Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang memiliki kebiasaan menahan perut dalam waktu lama demi mendapat tampilan perut rata sehingga tubuh terlihat lebih ramping. Namun, kebiasaan yang kerap dilakukan oleh wanita dan pria itu bisa berdampak pada kesehatan.
"Kita ingin terlihat fit, kita ingin terlihat sehat, jadi kita ingin mempunyai perut rata," ujar praktisi chiropractic di Medina Hospital, Ohio, Adam Browning.
Advertisement
"Ketika melakukannya terlalu sering, Anda akan mengalami kondisi ketika anatomi tubuh berubah," lanjutnya.
Kebiasaan ini dikenal dengan nama sindrom jam pasir atau hourglass syndrome, yaitu akibat dari gerakan mengencangkan atau menahan perut ke dalam secara terus-menerus. Umumnya hal ini biasa dilakukan orang-orang untuk membuatnya terlihat lebih kurus.
Pakar memperingatkan masyarakat mengenai sisi negatif dari kebiasaan ini. Menurut para pakar, kebiasaan menahan perut tak akan membuat Anda memiliki bentuk tubuh indah layaknya jam pasir meskipun dinamai demikian.
“Mencengkeram perut merupakan proses mengontraksikan otot-otot perut bagian atas secara berulang dan terus-menerus untuk menarik perut ke atas dan ke dalam,” ujar Browning.
“Hal ini dapat mengubah pola pergerakan otot perut yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang disebut sindrom jam pasir.”
Ketika otot perut bagian atas mengencang, otot perut bagian bawah menjadi lemah dan kurang digunakan. Meskipun dampaknya tidak mematikan, Browning mencatat bahwa hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius.
Browning menjelaskan, individu yang mengencangkan perutnya (stomach gripping) dapat mengalami masalah pernapasan dan panggul, serta leher dan punggung, dilansir dari Today.
Pengaruhi Napas dan Otot Panggul
Karena diafragma sangat penting untuk bernapas, mengganggu fungsi alaminya dengan membuatnya bergerak ke atas alih-alih ke bawah dapat mempengaruhi seberapa dalam napas yang diambil, serta menyisakan lebih sedikit ruang untuk tulang rusuk dan paru-paru untuk mengembang.
Otot-otot panggul juga dapat terpengaruh dan melemah sehingga menyebabkan kebocoran urin saat tertawa, batuk, maupun bersin, dilansir dari Cleveland Clinic.
Efek samping lainnya yang didokumentasikan oleh seorang TikToker yaitu perut di bawah tulang rusuk yang melekuk ke dalam.
Awal tahun ini, seorang TikToker yang aktif mengampanyekan mengenai citra tubuh positif, Nikki Garza, bercerita melalui sebuah video mengenai bagaimana rasanya hidup dengan kondisi tersebut. Ia berkata bahwa kebiasaan mencengkeram pertu merupakan dampak dari budaya diet turun temurun.
“Nenek saya menyuruh saya untuk mengencangkan perut ketika saya berumur 8 tahun. Sejak saat itu saya tidak dapat bernapas dengan nyaman,” tulisnya pada keterangan di video viralnya.
Advertisement
Bukan Pilihan Sehat
Asisten profesor klinis terapi fisik di University of Michigan-Flint, Julie Wiebe mengatakan, alih-alih sindrom, kebiasaan itu adalah "kejatuhan" dari orang-orang yang mencoba terus-menerus menahan perut mereka. Meski demikian, konsekuensi kesehatan dari kebiasaan itu nyata adanya.
"Generasi usia 30-an ini adalah yang pertama yang benar-benar tumbuh dengan gagasan bahwa kita harus menjaga semuanya tetap kencang sepanjang waktu. Tapi itu bulkanlah pilihan yang sehat untuk terus-menerus menahan (perut)," ujar Julie.
Untungnya, jika Anda merupakan salah satu individu yang termasuk dalam pencengkeram perut (stomach gripper) kronis, Anda dapat melepas kebiasaan tersebut melalui latihan sederhana, misalnya dengan berusaha untuk tidak mengencangkan perut Anda.
Dapat Diperbaiki
Banyak orang khawatir bahwa kondisi itu tidak dapat diubah, tetapi itu tidak benar menurut Wiebe.
"Ini benar-benar sesuatu yang dapat diubah, tetapi hanya jika Anda mengubah strategi Anda," katanya. “Tubuh kita sangat tangguh. Tubuh kita bisa belajar bagaimana melakukannya dan bisa melupakannya.”
Pertama, Anda harus mengakui bahwa Anda manahan perut dan percaya ada cara lain, saran kedua ahli.
Cobalah latihan pernapasan perut. Rasakan perbedaan antara kualitas napas saat Anda menekan perut dengan kencang dan saat Anda membiarkannya melunak.
Ingatlah bahwa tulang belakang memiliki lekukan alami sehingga normal untuk memiliki sedikit perut yang menonjol ke depan, kata Browning.
Browning juga menyarankan untuk belajar bernapas dengan benar dan dalam, serta berkunjung ke fisioterapis untuk membantu menargetkan otot yang melemah melalui latihan. (Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement