Teknologi Augmented Reality Grup WIR Ramaikan IFSC Climbing World Cup 2022

Anak perusahaan Grup WIR, AR&Co menghadirkan permainan berteknologi Augmented Reality.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 26 Sep 2022, 10:05 WIB
Media gathering grup WIR, Senin (19/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Gagas YP)

Liputan6.com, Jakarta - PT WIR Asia Tbk (Grup WIR) perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality dan Virtual Reality di Asia Tenggara turut meramaikan Kejuaraan Panjat Tebing Dunia IFSC Climbing World Cup 2022 yang diselenggarakan di Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta pada 24 - 26 September 2022. 

Dalam pentas tahunan federasi panjat tebing dunia ini Grup WIR mengusung teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality yang dikemas dalam wujud permainan interaktif yang immersive.  

Di ajang bergengsi ini, anak perusahaan Grup WIR, AR&Co  menghadirkan permainan berteknologi Augmented Reality bertemakan Scream Climbing Wall yang memberikan tantangan dan sensasi panjat tebing dengan teknologi AR. 

Chief Sales & Marketing Grup WIR, Gupta Sitorus menjelaskan, dalam tantangan ini pengunjung diminta untuk berteriak sekeras-kerasnya untuk mendapatkan tampilan virtual unik dengan gambaran seorang pemanjat tebing yang sedang bersusah payah menggapai puncak dengan jersey khas atlet panjat tebing.

“Kami berharap game berteknologi AR yang kami tampilkan akan memberikan pengalaman yang imersif dan impresif bagi pengunjung maupun peserta yang hadir selama kejuaraan berlangsung dan menjadi gimmick yang menarik bagi pengunjung untuk hadir menyaksikan kejuaraan ini,” ujar Gupta, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (26/9/2022). 

AR&Co juga menghadirkan Catch the Coin Games, permainan  berbasis teknologi AR lainnya yang interaktif, dimana pengunjung diharuskan menangkap sejumlah coin yang jatuh secara virtual di layar dengan menggunakan teknologi motion sensor


Gandeng Jababeka Kembangkan KEK Morotai

PT WIR Asia Tbk (WIRG) gandeng PT Jababeka Tbk mengembangkan teknologi digital di KEK Morota, Maluku Utara (Foto: istimewa)

Sebelumnya, PT WIR Asia Tbk (Grup WIR) perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI) bekerja sama dengan PT Jababeka Tbk melalui salah satu anak usahanya, yakni PT Jababeka Morotai. 

Kerjasama ini terkait rencana pengembangan teknologi digital terutama realitas virtual atau metaverse di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai Pulau Morotai, Maluku Utara.

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Jababeka Morotai dan PT WIR Asia Tbk, tentang Pengembangan Teknologi Metaverse dilakukan oleh Direktur Utama PT Jababeka Morotai, Basuri Tjahaja Purnama dan Direktur PT Jababeka Morotai, Setiawan Mardjuki dengan, Chief Sales & Marketing Officer Grup WIR, Gupta Sitorus di Board of Directors Room, lantai 25, Menara Batavia Jakarta Pusat.

Rencananya, melalui kerja sama ini, kedua belah pihak akan mengembangkan implementasi teknologi digital yang diciptakan Grup WIR sebagai “Metaverse Indonesia" dan layanan lainnya untuk mengembangkan potensi keindahan alam dan resort yang ada di KEK Morotai.

Basuri Tjahaja Purnama menyampaikan apresiasi kepada Grup WIR yang telah membuka ruang kerja sama bagi PT Jababeka Morotai.

“MoU ini cukup penting, karena jika kerja sama ini bisa dilakukan dengan baik, ini akan jadi terobosan untuk mempercepat digitalisasi di Pulau Morotai sekaligus sebagai persembahan kami bagi masyarakat Morotai agar bisa mengenal dunia metaverse dengan lebih dekat," ungkap Basuri, dalam keterangan tertulis, Senin (19/9/2022). 

 

 


KEK Morotai

Jababeka Morotai selaku pengembang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai menyelenggarakan pameran lukisan bertema ART Exhibition: Wanderlust Indonesia.

PT Jababeka Morotai merupakan badan usaha pembangun dan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai yang bergerak di bidang pariwisata, industri, logistik dan pengolahan ekspor di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. 

KEK Morotai memiliki keunggulan geo strategis, historis dan wisata bahari dengan keindahan pantai dan bawah laut yang mempesona.

Gupta Sitorus menerangkan pihaknya telah berbicara dengan PT Jababeka mengenai rencana kerja sama yang akan dilakukan ke depannya. 

“WIR Group dan PT Jababeka Morotai memiliki kesamaan visi yakni ingin mengembangkan digitalisasi industri khususnya dunia metaverse di masyarakat Morotai,” ujar Gupta. 

Gupta berharap penandatanganan MoU ini akan menjadi titik awal dari kolaborasi Grup WIR dan Jababeka untuk bersama-sama mengeksplorasi potensi pengembangan bisnis Jababeka dalam metaverse.

"Kami harap, semua yang dihasilkan dari kerja sama ini akan merupakan kontribusi yang positif bagi Jababeka, baik dari sisi citra Jababeka sebagai sebuah perusahaan maupun dari sisi komersial," pungkas Gupta. 

 


Menilik Perkembangan Metaverse pada Masa Depan

Ilustrasi metaverse. (Pexels.com/Alexandr Podvalny)

Sebelumnya, PT WIR Asia Tbk (Grup WIR) perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI), memberikan pandangannya terkait perkembangan metaverse di masa yang akan datang. 

Direktur Utama Grup WIR, Michel Budi Wirjatmo mengatakan ke depan teknologi metaverse akan menggabungkan antara dunia nyata dan juga dunia digital. 

"Dengan teknologi Augmented Reality (AR) kita bisa tetap beraktivitas di dunia nyata tetapi bisa digabungkan dengan dunia virtual. Berbeda dengan metaverse yang saat ini digunakan dengan alat Virtual Reality yang fokus pada dunia digital," ujar Michel dalam acara Media Gathering di Jakarta, Senin (19/9/2022). 

Michel juga menjelaskan perbedaan dari kedua alat penopang metaverse yaitu VR dan AR. Secara bentuk, VR merupakan kacamata tertutup yang di mana pengguna akan dibawa masuk ke dunia digital. 

Sedangkan teknologi AR secara bentuk seperti kacamata terbuka yang umum dipakai orang untuk kegiatan sehari-hari. Sehingga ketika menggunakan kacamata AR masyarakat masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa. 

"Dengan AR kita masih bisa beraktivitas seperti bisa. Misalnya, jalan-jalan ke pasar. Jadi kita membawa dunia digital ke dalam dunia nyata sehari-hari kita," jelas Michel. 

Meskipun begitu baik VR atau AR menurut Michel keduanya tak bisa dipisahkan, melainkan harus saling terintegrasi.


Evolusi Teknologi dan Komunikasi

Ilustrasi metaverse. (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Adapun Michel menuturkan kemunculan VR dan AR merupakan salah satu bagian dari evolusi teknologi yang awalnya memiliki frame atau bingkai hingga frameless atau tidak berbingkai. 

"Manusai pada zaman dulu tidak menonton televisi, artinya saat itu frameless. Kemudian TV ditemukan, manusia menonton TV yang berbingkai. Makin lama frame TV semakin kecil. Begitu juga dengan VR yg memiliki frame besar, berubah menjadi AR yang lebih kecil, hingga nanti suatu saat berubah hanya berupa lensa," tutur Michel. 

Selain itu, adanya teknologi AR dan VR juga mengubah cara komunikasi manusia yang mulanya menggunakan surat tertulis menjadi Avatar tiga dimensi yang lebih ekspresif. 

Berikan Pengalaman Imersif

Chief Metaverse Officer Grup WIR dan CEO Nusameta, Stephen Ng, mengungkapkan  teknologi VR dan AR memberikan pengalaman baru dan menyeluruh bagi masyarakat. 

"Teknologi ini banyak digunakan perusahaan atau merek-merek besar sebagai salah satu strategi meningkatkan penjualan. Bahkan beberapa perusahaan menggunakan untuk kebutuhan edukasi," ungkap Stephen.

Dengan adanya berbagai teknologi ini, masyarakat dapat dengan mudah untuk mulai memasuki dunia metaverse secara nyata dan mulai merasakan pengalaman unik yang imersif, menggali berbagai potensi dan memperoleh berbagai benefit.

 

 

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya