Buku Literasi Digital Ramah Anak, Upaya Kreatif Memerangi Disinformasi Sejak Dini

Buku ilustrasi menjadi salah satu cara mengedukasi anak mengenai literasi digital

oleh Hani Safanja diperbarui 27 Sep 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi membaca buku bersama anak. (dok. Olia danilevich/Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Elise Gravel, penulis cerita anak asal Kanada, meluncurkan buku barunya dengan judul “Killer Underwear Invasion” yang bercerita mengenai berita palsu, disinformasi, dan literasi digital kepada anak-anak. 

Di dalamnya, karakter yang dibuat Gravel menjelaskan berita palsu melalui contoh nyata di sepanjang sejarah, seperti "Great Moon Hoax" tahun 1835 oleh New York Sun, yang mencoba meyakinkan pembaca bahwa unicorn, berang-berang berkaki dua, dan makhluk mirip kelelawar telah ditemukan di bulan.

Melalui buku ini, pembaca muda diajari bagaimana menemukan konten yang menyesatkan dan betapa pentingnya bagi kita semua, bahkan yang muda, untuk mengetahui kapan kita terlibat dengan informasi yang kredibel secara online.

Ilustrasi karakter dan penyajian yang informatif dalam buku ini merupakan alat untuk memerangi berita palsu dan memberikan fakta serta kebenaran dengan kalimat yang mudah dimengerti. 

Selain dari peran pemerintah dan industri teknologi dalam mencegah penyebaran disinformasi, solusi termudah yang dapat dilakukan adalah melalui penekanan pada berita yang lebih kuat dan literasi media di kalangan masyarakat umum. Literasi media didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan media dalam berbagai bentuk.

Untuk itu, solusi ini berupa peningkatan kemampuan seseorang untuk menentukan kredibilitas berita dan informasi lainnya. 

 


Konsep Bias Konfirmasi

Dilansir dari Mashable SE Asia, Kampanye yang dilakukan oleh Gravel melalui bukunya bertujuan untuk melawan masalah ketidakpercayaan yang ditujukan pada outlet berita besar dan momen viral di internet. Buku ini memperkenalkan anak-anak pada konsep bias konfirmasi, bahaya teori konspirasi, dan seluk beluk jurnalisme dasar yang diakhiri dengan panduan pengantar untuk memeriksa fakta dari sumber yang diperoleh dan menemukan media berita yang dapat diandalkan.

Penyebaran disinformasi tentunya akan berdampak kepada konsumen berita, pembuat konten, dan orang yang membagikannya di media sosial mereka.

Tetapi, anak-anak di masa kini yang sudah terpapar media digital juga turut berpotensi terkena dampak dalam memandang lingkungan digital mereka. Oleh karena itu, buku ini menjadi salah satu contoh dari upaya untuk mengenalkan, mengedukasi, dan memerangi penyebaran disinformasi sejak dini yang dapat diajarkan oleh orangtua sebagai pengguna internet yang bertanggungjawab. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya