Heboh Es Teh Kekinian, Menkes Budi Pesan Kurangi Konsumsi Gula

Kabar viral soal es teh kekinian, Menkes Budi Gunadi berpesan kurangi konsumsi gula.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Sep 2022, 10:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam acara 'Bussiness Forum Visit MOHAP EUA' pada Selasa, 19 Juli 2022 membahas kerja sama bilateral antar kedua negara terkait industri farmasi dan alat kesehatan. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kehebohan minuman es teh kekinian yang terlalu manis, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin berpesan sebaiknya mengurangi konsumsi gula. Menurutnya, orang Indonesia sudah terlalu berlebihan mengonsumsi gula.

Kabar kehebohan ini bermula dari cuitan Gandhi melalui akun Twitter @gandhoyy yang komplain untuk salah satu produk Es Teh Indonesia, yakni Chizu Red Velvet. Ia menuding minuman tersebut menggunakan gula sebanyak 3 kg.

Brian Michael selaku tim legal Es Teh Indonesia melayangkan somasi kepada Gandhi pada 24 September 2022. Pada prinsipnya, perusahaan selalu membuka pintu terhadap kritik dan saran dari konsumennya.

Sehingga kurang pantas menyatakan bahwa produk Chizu Red Velvet (minuman) seperti gula seberat 3 kg. Kami menganggap pernyataan tersebut dapat menyebabkan pemberian informasi keliru dan/atau menyesatkan kepada konsumen/publik, tulis Brian dalam surat somasinya.

"Kalau saya memang belum lihat ya beritanya. Tapi kalau saya bilang secara umum ya memang harus dikurangi, konsumsi gula. Rakyat Indonesia tuh berlebihan konsumsi gula in whatever way (dengan cara apapun)," ucap Budi Gunadi di Komplek Parlemen Senayan, DPR RI, Jakarta pada Senin, 26 September 2022.

"Jadi, semua minuman-minuman, semua makanan yang banyak gulanya, kita kurangilah dari sekarang demi masa depan kita juga dan anak-anak kita."

Budi Gunadi mengingatkan terlalu berlebihan konsumsi gula dapat memicu terjadinya diabetes. Apalagi tingkat kasus diabetes di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes pun dapat berujung komplikasi penyakit lain, seperti penyakit kardiovaskular, kerusakan mata, dan saraf.

"Cuma memang diabetes di Indonesia tuh naik tinggi dari tahun ke tahun. Terakhir yang saya lihat, 13 persen dari penduduk Indonesia itu diabetes."

"Diabetes ini adalah mother of all diseases (ibu dari segala penyakit), kalau orang bilang."


Cara Hentikan Sugar Craving

Ilustrasi Minuman Bergula Credit: pexels.com/Susane

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, dokter spesialis penyakit dalam Zubairi Djoerban menulis bahwa ketagihan untuk mengonsumsi gula atau yang lebih sering disebut dengan sugar craving bisa dihentikan.

Cara atasi sugar craving (nagih)? Ada riset buktikan orang yang tidak konsumsi gula sama sekali selama dua minggu ternyata bisa kontrol keinginannya mengonsumsi gula," tulis Zubairi baru-baru ini.

Cara kedua adalah melakukan puasa. Bagi yang muslim bisa puasa Senin Kamis.

Zubairi melanjutkan, asupan harian gula sebaiknya tidak lebih dari 10 persen dari kebutuhan energi harian Anda. Takaran ini setara dengan empat sendok makan atau 50 gram per hari.

Khusus bagi pasien diabetes, konsumsi gula dibatasi sebaiknya di bawah empat sendok teh setiap harinya. Lalu, cara selanjutnya yang dapat dilakukan untuk menghentikan ketagihan gula adalah dengan memenuhi hasrat gula dengan makanan yang lebih sehat.

Beralihlah ke wortel, labu, kelapa, pisang, anggur, atau kurma. Lalu, lakukan olahraga yang melepaskan endorfin sehingga Anda 'merasa baik' dan itu bisa membantu mengurangi keinginan Anda konsumsi gula, tutup Zubairi.

Asupan Gula Tak Lebih dari 5 Persen

Ilustrasi gula (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Pada tahun 2022, WHO/Eropa meluncurkan Member State led Sugar and Calorie Reduction Network (Jaringan Pengurangan Gula dan Kalori) yang dipimpin oleh Negara Anggota WHO untuk mempromosikan diet yang lebih sehat serta mengurangi tingkat kelebihan berat badan dan obesitas di seluruh Wilayah Eropa WHO.

Pada rilis WhO berjudul, WHO/Europe to launch new sugar and calorie reduction initiative led by the United Kingdom yang terbit 20 Januari 2022, jaringan tersebut akan mempertemukan para pembuat kebijakan dan pakar kesehatan dari 53 Negara Anggota Kawasan untuk mencari cara mencapai pengurangan gula dan kalori. Inggris akan memimpin jaringan ini untuk jangka waktu 3 tahun pertama.

Asupan gula berlebih meningkatkan kemungkinan mengonsumsi terlalu banyak kalori, yang pada gilirannya meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas. Kedua kondisi ini terkait langsung dengan penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes.

United Kingdom Department of Health and Social Care (DHSC) dan Office for Health Improvement and Disparities (OHID) akan memimpin upaya nasional mengatasi obesitas, membantu meningkatkan kesehatan mental dan mempromosikan aktivitas fisik.

Panduan saat ini tentang asupan gula di Inggris telah diperbarui pada tahun 2015, berdasarkan data ilmiah yang didukung oleh WHO. Saat ini, direkomendasikan bahwa gula idealnya tidak lebih dari 5 persen untuk asupan.

Program pengurangan gula baru-baru ini untuk produsen makanan di Inggris telah mengalami kemajuan yang baik – dengan pengurangan gula sebesar 13 persen dalam sereal sarapan, dan yogurt antara tahun 2015 dan 2018.


Pengurangan Gula dan Kalori

Konsumsi gula (pexels.com/Monstera)

Setelah berdiskusi dengan Negara Anggota, WHO/Eropa memutuskan untuk membentuk Sugar and Calorie Reduction Network untuk:

  • meningkatkan pemahaman tentang hambatan dan peluang yang terlibat dalam melakukan program pengurangan gula dan kalori di berbagai negara
  • menciptakan lingkungan di seluruh Kawasan yang mendorong dan memungkinkan negara lain untuk meningkatkan kualitas gizi makanan dan minuman yang tersedia bagi konsumen
  • mengkoordinasikan bagaimana negara-negara merespons industri dan mendorong industri untuk merumuskan ulang produk dengan cara yang positif dan tepat waktu

United Kingdom’s Secretary of State for Health and Social Care, Sajid Javid berkata, “Ini adalah bukti keberhasilan kami di Inggris untuk membantu orang makan lebih sehat sehingga kami telah dipilih untuk memimpin program ini."

Kami akan bekerja sama dengan mitra Eropa untuk menantang industri makanan dalam mengurangi gula dan kalori dalam produknya – mengurangi obesitas, mengurangi tekanan pada layanan kesehatan dan meningkatkan ketahanan kami terhadap COVID-19 dan pandemi di masa depan."

Di pasar makanan global, yang mana produk semakin banyak dipasok oleh perusahaan transnasional yang sama, Sugar and Calorie Reduction Network akan mendorong cara kerja sama yang terbuka dan transparan  menciptakan lingkungan makanan yang lebih sehat.

WHO European Office for Prevention and Control of NCDs memfasilitasi Jaringan ini berdasarkan keberhasilan yang telah mereka capai melalui jaringan serupa seperti  European Salt Action Network (dipimpin oleh Swiss) dan Reducing Marketing Pressure on Children (dipimpin oleh Portugal).

Produksi gula selalu kurang, impor berdatangan, dan pabrik lokal tutup? (liputan6.com/Trie yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya