Liputan6.com, Bogor - Memperingati Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Rabiul Awal sudah menjadi tradisi yang menjamur di kalangan umat Islam dunia, termasuk Indonesia. Diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah.
Umat Islam Indonesia setiap tahunnya menyemarakkan perayaan Maulid Nabi. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam memperingati Maulid Nabi, misalnya di Yogyakarta dikenal dengan Grebeg Maulud.
Terlepas dari beragam cara memperingati Maulid Nabi, dalam artikel ini Liputan6.com akan membagikan ide rangkaian memperingati Maulid Nabi secara umum. Mulai dari awal hingga akhir.
Baca Juga
Advertisement
Jika Anda ditunjuk menjadi panitia acara peringatan Maulid Nabi dan masih belum tahu rangkaian apa saja yang dapat dilakukan, artikel ini bisa menjadi solusinya. Langsung saja, yuk ketahui rangkaian Maulid Nabi secara umum.
1. Pembukaan
Pembukaan acara memperingati Maulid Nabi bisa diawali dengan hadiah. Hadiah ini dapat berupa surah Al-Fatihah yang ditujukan kepada Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para ahli kubur yang bisa disebutkan.
2. Pembacaan Maulid
Selanjutnya bisa membaca Maulid Nabi. Ada beberapa kitab maulid yang dapat dibaca, seperti Maulid Diba’, Barzanji, Syaraful Anam, Simtudduror, atau Qasidah Burdah. Di tengah pembacaan maulid ini dapat diisi dengan sholawat-sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Saksikan Video Pilihan Ini:
3. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
Jika peringatan Maulid Nabi dikemas dalam rangkaian tabligh akbar, biasanya ada pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Seorang qari dapat membaca surah Al-Ahzab ayat 21-22. Berikut adalah lafal ayatnya.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
وَلَمَّا رَاَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْاَحْزَابَۙ قَالُوْا هٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَصَدَقَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ ۖوَمَا زَادَهُمْ اِلَّآ اِيْمَانًا وَّتَسْلِيْمًاۗ
Artinya: “Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, ‘Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.’ Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka.”
Selain Al-Ahzab ayat 21-22, bisa juga membaca surah Ali Imran ayat 144-148. Berikut adalah lafal ayatnya.
وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗوَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ
Artinya: “Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ اَنْ تَمُوْتَ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ كِتٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُّرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۚ وَمَنْ يُّرِدْ ثَوَابَ الْاٰخِرَةِ نُؤْتِهٖ مِنْهَا ۗ وَسَنَجْزِى الشّٰكِرِيْنَ
Artinya: “Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قَاتَلَۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَآ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْا ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: “Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.”
وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِيْٓ اَمْرِنَا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Artinya: “Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah doa, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir’.”
فَاٰتٰىهُمُ اللّٰهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْاٰخِرَةِ ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ
Artinya: “Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Selain ayat dalam surah Al-Ahzab dan Ali Imran, dapat pula membaca surah lain dalam Al-Qur'an yang relevan dengan Maulid Nabi.
Advertisement
4. Sambutan-Sambutan
Sambutan dapat disampaikan oleh ketua pelaksana peringatan Maulid Nabi. Bisa juga oleh tokoh setempat, seperti kepala daerah, kepala desa, atau tokoh masyarakat.
5. Ceramah
Rangkaian berikutnya adalah ceramah. Sebenarnya isi ceramah tergantung oleh orang yang menyampaikannya. Pada umumnya penceramah menyampaikan tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW atau juga tentang kisah keteladanan Rasulullah SAW.
6. Doa (Penutup)
Rangkaian Maulid Nabi dapat ditutup dengan doa. Doa dapat dibacakan oleh tokoh agama. Tentu saja muslim yang hadir berharap doa tersebut dikabul oleh Allah SWT dan.
Itulah ide rangkaian Maulid Nabi jika dikemas seperti tabligh akbar. Sekali lagi, rangkaian Maulid Nabi ini dapat berbeda-beda.
Ada yang lebih sederhana, ada juga yang megah nan meriah. Ada yang lengkap dengan sambutan dan ceramah, ada juga yang hanya membacakan Maulid Nabi saja.