Bursa Saham Asia Tersungkur, Indeks Nikkei hingga Kospi Anjlok 2 Persen

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Senin, 26 September 2022 imbas sentimen negatif.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Sep 2022, 09:06 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik turun tajam pada Senin (26/9/2022) seiring sentimen negatif terus membebani saham.

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 2,19 persen pada  awal perdagangan, dan Topix tergelincir 2 persen. Indeks Kospi Korea Selatan kehilangan 2,3 persen dan indeks Kosdaq merosot 2,97 persen.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 1,94 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,19 persen.

Komite kebijakan moneter Reserve Bank of India dijadwalkan untuk pertemuan akhir pekan ini, dan China diperkirakan merilis data aktivitas pabrik pada akhir minggu.

Onewo, anak perusahaan pengembang properti China Vanke, juga akan memulai debutnya di bursa saham Hong Kong minggu ini.

Yen Jepang melemah terhadap dolar AS di perdagangan pagi Asia, berada di 143,60. Yuan China melemah menjadi 7,1475 per dolar AS.

Won Korea Selatan berada pada level terlemahnya sejak 2009, diperdagangkan pada 1,423 melawan greenback. Sementara itu, dolar Australia, sedikit menguat menjadi 0,6532.

Menjelang minggu terakhir perdagangan September, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun sekitar 6 persen pada bulan tersebut, sedangkan Nasdaq alami kerugian 8 persen.

Baik indeks Dow Jones dan S&P sekarang masing-masing berada di  1,2 persen dan 1,6 persen, di atas posisi terendah sejak pertengahan Juni. Indeks Nasdaq berada 2,9 persen di atas level terendahnya.

 


Penutupan Bursa Saham Asia pada 23 September 2022

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Jumat, 23 September 2022 seiring investor mencerna keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang agresif dongkrak suku bunga.

Di Australia, indeks ASX 200 turun ke level terendah sejak Juli 2022. Indeks ASX 200 melemah 1,87 persen ke posisi 6.574,70. Indeks Korea Selatan Kospi tersungkur 1,81 persen ke posisi 2.290.

Indeks Hong Kong Hang Seng turun 0,85 persen. Bursa saham China juga tertekan. Indeks Shanghai terpangkas 0,66 persen ke posisi 3.088,25. Indeks Shenzhen susut 0,972 persen ke posisi 11.006,41.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 1,35 persen. Bursa saham Jepang libur.

Di sisi lain, inflasi di Malaysia sesuai harapan. Indeks harga konsumen Singapura naik lebih dari yang diharapkan. Indeks Singapura Straits Times melemah 1,14 persen.

Di wall street, indeks acuan alami koreksi pada hari ketiga berturut-turut seiring kekhawatiran resesi menyusul kenaikan suku bunga the Fed 75 basis poin. Indeks S&P 500 melemah 0,8 persen ke posisi 3.757,99. Indeks Nasdaq merosot 1,4 persen ke posisi 11.066,81. Indeks Dow Jones susut 107,10 poin atau 0,3 persen ke posisi 30.076,68.


Penutupan Wall Street pada 23 September 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Jumat, 23 September 2022. Koreksi wall street mendorong tekanan terhadap kinerja mingguan di pasar keuangan seiring lonjakan suku bunga dan gejolak mata uang asing meningkatkan kekhawatiran resesi global.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tersungkur 486,27 poin atau 1,62 persen menjadi 29.590,41. Indeks S&P 500 susut 1,72 persen menjadi 3.693,23. Indeks Nasdaq merosot 1,8 persen menjadi 10.867,93.

Indeks Dow Jones mencatat posisi ke level terendah baru pada 2022 dan ditutup di bawah 30.000 untuk pertama kalinya sejak 17 Juni 2022. Indeks Dow Jones akhiri perdagangan 19,9 persen di bawah rekor intraday.Pada satu titik, indeks Dow Jones sempat turun lebih dari 826 poin.

Rata-rata indeks acuan ditutup di wilayah negatif dalam lima minggu dengan indeks Dow Jones susut 4 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 4,65 persen dan 5,07 persen.

Ini menunjukkan empat sesi perdagangan berturut-turut melemah seiring bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada Rabu, 21 September 2022 menaikkan suku bunga acuan. The Fed juga mengindikasikan akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan November 2022.

 

 


Selanjutnya

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

“Pasar telah bertransisi dengan jelas dan cepat dari kekhawatiran inflasi menjadi kekhawatiran atas kampanye agresif the Federal Reserve,” ujar Quincy Krosby dari LPL Financial.

Ia menambahkan, imbal hasil obligasi naik ke level tertinggi yang belum pernah dlihat selama bertahun-tahun.

"Ini mengubah pola pikir tentang bagaimana the Fed mencapai stabilitas harga tanpa ada yang melanggar,” ujar dia.

Di sisi lain, Pound Inggris mencapai level terendah baru lebih dari tiga dekade terhadap dolar AS setelah rencana ekonomi baru Inggirs yang mencakup pemotongan pajak guncangkan pasar. Ini mengkhawatirkan inflasi di atas segalanya saat ini. Bursa saham Eropa turun dua persen pada Jumat, 23 September 2022.

"Ini adalah kekacauan makro global yang coba diselesaikan oleh pasar,” ujar Krosby.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya