Liputan6.com, Jakarta - Merawat kulit perlu dilakukan sejak dini. Menurut dr. Affandi Sp.KK(K), akan bahaya jika tidak melakukan skinvestment sejak dini.
"Jika tidak melakukan skinvesment sejak dini, akan mengganggu dari sisi penampilan. Penampilan itu larinya akan ke kepercayaan diri,” kata dr. Affandi saat acara peluncuran Skinvestment Concept with Estetika Solutions di bilangan Jakarta Pusat, Minggu, 25 September 2022.
Baca Juga
Advertisement
Dalam konsep Skinvestment, pasien akan menginvestasikan waktu dan dana ke dalam rutinitas perawatan kulit. Tujuannya adalah mendapatkan kulit yang sehat, bercahaya, dan kenyal untuk jangka waktu lebih panjang melalui berbagai solusi estetika.
Konsep skinvestment ini merupakan rangkaian rencana. Perencana skinvestment akan berdiskusi dengan pasien untuk menyusun rangkaian perawatan estetika yang paling sesuai dengan kebutuhan kulit.
Demi melihat hasilnya, pasien dapat mengambil foto sebelum melakukan treatment, setelah berkonsultasi, dan mencoba perawatannya. Kemudian, mengambil lagi foto untuk membandingkannya.
Pasien akan menilai sendiri bagaimana perubahan yang dirasakan. Pihak klinik hanya akan memberi bukti berdasarkan pengalaman dari pasien lain.
Dr. Affandi menyebut penting mendapat diagnosis ahli dermatologi dalam menuntaskan permasalahan kulit. "Jika mendiagnosis sendiri, mencari obat sendiri, lalu beli produk tersebut secara online dan treatment sendiri, sedangkan tidak ada sumber terpercayanya, itu lebih berbahaya," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengidentifikasi beberapa masalah kulit, yang salah satunya merupakan perpaduan antara pandemi dan teknologi.
Kurang Tidur dapat Jadi Penyebab Jerawat
Menurut dr. Affandi, masalah jerawat pada remaja umumnya bisa ditangani satu sampai dua bulan. Setidaknya itu merujuk database yang dimiliki pihaknya.
Namun, tingkat keberhasilan itu juga tergantung dari kedisiplinan pasien. "Kita sebagai planner sudah menyarankan, sudah mengusulkan, dan menyusun treatment. Kalau pasien itu tidak disiplin, pasti tidak akan tercapai," katanya.
Di zaman sekarang yang banyak berinteraksi dengan teknologi seperti gawai, menurut dr. Affandi, paparan sinar biru dari perangkat tersebut secara langsung itu ada, tapi tidak besar. Justru yang dikhawatirkan adalah kombinasi pandemi dan teknologi, yakni ketertarikan pemakaian gawai akan menyebabkan kurang tidur.
"Memengaruhi gaya hidupnya, faktor yang memicu munculnya jerawat itu kurang tidur," ia menyambung.
Dr. Affandi mengungkap, kebutuhan tidur sebagai manusia itu minimal 7--8 jam, dengan golden time pukul 22 sampai pukul 5 pagi. "Jadi, saat pandemi, orang diam di rumah, semakin attach dengan gadget, akhirnya jam tidurnya berantakan," imbuhnya.
Advertisement
Memulai dari Perawatan Dasar
Tidak ada usia yang spesifik untuk memulai melakukan perawatan kulit."Kita membicarakan perawatan kulit terkait penampilan mungkin ada batas usia," ungkap dr. Affandi. Permasalahan kulit, kata dia, biasanya muncul saat pubertas.
"Kami sendiri menangani pasien dari bayi sampai dengan usia lanjut," katanya. Permasalahan kulit bayi contohnya ruam akibat pemakaian popok.
"Terkait penampilan, patokannya anak ini sudah bermasalah atau belum, paling gampang komedo misalnya, jerawatnya misalnya, sudah muncul atau belum. Itu gejala awal yang muncul saat usia pubertas," ungkap dr. Affandi.
Menurut dia, masa pubertas anak saat ini bergeser ke usia lebih muda. Jika pada angkatannya perempuan menstruasi di usia 17 tahun, anak sekarang banyak yang sudah menstruasi di usia 10 tahun. Ketika memasuki fase itu si anak mengalami masalah kulit, ia menyarankan di titik itulah anak harus mulai perawatan.
"Jangan menunda nanti, kalau memang sembilan tahun sudah berjerawat, ya harus dirawat sebetulnya," tambahnya.
Dia juga mengatakan perawatan dasar tetap harus dijalani meski si anak tidak berjerawat. Langkah sederhana dimulai dengan mencuci wajah dengan sabun muka. "Facial wash yang sesuai untuk anak-anak. Dengan cleansing juga boleh kalau dia mau lebih bagus lagi," tuturnya.
Lebih optimal lagi, ia menyarankan menggunakan sunscreen. "Sunscreen ini sebenarnya wajib, jika bertanya, 'Ini kan masih kecil?' Sunscreen untuk bayi itu ada lho," katanya.
Perawatan bagi Pemula
Yang terpenting, pemakaian produk harus dipilih secermat mungkin. "Kita harus tahu dulu ini diproduksi oleh siapa, sumbernya dari mana, tokonya di mana, kan kredibilitas itu penting karena menyangkut kondisi kulit kita, jadi harus dipastikan produk itu aman," ujarnya.
Bagi pemula yang baru akan merawat kulit, hal terpenting yang harus dimiliki adalah kesadaran dan konsistensi. "Adanya kesadaran bahwa perawatan kulit itu penting. Kalau kulitnya sehat, yang akan bahagia dirinya sendiri, bukan orang lain," imbuhnya.
Saat kulit sudah sehat, dr. Affandi mengatakan jangan menyebutnya ketergantungan karena terus melakukan perawatan. "Kita harus konsisten, ini bukan ketergantungan, ini kebutuhan," katanya.
"Anda harus rawat terus selama Anda ingin kulitnya sehat, jadi bukan usia patokannya. Kalau sudah tidak ingin, silakan berhenti," ujarnya. "Jika berhenti, nanti pelan-pelan akan turun kondisi kulitnya, seiring penambahan usia kita."
"Kami sangat tahu, teenager itu malas pakai treatment yang banyak. Maka, kami menghadirkan krim yang praktis, dapat digunakan siang dan malam," ujar dr. Affandi selaku penggagas Klinik Estetika dr. Affandi. "Siang sepulang sekolah dan malam satu jam sebelum tidur. Jadi hanya satu item, dipakai sehari dua kali," sambungnya.
"Untuk remaja, (biaya perawatan kulit) kemungkinan sekitar Rp600 ribu sampai Rp700 ribu. Itu untuk penggunaan sekitar dua bulan. Dengan sekitar Rp700 ribu itu sudah konsultasi dengan dokter, sudah mendapatkan produk perawatan," ucapnya.
Advertisement