Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap capaian ekspor Indonesia di Agustus 2022 merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah. Diketahui, nilai ekspor mencapai USD 27,9 Miliar.
Angka ini juga sekaligus meningkat 9,1 persen dari torehan Juli 2022. Menkeu Sri Mulyani memandang kenaikan ini jadi hal yang membanggakan.
Advertisement
"Kinerja ekonomi Indonesia didorong oleh sektor eksternal kita dengan baik. Ekspor sekali lagi membukukan kenaikan yang cukup impresif. Kita lihat di bulan Agustus bahkan mencapai USD 27,9 miliar. Ini tertinggi dalam sejarah kita. Itu artinya dibandingkan bulan lalu, ekspornya tumbuh 9,1 persen," terang dia dalam Konferensi Pers APBN KITA, Senin (26/9/2022).
Jika dihitung secara tahunan (year on year/yoy) ekspor Indonesia tumbuh 30,15 persen. Sementara, jika dihitung dari Januari hingga Agustus 2022 pertumbuhannya mencatatkan 35,42 persen.
"Jadi pertumbuhannya double digit, diatas 30 persen, baik dihitung yoy, dari tahunan, atau Januari-Agustus 2022," ujarnya.
Dari sisi impor, juga mengalami kenaikan dengan catatan USD 22,15 miliar atau tumbuh 3,77 persen dari Juli 2022. Secara tahunan tumbuh 32,81 persen, dan Januari-Agustus 2022 sebesar 29,84 persen.
"Impor ini didominasi oleh barang-barang material bahan baku dan barang modal untuk produksi serta impor BBM. karena kebutuhan BBM kita naik dan impor BBM cukup tinggi," terangnya.
Neraca Perdagangan
Lebih lanjut, dengan torehan ekspor yang cukup kuat, dibandingkan dengan impor yang juga tumbuh, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkam surplus. Angkanya mencapai USD 5,76 Miliar di Agustus 2022, dimana angka ini juga lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
"Tren surplus bulanan ini berlangsung sudah 28 bulan. Artinya kita sudah mempertahankan neraca perdagangan surplus sampai 28 bulan berturut-turut dan secara kumulatif surplus kita di neraca perdagangan mencapai USD 34,92 miliar," kata dia.
"Ini menjadi salah satu daya tahan dari perekonomian kita pada saat dunia saat mengalami guncangan," tambahnya.
Advertisement
Jangan Terlena
Kendati begitu, Sri Mulyani meminta Indonesia tak terlena dengam capaian ini. Apalagi, di tingkat ekspor. Alasannya, ekspor tetap bergantung pada kemampuan negara tujuan ekspor dimana tengah mengalami pelemahan ekonomi.
"Namun kita juga tidak boleh terlena karena ekspor tentu sangat dipengaruhi negara tujuan. dan negara-negara tujuannya ini sekarang sedang mulai mengalami pelemahan ekonomi. jadi kita juga harus berhati-hati didalam menjaga momentum pertuuhan terutama dari sektor eksternal kita," bebernya.