Demokrat Ingin Koalisi Bareng NasDem dan PKS Segera Dideklarasikan

Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto berharap bersama koalisi NasDem dan PKS segera dideklarasikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2022, 15:20 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diapit oleh Presiden PKS Ustadz Syaikhu, Ketua NasDem Surya Paloh, dan Mantan Wapres Jusuf Kalla (@herzakymahendra)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto berharap bersama koalisi NasDem dan PKS segera dideklarasikan.

Menurut dia, alasannya karena butuh waktu membangun harmonisasi dengan calon presiden yang diusung dan antar partai politik.

"Tentu jika kami ditanya, harapan kita juga ingin secepatnya, tapi kan banyak harmonisasi, banyak sinergi yang harus kami bangun. Karena bukan hanya terkait emosional siapa calonnya, tapi platform perjuangan, kemudian juga mengharmonisasi energi, semangat ini. Harapan kita dari Demokrat, kita ingin juga membangun sebuah peradaban memperkuat peradaban sebelumnya bangsa ini," ujar Didik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Dia menegaskan, saat ini Demokrat paling intens berkomunikasi dengan NasDem dan PKS. Ia berharap kerjasama politik ini mulai mengerucut.

"Nah Demokrat pun saat ini sedang intens untuk berkomunikasi dengan Nasdem maupun PKS. Mudah-mudahan semakin hari ke depan, ini komprehensif komunikasi ini akan mengerucut menjadi kepentingan," kata anggota Komisi III DPR RI ini.

Menurut Didik, fokus ketiga partai hari ini adalah menemukan sebuah kesamaan. Menurutnya, membangun kesamaan tersebut bukan sekadar menetapkan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Tentu yang menjadi prioritas kami adalah memastikan bahwa tiga partai ini bisa menemukan sebuah kesamaan dalam membangun game, karena saya katakan tadi ini bukan sekadar menetapkan capres atau cawapres tapi game besar 2024 ini di dalam pencapresan ini juga berkaitan dengan kepentingan abngsa dan juga kepentingan rakyat," ujar Didik.

 


SBY Tak Ingin AHY Gagal Jadi Capres 2024

Mantan politikus Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika mengeluhkan, adanya pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut ada tanda-tanda Pemilu 2024 tidak jujur dan adil.

Menurut Gede Pasek, ucapan SBY seperti seorang bapak yang menyayangi sang anak, yakni Ahus Harimurti Yudhoyono alias AHY yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

"Parameter curang atau tidak itu harus paramaternya objektif hari ini saya melihat pidatonya Pak SBY itu pidato yang parameternya masih parameter seorang bapak yang sayang anak," ujarnya dalam diskusi perang klaim infrastruktur dan tudingan pemilu curang 2024 di kawasan Jakarta, Sabtu (24/9/2022).

Dia menilai, SBY khawatir anaknya Ketum Demokrat AHY tidak bisa menjadi kandidat di Pilpres 2024. Menurutnya, hal itu tidak objektif jika dikaitkan dengan pemilu 2024 curang.

"Karena parameternya adalah kalau ada dua kandidat, kalau anak saya tidak bisa nyalon pasti curang, ini mengingkari amanat rakyat, kira kira begitu," kata Ketum Partai Kebangkitan Nusantara itu.

"Karena parameternya anaknya bisa nyalon atau tidak, karena itu saya kritik sebaiknya parameter curang itu jangan diukur dari anak bisa nyalon atau tidak ukurlah dari parameter-parameter objektif," sambungnya.

Pasek menyebut, pernyataan SBY justru membangun pertarungan oligarki antara bapak dan ibu. Sang bapak ingin putranya menang, sedangkan ibu mau putrinya juga menang.

"Ini kan kalau misalnya nanti terbangun dengan konstruksi yang oligarki maka akan bertarung ibu yang ingin memenangkan putrinya dan bapak yang ingin memenangkan putranya, rakyat Indonesia yang lain akan menonton kan itu jadinya tampilannya nanti, pastinya hari hari ini kelihatan," tuturnya.

 

 


Pembangunan IKN Bakal Lambat

Mantan politikus Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika meyakini, jika duet Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono memenangkan Pilpres 2024 maka pembangunan Ibu Kota Nusantara akan diperlambat. Nasib pembangunan ibu kota baru bisa seperti proyek Hambalang yang mangkrak sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya yakin kalau AHY Pak Anies yang jadi itu akan di lambat lambatin kayak Hambalang dibiarin aja, itu kan jaman Jokowi, jadi IKN titik 0 kilometernya ada itu sampai selesai misalnya kalau misalnya Anies AHY berpaket gitu kan maka itu tidak akan diselesaikan," kata Pasek dalam diskusi perang klaim infrastruktur dan tudingan pemilu curang 2024 di kawasan Jakarta, Sabtu (24/9/2022).

Menurutnya, Anies dan AHY akan lebih utama menyelesaikan proyek Hambalang. Sebab, AHY harus menghilangkan sisa masa lalu proyek yang tersangkut kasus korupsi itu.

"Yang diselesaikan pertama siapa, Hambalang, Hambalang akan dibuat sebagai pusat pelatihan olahraga terbaik di Asia pasti itu karena harus dihilangkan sisa sisa masa lalu baru disitu nanti pidatonya saya bangga ini karya saya, kalau hari ini saya prihatin," tuturnya.

Beda dengan itu, kata Pasek, pembangunan IKN adalah salah satu gairah terbesar Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Proyek tersebut bisa menjadi kebanggaan Indonesia dan menjadi sorotan dunia.

"Passion terbesar dia adalah IKN, karena kalau iti mampu direalisasikan itu tidak hanya menjadi kebanggaannya seorang Jokowi tapi kebanggaan negara, bangsa dan banyak orang dunia akan menyoroti seperti apa sih konsepnya karena dia ada di paru-paru dunia, di Kalimantan," ucapnya.

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya