Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, memastikan pihaknya akan menertibkan kawasan Rawa Malang, Cilincing, Jakarta Utara.
Hal tersebut berdasarkan desakan dari warga lantaran kawasan tersebut kerap menjadi tempat prostistusi. Hingga puncaknya terjadi kasus pemerkosaan remaja putri (13) yang dilakukan oleh anak di bawah umur rentang umur 14-11 tahun pada Kamis 1 September 2022 lalu.
Advertisement
"Pasti, pasti semua (lokalisasi) akan (ditertibkan)," ungkap Ariza usai menghadiri acara Musyawarah Nasional Komite Seni Budaya Nusantara di Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2022).
Dirinya mengatakan penertiban lokalisasi dalam jarak beberapa ratus meter dari Hutan Kota Rawa Malang sesegera mungkin akan dilakukan sesuai dengan laporan dari warga sekitar.
"Iya pasti (ditutup), sampaikan saja di mana, apa, bagaimana, kami pasti segera tutup," tutur Wagub DKI Ahmad Riza Patria.
Dia juga menegaskan, tidak memperkenankan adanya segala bentuk tempat yang dijadikan daerah prostitusi. Bahkan dengan alasan apapun tempat-tempat serupa dengan prostitusi pasti akan ditertibkan.
"Hingga saat ini pihak Satpol PP sudah diterjunkan untuk mengamankan di Hutan Kota agar tidak terjadi segala bentuk tindakan asusila," tandasnya.
"Ya memang ini menjadi tugas kita bersama, Jakarta yang cukup luas, sekalipun padat penduduknya, itu masih ada saja tempat-tempat yang dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik," sambung Ariza.
"Untuk itu, perlu kesadaran kita bersama seluruh warga Jakarta untuk menjaga warganya agar tidak terjadi lagi seperti itu (pemerkosaan)," tambah dia.
Lebih lanjut, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak jangan takut membuat laporan adanya segala bentuk tindakan porstitusi. Agar pemprov bisa mengambil tindakan untuk menutup kawasan tersebut.
"Silakan masyarakat, teman-teman media, sampaikan kepada kami apabila mengetahui ada tempat-tempat prostitusi di Jakarta, akan kami tutup. Semua sampaikan saja, kami akan tutup semua," tutup Riza.
Miris Remaja Putri Usia 13 Tahun Diperkosa 4 Orang
Miris sekaligus tersentak kala seorang remaja putri berumur 13 tahun harus menjadi korban persetubuhan oleh empat orang bocah usai di bawah umur 14 tahun. Kejadian tersebut bermula ketika sang Anak Baru Gede (ABG) perempuan menolak pernyataan cinta salah seorang dari empat pelaku di kawasan Hutan Kota pinggiran kota Jakarta Utara.
Sehari sebelum pemerkosaan itu terjadi, Mawar (bukan nama sebenarnya) sedang pulang sekolah di kawasan Cilincing, Jakarta Utara dengan berjalan kaki sore hari melalui Hutan Kota Rawa Malang, Jakarta Utara sebagai jalur alternatifnya. Remaja 13 tahun itu bertemu oleh salah satu Anak yang Berhubungan Hukum (ABH) di hutan kota tersebut.
"Salah satu ABH sudah kenal dengan korban," ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Febri Isman Jaya saat ditemui merdeka.com di Polres Jakarta Utara, Rabu 21 September 2022.
"Korban lewat taman kota itu, lalu dihampiri salah satu ABH, ABH bilang 'lu mau enggak jadi pacar gue' tapi korban tidak mau karena sudah punya pacar," ucap Febri sambil menirukan suara salah seorang ABH.
Sore hari awal September 2022, P mulai pulang dari sekolah menengah pertamanya dengan berjalan kaki. Ia memang biasa melalui akses Hutan Kota Rawa Malang sebagai jalur alternatif dari sekolah ke rumahnya, begitu pun sebaliknya.
Diketahui memang hutan kota tersebut terdapat tembok pembatas yang sudah jebol dikarenakan pelapukan oleh cuaca sehingga jadi jalur tidak resmi oleh warga sekitar. Dibutuhkan jarak sekitar 1,7 kilometer yang ditempuh Mawar untuk bisa sampai di rumahnya.
Di hari inilah terjadi pertemuan kedua kalinya antara Mawar dengan salah seorang ABH.
Seorang ABH yang cintanya sempat ditolak oleh remaja putri 13 tahun tersebut, memang mengetahui korban sering sekali melewati hutan kota sebagai jalur menuju ke rumahnya. Dirinya pun mengajak tiga teman lainnya yang senasib sudah putus sekolah semua.
"Si salah satu ABH yang cintanya ditolak bilang 'aku mau ketemu cewek tuh di sana' minta ditemani ke tiga temannya," ujar Febri.
Tanpa ada iming-iming, ketiga remaja pun datang ke hutan kota hingga akhirnya bertemu dengan korban.
Spontan, keempat ABH memaksa remaja putri yang sudah yatim piatu melakukan adegan layaknya orang dewasa tanpa ada perlawanan sedikit pun.
Kondisi hutan kota yang minim penerangan serta tembok sudah jebol membuat peristiwa memilukan itu tidak terdengar warga sekitar. Bahkan, petugas sekuriti yang pos penjagaan terletak tidak lebih dari 30 meter.
Advertisement
Korban Masih Bersekolah Keesokan Harinya
Selang sehari kejadian pemerkosaan, Mawar dikabarkan masih tetap bersekolah seperti biasa. Namun dalam benaknya masih terbayang-bayang peristiwa memilukan itu.
Guru Bimbingan Konseling Tingkat SMP yang juga mengajar di sekolah Mawar melihat tidak ada keanehan terhadapnya. Namun, ia mengaku sempat dilempari pertanyaan oleh Mawar terkait Hutan Kota Rawa Malang yang sering jadi lokasi kumpul-kumpul sepasang kekasih.
"Dia sempat cerita juga 'pak di hutan kota itu banyak orang pacaran'. Saya bilang kamu jangan pacaran. 'Enggak saya cuma main ke sana'," katanya saat berbincang dengan merdeka.com.
Sayangnya, guru tersebut hanya menganggap pertanyaan Mawar pertanyaan yang biasa saja. Ia baru mengetahui peristiwa memilukan itu setelah Mawar tidak masuk sekolah pada Selasa (6/9).
Kementrian ATR BPN Ungkap 30 Modus Baru Mafia Tanah Dalam 3 Bulan TerakhirDirinya mencoba mengkonfirmasi melalui salah seorang teman dekat korban.
"Saya panggil temen deketnya itu, dan sebelumnya Mawar ini memang curhat masalah (pemerkosaan) tersebut, dan saya baru tahu dari situ," kata guru BP ketika di wawancara.
Ia bahkan sempat menceritakan kondisi muridnya pasca kejadian pemerkosaan tersebut yang kebetulan pada hari Rabu 21 September 2022 sore hari tengah mengantarkan soal mata pelajaran.
Lesu, tidak ada senyum, serta rambut yang menutupi wajah malunya terlihat saat pertemuan dengannya.
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com