebalan, baik melalui vaksinasi atau infeksi sebelumnya."


Kunci Menuju Endemi

Suasana salah satu pusat berbelanjaan di Jakarta, Sabtu (12/9/2020). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta ritel modern dan mal agar tetap bisa beroperasi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di DKI yang mulai dilaksanakan 14 September 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penguatan protokol kesehatan menjadi salah satu kunci menuju endemi COVID-19. Hal itu sebagaimana disampaikan Anggota Bidang Pengkajian Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan.

"Penguatan protokol kesehatan merupakan salah satu kunci menuju endemi. Dengan demikian mari disiplin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," ujarnya dalam keterangan pada Juli 2022.

Berbagai upaya penguatan juga perlu dilakukan guna mengendalikan kasus COVID-19 di Indonesia.

"Untuk menuju endemi, persiapannya adalah dengan menekan jumlah kasus terkonfirmasi positif. Salah satunya, melalui vaksinasi, baik dosis primer dan juga dosis penguat atau booster," sambung Erlina.

Pemerintah daerah pun perlu meningkatkan cakupan vaksinasi dosis penguat atau booster di wilayah masing-masing. Evaluasi berkala mengenai target vaksinasi di wilayah masing-masing patut dilakukan pemerintah daerah.

"Sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi harus terus dioptimalkan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat," tutur Erlina.

"Evaluasi juga penting agar dapat diketahui, apakah target vaksinasi telah terlampaui. Jka belum, maka perlu menjadi prioritas utama sebagai salah satu kunci menuju endemi COVID-19."


Prokes dan Kejar Vaksinasi

Vaksinator menyuntikkan vaksin Sinovac kepada warga di area TPST Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/10/2021). 300 dosis vaksin perhari disiapkan untuk vaksinasi pertama maupun kedua bagi masyarakat dan komunitas pemulung di sekitar TPST Bantargebang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Terkait status endemi, Erlina Burhan kembali mengingatkan, bukan berarti COVID-19 sudah tidak ada atau menghilang. Penyakit akibat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih ada, namun kondisinya sudah jauh lebih terkendali.

"Untuk itu, tetap perlu menjalankan berbagai upaya kewaspadaan, strategi pencegahan, dan sistem pengendalian penularan yang tepat," lanjutnya.

Penguatan protokol kesehatan dan peningkatan cakupan vaksinasi diharapkan bisa mendukung upaya transisi dari pandemi menuju endemi. Terlebih, penguatan protokol kesehatan dan peningkatan cakupan vaksinasi juga diperlukan untuk mengantisipasi penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

"Perlu terus meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 hingga dosis penguat guna mendukung upaya transisi menuju endemi. Perlu juga tetap memakai masker jika berada di dalam ruangan, kendaraan umum, di tengah kerumunan atau jika sedang merasa sakit dan tidak enak badan," imbuh Erlina.

"Selain itu, perlu peningkatan surveilans genomik pada pasien COVID-19 bergejala sedang, berat, kritis atau meninggal."

Infografis Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Kamu Sudah Siap? (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya