Wamendag Pede Neraca Perdagangan 2022 Bakal Pecahkan Rekor 15 Tahun Terakhir

Pada akhir tahun 2022 ini, neraca perdagangan Indonesia akan mengalahkan rekor capaian selama 15 tahun.

oleh Arief Rahman H diperbarui 26 Sep 2022, 11:00 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan akan terus mencatatkan hal positif. Bahkan, ia semakin percaya diri pada akhir tahun 2022 ini, neraca perdagangan Indonesia akan mengalahkan rekor capaian selama 15 tahun.

Capaian Januari-Agustus 2022 yang tercatat surplus neraca perdagangan USD 34,92 miliar jadi alasan pernyataannya itu. Sementara, surplus di pada 2021 sebesar USD 35,34 miliar, untuk periode satu tahun.

"Saya yakin sekali bahwa akhir Desember 2022, kita menutup tahun 2022 ini mengalahkan rekor neraca perdagangan tahun lalu," katanya kepada wartawan di Gedung Kementerian Perdagangan, ditulis Senin (26/9/2022).

"Karena saya ingat betul Desember tahun lalu itu angkanya USD 35,34 miliar, itu tertinggi selama 15 tahun terakhir. Sekarang sudah USD 34 miliar, ini sudah pasti naik, bulan Oktober, November, Desember, dan itu akan melebih yang USD 35 miliar kemarin. Jadi kita akan lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sudah lebih tinggi 15 tahun terakhir," tambah dia.

Kendati begitu, surplus neraca perdagangan ini bukan hanya peran dari Kemendag. Tapi, melibatkan seluruh kementerian dan lembaga yang ada.

"Ini arahan pak presiden juga bagaimana mencapai neraca perdagangan yang surplus. Dan itu kita jalankan kita penuhi dan InsyaAllah itu akan semakin meningkat," ujar dia.

Jerry mengungkap, salah satu yang bisa pengaruhi neraca perdagangan adalah adanya kerja sama ekonomi komprehensif dengan sejumlah negara. Setidaknya, hingga saat ini, Kemendag telah menyelesaikan 26 perjanjian serupa.

Bahkan, guna meningkatkan pendapatan dan memperluas potensi, pemerintah berencana menyasar pasar-pasar non konvensional. Misalnya, negara di benua Afrika maupun di Amerika Latin.

 

 


Neraca Perdagangan Surplus

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkap neraca perdagangan mengalami surplus untuk periode Januar-Agustus 2022. Ini jadi salah satu capaian ciamik yang terjadi di masa pimpinannya.

Mendag Zulkifli mengklaim dalam masa jabatannya ini neraca perdagangan berhasil surplus sebesar USD 34,92 miliar. Ini capaian untuk periode Januari-Agustus 2022.

Dari sisi ekspor pun menorehkan peningkatan cukup baik, pada Januari-Agustus 2022, tercatat sebesar USD 194,60 miliar. Ini meningkat sebesar 35,42 persen dari periode yang sama di tahun 2021.

Keberhasilan turut didukung dengan adanya perjanjian ekonomi komprehensif (CEPA) antara Indonesia dengan beberapa negara. Diantaranya IUAE-CEPA, IK-CEPA, Pengesahan UU RCEP, dan Misi Dagang India.

"(Perjanjian dagang) ASEAN sudah semua, kita tahun depan kita ratifikasi, ASEAN, Tiongkok, Korea Selaatan, sudah elesai. Satu lagi Indonesia Korea- CEPA juga dan IUAE-CEPA sudah selesai untuk memudahkan (tarif bea masuk) dari 25 persen ke 0 persen," terangnya.

"Karenanya kita berusaha lirik hub baru, UAE saya sudah tandatangan dengan Presiden kita dan Predien Muhammad bin Zayed, Indonesia cepa sudah di SPR. Kalau melalaui UAE termasuk perhiasan perak semua tax nya free, sudah nol. Dari UAE bisa menyasar ke Timer Tengah, Afrika, bisa ke Eropa Timur, selain kita juga garap satu persatu," tambahnya.

 


Mendag Zulkifli Hasan Klaim Berhasil Turunkan Harga Bahan Pokok

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Neraca perdagangan Indonesia diproyeksi masih akan mencatatkan surplus yang tinggi pada Maret 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membagikan sejumlah capaian kerjanya setelah 100 hari menjabat. Setidaknya ada 4 poin capaian yang diklaim sebagai keberhasilan kinerjanya.

Diantaranya, stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pokok, aspek pengawasan dan penindakan, neraca surplus dan peningkatan ekspor, serta perolehan integritas Kementerian Perdagangan. 4 hal ini, jadi fokus Mendag Zulkifli Hasan saat menjabat.

Misalnya, terkait harga minyak goreng, ia mengaku berhasil menurunkan harga minyak goreng dengan rata-rata Rp 13.800 per liter. Ini melewati target dari HET sebesar Rp 14.000 perliter dari sebelumnya Rp 16.400 per liter.

Keberhasilan ini diklaim Mendag Zukifli berkat peran dari disalurkannya minyak goreng kemasan sederhana Minyakita. Secara persentasi, tingkat keberhasilannya mencapai 101,44 persen.

"Sekarang rata-rata sudah Rp 13.000 (per liter) tapi yang (merek) Minyakita. Ada yang branded, ada mereknya, tapi itu ikut turun, ada yang dipatok. Kalau di Jawa Rp 13.000-an ada yang Rp 13.500, rata-rata Rp 13.800. 21 september turun 15,26 persen dibanding 15 juni saat pertama saya menjabat, dan berhasil mendistribusikan minyak goreng ke seluruh Indonesia baru 33 provinsi, termasuk NTT dan papua,"tuturnya dalam 100 Hari Kinerja Kemendag, di Kantor Kementerian Perdagangan, Minggu (25/9/2022).

 


Harga Bahan Pokok

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga bahan pokok juga dinilai mengalami penurunan. Misalnya harga daging sapi yang semula Rp 150.000 per kilogram, berangaur turun ke Rp 120.000 per kilogram. Harga telur ayam dari semula diatas Rp 30.000 per kilogram menjado Rp 27.000 per kilogram.

Dari sisi pengawasan dan penindakan, Mendag Zulkifli mengkalaim berhasil melakukan 3 penindakan. Yakni, penyegelan tergadap produk baja yang tak sesuai standar nasional indonesia (SNI) senilai Rp 41,68 miliar. Kemudiam, pemusnahan 750 bal pakaiam bekas impor senikao Rp 8,5 miliar, dan inspeksi produk hewani eks impor pelanggar aturan senilai Rp 120,5 miliar.

"Industri baja, banyak yang palsu tak SNI bisa rubuh ini kalau dipakai dan tidak sedikit sekali, kita berhasil nyita 3.000 ton, satu lap bola. Krakatau (PT Krakatau Steel) itu sampai datang sampai nulis, harusnya gini ngaturnya, kalau enggak, perusahaan kita bisa bubar. Kan konsumen gak tau, asal mirip ya dibeli," ujarnya.

Infografis Prediksi Perekonomian 60 Negara Bakal Ambruk. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya