Misteri Simbol Nazi dan Motif Penembakan di Sekolah Rusia

Penembakan di sekolah di Rusia telah merenggut nyawa sedikitnya 17 orang, termasuk 11 anak-anak, dan puluhan lainnya terluka.

oleh Renta Nirmala Hastutik diperbarui 27 Sep 2022, 19:10 WIB
Anak-anak berlari dari lokasi penembakan di sekolah No. 88 di Izhevsk, Rusia, Senin (26/9). Pihak berwenang mengatakan seorang pria bersenjata telah menewaskan 15 orang dan melukai 24 orang lainnya di sekolah di Rusia tengah. Menurut para pejabat, 11 anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam penembakan Senin pagi itu. (Izhlife.ru via AP)

Liputan6.com, Izhevsk - Seorang pria bersenjata dengan simbol Nazi, swastika di kaosnya telah menewaskan 17 orang, termasuk 11 anak-anak dan melukai 24 orang di suatu sekolah di Rusia, kata para penyelidik.

Pelaku penembakan itu diduga berusia sekitar tiga puluhan yang diidentifikasi oleh pihak berwenang sebagai Artem Kazantsev. Ia membunuh dua penjaga keamanan kemudian menembaki para siswa dan guru di School Number 88 di Izhevsk.

Pria tersebut kemudian bunuh diri, usai melakukan teror yang menggemparkan.

Mengutip dari laman The Guardian, Selasa (27/9/2022), Komite investigasi Rusia yang menangani kejahatan besar, menyatakan sedang menyelidiki dugaan keterkaitan pelaku dengan neo Nazi.

"Saat ini para penyelidik sedang melakukan penggeledahan di tempat tinggalnya dan sedang menyelidiki kepribadian penyerang, pandangan dan lingkungan sekitarnya," kata komite tersebut dalam sebuah pernyataan. "Pemeriksaan sedang dilakukan terhadap kepatuhannya pada pandangan neo-fasis dan ideologi Nazi."

Para penyelidik merilis video yang menunjukkan tubuh pria itu tergeletak di ruang kelas dengan perabotan yang terbalik dan kertas-kertas berserakan di lantai yang berlumuran darah. Dia berpakaian serba hitam dengan swastika merah dalam lingkaran yang digambar di kausnya.

Gubernur Udmurtia, Alexander Brechalov mengatakan pria bersenjata itu, terdaftar sebagai pasien di sebuah fasilitas psikiatri.

Dia kemudian diidentifikasi sebagai pria lokal kelahiran 1988, yang ternyata juga alumni dari sekolah tersebut.


24 Orang Terluka

Petugas layanan dan petugas darurat membawa korban luka-luka dari lokasi penembakan di sekolah No. 88 di Izhevsk, Rusia, Senin, 26 September 2022.(Izhlife.ru via AP)

Pihak berwenang yang telah melakukan investigasi pada lokasi kejadian bahwa 24 orang mengalami luka, namun terdapat dua anak-anak yang tidak mengalami luka.

Identitas 17 korban tewas belum dirilis oleh pemerintah.

Gubernur Alexander Brechalov, mengatakan bahwa mereka semua telah dibawa ke rumah sakit dan dokter bedah telah melakukan sejumlah operasi.

Dia juga mengatakan penyerang telah terdaftar di fasilitas perawatan "psiko-neurologis". Penyelidik mengatakan pria itu dipersenjatai dengan dua pistol dan persediaan amunisi yang besar.


Respons Presiden Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin (Mikhail Klimentyev/Pool Photo via AP)

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Presiden Vladimir Putin "sangat berduka" atas kematian tersebut. Dia menggambarkan insiden itu sebagai "tindakan teroris oleh seseorang yang tampaknya termasuk dalam organisasi atau kelompok neo-fasis".

Dia mengatakan dokter, psikolog dan ahli bedah saraf telah dikirim atas perintah Putin ke lokasi penembakan di Izhevsk, yang berlokasi sekitar 600 mil sebelah timur Moskow.

Gubernur Alexander Brechalov telah mengumumkan masa berkabung di wilayah tersebut yang akan berlangsung hingga Kamis 29 September.


Banyak Terjadi Kejadian Serupa

Orang-orang berkumpul untuk meletakkan bunga, meletakkan mainan, dan menyalakan lilin untuk mengenang para korban penembakan di sekolah No. 88 di Izhevsk, Rusia, Senin (26/9). (AP Photo/Sergei Kuznetsov)

Pada Mei 2021, seorang remaja bersenjata membunuh tujuh anak dan dua orang dewasa di kota Kazan. Pada September 2021, seorang siswa bersenjata senapan berburu menembak mati setidaknya enam orang di sebuah universitas di kota Perm, Ural.

Pada April 2022, seorang pria bersenjata membunuh dua anak dan seorang guru di sebuah taman kanak-kanak di wilayah Ulyanovsk tengah sebelum bunuh diri.

Pada 2018, seorang siswa berusia 18 tahun menewaskan 20 orang, sebagian besar sesama siswa, dalam penembakan massal di sebuah perguruan tinggi di Krimea yang diduduki Rusia, yang direbut Moskow dari Ukraina pada 2014.

Dikutip dari Melansir ABC News, Selasa (27/9), pihak berwenang telah menyalahkan pengaruh asing atas penembakan di sekolah-sekolah sebelumnya, dengan mengatakan bahwa anak-anak muda Rusia telah terpapar secara online dan melalui televisi terhadap serangan serupa di Amerika Serikat.

Kasus-kasus penembakan terkenal lainnya telah terjadi di tentara Rusia, menempatkan masalah senioritas dalam sorotan di negara di mana dinas militer diwajibkan untuk pria berusia antara 18 dan 27 tahun.

Infografis Putin Akan Hadiri KTT G20 Bali di Tengah Invasi ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya