Liputan6.com, Garut - Sejatinya jembatan rawayan atau jembatan gantung bantuan Kodam III Siliwangi ini, cukup berarti bagi warga Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Namun apa daya, sapuan material banjir bandang yang terjadi Kamis (22/9/2022) lalu, mengoyak jembatan yang baru diresmikan akhir tahun lalu itu.
Advertisement
“Perbaikannya sendiri baru beres sekitar dua hari lalu, sebab banyak kayu penyangganya yang sudah copot,” ujar Abah Maman atau yang biasa dipanggil Bah Komin oleh warga sekitar, kepada relawan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, keberadaan jembatan sepanjang 84 meter itu cukup penting bagi warga Desa Mandalakasih. Beberapa kampung yang berada di wilayah itu menggantungkan harapan jalur mobilitas warga pada jembatan rawayan itu.
“Selain digunakan anak-anak sekolah, para warga yang akan berkebun dan ke pasar juga menggunakan jalur jembatan ini,” ujar dia.
Namun sayang, sapuan banjir bandang enam hari lalu memporak-porandakan fasilitas itu. Material penyangga besi dan dinding jembatan yang terbuat dari kawat tersebut rusak parah.
“Diperkirakan jembatan putus sekitar pukul 01.00 Jumat dini hari,” kata dia.
Awalnya Bah Komin menerima informasi mengenai keberadaan jembatan dari Mang Olih sekitar pukul 23.00 Kamis malam, saat kondisi air sungai Cikaso meluap cukup tinggi. “Saya sorot pakai lampu santer, jembatan sudah bergoyang terkena banjir tapi belum roboh,” kata dia.
Namun sayang saat kembali sekitar pukul 03.00 dini hari, kondisi jembatan sudah hancur terkena sapuan materian banjir bandang.
“Jembatan ini sudah yang kedua, yang pertama hanya bertahan delapan bulan, yang ini pun sama tidak sampai satu tahun,” kata dia.
Ketinggian Jembatan
Kabiro SDM Tagana Garut Sunarya menyatakan, melihat besarnya kerusakan, ia berharap pemerintah dan para donatur terbuka hati untuk memberikan bantuan.
“Jembatan ini cukup vital bagi warga, kalau keliling ke kecamatan pameungpeuk bisa satu jam lebih,” kata dia.
Selama ini jembatan Siliwangi 2 kerap digunakan sebagai jembatan penghubung utama antara Kampung Baru dan Kampung Punaga Jorok, Desa Mandalakasih.
“Melihat konstruksi jembatan cukup kuat, namun sayang kawat yang digunakan tidak kuat menahan beban material banjir,” kata dia.
Untuk menghindari ancaman serupa, rencannya ia bersama relawan lain bakal menaikan ketinggian jembatan sehingga relatif aman saat volume air sungai kembali meluap.
“Mungkin bisa dinaikan beberapa meter dari posisi saat ini,” kata dia.
Advertisement