Dari Warna hingga Inspirasi Motif, Ini 4 Ciri Khas Batik Pekalongan

Berikut ciri batik Pekalongan yang paling menonjol.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 27 Sep 2022, 18:00 WIB
Museum Batik, Pekalongan. (sabinebolk/Instagram)

Liputan6.com, Pekalongan - Batik selalu memiliki motif dengan filosofi yang mendalam. Konon, setiap motif menggambarkan status sosial dalam masyarakat.

Bahkan zaman dahulu, memakai batik hanya diperuntukkan bagi mereka kaum bangsawan atau kerajaan. Namun seiring berkembangnya zaman, batik kini bisa digunakan oleh semua kalangan tanpa melihat ras, budaya, dan agama.

Memakai batik kini tak lagi dianggap kuno. Saat ini, batik telah menjadi ikon fesyen baru yang dikemas dalam berbagai bentuk, seperti pakaian, tas, syal, dan lain-lain.

Hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk menjaga warisan budaya Indonesia agar tetap hidup. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan ciri khasnya masing-masing, tak terkecuali Pekalongan.

Dijuluki sebagai Kota Batik, berikut ciri batik Pekalongan yang paling menonjol:

1. Identik dengan warna cerah

Warna menjadi salah satu unsur yang paling menonjol dari selembar batik. Batik Pekalongan identik memiliki warna cerah dan 'nyentrik' di setiap lembar kainnya.

Beberapa warna umum yang sering dijumpai dari hasil perajin batik Pekalongan, yakni merah muda, salem, biru, hijua, kuning, dan jingga. Warna-warna ini memberikan kesan ketenangan dalam diri si pemakai.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Elemen Garis

2. Elemen garis

Desain motif batik pekalongan biasanya identik dengan elemen garis. Elemen ini membuat desain kain batik terlihat lebih padat, ramai, dan lebih hidup.

Garis-garis ini biasanya akan menghasilkan corak seperti bunga-bunga kecil dan dedaunan yang tampak lebih nyata dan hidup. Menambahkan banyak elemen titik dan garis juga membuat pola batik seakan saling berhubungan satu sala lain.

3. Motif jlamprang

Selain memiliki elemen garis-garis yang tegas, motif batik Pekalongan juga identik dengan titik-titik simetris atau disebut motif jlamprang. Hal ini membuat kebanyakan kain batik Pekalongan terlihat memiliki desain 3 dimensi.

Motif Jlamprang ini juga terbilang mahal karena proses pembuatannya yang sulit dan dilakukan secara manual.

4. Terinspirasi dari flora dan fauna

Mengutip dari laman indonesiakaya.com, setiap motif batik Pekalongan mengandung filosofi keindahan flora dan fauna Indonesia. Saat masa kependudukan Jepang, motif batik ini identik dengan motif layaknya kimono Jepang.

Pada 1960-an, motif peristiwa alam mulai berkembang, salah satunya tsunami. Tak hanya itu, batik Pekalongan juga mendapat pengaruh dari budaya India, Tiongkok, dan Arab.

Motif fauna pada batik Pekalongan biasanya berasal dari mitologi Tiongkok. Salah satu yang paling banyak ditemui adalah elemen burung phoenix dan naga di setiap desain baju.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya