Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, memberikan bocoran poin-poin yang nantinya tertuang dalam penyusunan Leader’s Declaration yang akan diadopsi oleh para kepala negara dan pemerintahan pada pertemuan puncak KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.
Susiwijono menjelaskan, sebenarnya substansi yang sedang di bahas di sherpa meeting ketiga ini sebetulnya masih tertutup. Hanya saja, ada beberapa poin umum yang nantinya tertuang dalam Leader’s Declaration.
Advertisement
“Substansi yang sedang di bahas di sherpa meeting ini yaitu substansi untuk Draft Leaders Declaration memang masih sangat tertutup terkait poin-poin apa saja. Kami pun tadi hanya ikut opening remark saja kemudian pada saat pembahasan substansi secara penuh yang berhak hanya sherpa dari masing-masing negara tadi. Jadi, mereka yang memiliki otoritas kami pun hanya menerima catatan-catatatan dari perjalanan diskusi dalam pertemuan sherpa yang ketiga ini,” jelas Susiwijono dalam Media Briefing Sherpa Meeting Ke-3, Selasa (27/9/2022).
Adapun dalam Leaders Declaration ini nanti isinya merupakan rangkuman dari rangkaian pertemuan dari semua sektor. Dimana dalam gelaran sherpa track tercatat ada 22 working group, dengan sektor-sektor grup masing-masing.
Sementara di finance track itu ada 6 agenda prioritas, 6 working group dan 2 task force, yang semuanya membahas mengenai fiskal policy, kebijakan moneter, dukungan untuk sektor riil, kemudian investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, masalah perpajakan nasional, dan isu-isu lainnya.
“Sehingga nanti yang ada di Leaders Declaration mencerminkan sebagian besar isu-isu yang dirangkum dalam sherpa track, maka (sherpa ke-3) akan menampung juga beberapa hasil pembahasan di finance track,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan, sebenarnya yang paling penting dalam Leaders Declaration ini adalah sifatnya tidak benar-benar mengikat karena ini komitmen bersama dari anggota G20.
“Ini merupakan kesepakatan untuk mencari solusi dan rekomendasi dari penyelesaian semua permasalahan global. Isu utama masalah global adalah krisis pangan, energi, keuangan, dan beberapa tantangan disektor keuangan, dan di sektor non keuangan, sektor riil, masalah inflasi dan sebagainya, sehingga kalau kita lihat isu-isu itu yang harus dijawab dalam leaders Declaration,” jelasnya.
Secara umum poin-poin lah yang akan dimasukkan ke Leaders Declaration, secara substansi 39 Negara/Organisasi Internasional sepakat, mulai dari isu-isu keuangan bagaimana mengatasi krisis global ini relatif semuanya sepakat.
“Namun ada beberapa sedikit isu di luar ekonomi keuangan biasanya menyangkut sedikit geopolitik dan geostrategis itu biasanya yang masih perlu pembahasan. Tapi kalau poin-poinnya apa saja, kurang lebih itu semuanya, beberapa sektor dari working group tadi dan konsen di sektor keuangan yang akan dimasukkan semuanya dalam Leaders Declaration,” pugnkasnya.
Pertemuan ke-3 Sherpa G20 di Yogyakarta, Menko Airlangga: Kota yang Melambangkan Keberanian
Sri Sultan Hamengku Buwono X menjamu para Delegasi Pertemuan ke-3 Sherpa G20, yang berlangsung tanggal 26 – 30 September 2022 di Keraton Yogyakarta. Gelaran acara budaya di Keraton ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi adat budaya Keraton Yogyakarta, di mana seluruh Delegasi juga memakai pakaian baju batik, yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah dikenal dunia.
Melalui berbagai rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia 2022, Indonesia ingin lebih mendorong dan mengenalkan berbagai warisan budaya lokal ke kancah global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut hangat para Delegasi Sherpa G20, dengan memberikan welcoming speech secara virtual. “Selamat datang di Yogyakarta yang indah, di mana nilai-nilai dedikasi, ketulusan dan solidaritas tertanam dalam sejarahnya,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (27/9/2022).
Menko Airlangga juga meminta para Delegasi untuk dapat meluangkan waktu setelah pertemuan Sherpa, untuk menikmati kekayaan budaya di Yogyakarta, kehangatan dan keramahan masyarakat, serta merasakan kelezatan berbagai masakan khas Yogyakarta.
“Semoga kehangatan sambutan kami dan masyarakat Yogya tersampaikan sepenuhnya kepada Anda, dan mendukung kesuksesan pertemuan Sherpa yang lebih produktif,” kata Menko Airlangga.
Menko Airlangga menyampaikan bahwa pada masa perjuangan, Yogyakarta mendukung sepenuhnya perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan pernah menjadi Ibukota Indonesia. Hal tersebut menjadikan provinsi ini menerima hak istimewa sebagai daerah khusus, bahkan terus mempertahankan tradisi Kesultanan dalam administrasi pemerintahannya.
Menko Airlangga menuturkan, Yogyakarta adalah kota yang melambangkan keberanian dalam menghadapi kesulitan.
"Untuk itulah kami memilih kota ini sebagai tempat Pertemuan ke-3 Sherpa G20. Kami berharap para Sherpa yang terhormat dapat berkumpul dalam semangat yang sama, untuk merumuskan solusi dalam mengatasi krisis yang sangat kompleks yang dihadapi dunia saat ini.” Menko Airlangga
Ia juga menyampaikan sebuah pepatah Jawa “Urip iku Urup” atau “Hidup adalah Menghidupkan”, yang artinya bahwa hidup harus dijalani secara harmonis dengan semua makhluk hidup, baik melalui perlindungan lingkungan sekitar maupun pelestarian hubungan dengan sesama.
Advertisement
Transformasi Sosial
Saat ini, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang mengalami transformasi sosial yang cepat dari sektor agraris menuju semi-industrial, terutama industri kreatif.
Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang juga menjabat sebagai Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap Pertemuan Sherpa ke-3 ini dapat membawa pada orkestrasi peradaban dunia sehingga “no one left behind”.
“Selamat Datang di Yogyakarta. Momentum ini kian bermakna, karena menjadi agenda penting bagi Sherpa G20 untuk memandu sekaligus membuka jalan menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Semoga Sherpa mendapatkan berbagai inspirasi menyongsong pelaksanaan KTT G20, dengan memasukkan dunia dalam bingkai persahabatan, inklusivitas, dan perdamaian global,” tutur Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Menikmati Masakan Nusantara
Sajian makan malam diawali dengan bir jawa yang terbuat dari berbagai rempah dan menjadi salah satu minuman khas Yogyakarta. Makanan utama yang disajikan adalah bistik keraton dan ikan dengan bumbu mangut yang merupakan cita rasa khas Yogyakarta. Dengan ini, semua Delegasi diharapkan dapat menikmati masakan nusantara yang disajikan dalam suasana Keraton Yogyakarta.
Sembari menikmati hidangan nusantara, para Sherpa G20 juga dihibur oleh persembahan tarian Beksan Punggawa. Tarian tersebut adalah tari klasik yang berfokus pada perkembanan ragam gerak, pola lantai, tata urutan, dan struktur dramatisasi. Tarian ini berisikan tiga bagian, yaitu bagian awal, maju gendhing; bagian isi, enjeran (adu kesaktian) sebelum dan saat berperang; serta bagian akhir, mundur gendhing.
Advertisement