Jadi Bank Digital BNI, Bank Mayora Bakal Ganti Nama

Manajemen BNI sebut, Bank Mayora akan beroperasi menjadi bank digital pertama yang membidik pasar UMKM.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Sep 2022, 20:57 WIB
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kini mencapai usianya yang ke-73 tahun. Sebuah ikon baru diresmikan sabagai salah satu kado istimewa pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) BNI tersebut, yaitu Gedung Menara BNI di kawasan Pejompongan, Jakarta, pada Jumat (5 Juli 2019).

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyatakan Bank Mayora akan beroperasi pada kuartal I 2023. Bank Mayora yang akan transformasi menjadi bank digital tersebut juga akan berganti nama.

"Bank Mayora, mungkin nama Mayora dalam waktu dekat akan ganti nama, bank digital kuartal pertama beroperasi, bank digital pertama (sasar-red) UMKM,” ujar Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Selasa (27/9/2022).

Ia mengatakan, bank Mayora akan beroperasi menjadi bank digital pertama yang membidik pasar UMKM. Perseroan akan meluncurkan bank digital ini pada kuartal I 2023. Royke mengatakan, bank digital ini akan menjadi sumber pendapatan baru untuk perseroan. Melalui bank digital ini juga menjawab tantangan untuk menggali pertumbuhan masa depan BNI.

"First bank digital UMKM pertama, sekarang bank digital ke consumer. Kalau kita akan lebih ke UMKM, ini akan menjadi sumber pendapatan baru akan membuat bank lebih suistain ke depan," kata dia.

Kontribusi Anak Usaha

Royke menambahkan, BNI juga memiliki anak usaha baru yaitu BNI Ventura yang baru keluar izin. Sebelumnya, perseroan telah memiliki sejumlah anak usaha yang bergerak di asuransi, sekuritas, aset management, multifinance dan lainnya.

Royke menuturkan, kontribusi anak perusahaan rata-rata 10 persen dari total laba bersih perseroan. Saat ini, kontribusi anak usaha paling tinggi disumbangkan dari BNI Life Insurance. Perseroan targetkan anak usaha dapat masuk lima besar di industrinya dalam lima tahun ke depan.

"Target kami ke depan, dalam lima tahun ke depan (anak usaha-red) masuk kelompok lima besar di industri,” kata dia.


Bank Digital BNI Siap Debut Awal 2023

Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. (Dok BNI)

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) membeberkan perkembangan bank digital akuisisi Bank Mayora menjadi bank digital perseroan.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, bank digital itu siap debut tahun depan. "Secara operasional biasa sekarang masih berjalan. Tapi secara digital kita berharap di kuartal pertama tahun depan itu sudah beroperasi secara digital,” kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Jumat, 29 Juli 2022.

Ia menuturkan, Bank Mayora saat ini sudah menjadi entitas di bawah BNI usai akuisisi. Saat ini, perseroan tengah menyiapkan dua hal terkait bank digital itu. Antara lain terkait rebranding Bank Mayora sebagai bank digital dan ekosistem penunjang bank digital.

"Perseroan sedang membangun core banking, teknologinya.Jadi kami sedang membangun platform digital. Tentunya ini sudah mulai keterlibatan dari Sea Limited sebagai partner teknologi,” imbuh Royke.

Bank Mayora disiapkan sebagai bank digital yang  akan menghadirkan solusi digital berbasis ekosistem khususnya untuk membantu UKM dalam akomodasi kebutuhan layanan perbankan dan bisnis UKM. Ke depannya, perseroan akan terus berinovasi untuk melengkapi kebutuhan nasabah.

"Kita akan kembangkan fiturnya sampai benar-benar memenuhi kebutuhan nasabah UMKM dan ekosistemnya. Bisnis model juga akan kami kembangkan lebih agresif setelah itu launching kuartal I tahun depan,” pungkas dia.


Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) membukukan tren kinerja solid pada semester I 2022. Laba bersih BNI semester I 2022 ini tercatat mencapai Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 75,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjabarkan, pada periode tersebut, perseroan mencatatkan net interest margin yang stabil di kisaran 4,7 persen. Pencapaian non-interest income pada semester I 2022 mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11,0 persen yoy.

“Kami sangat bersyukur dengan pencapaian kinerja sampai dengan pertengahan tahun ini. Kinerja fungsi intermediasi semakin kuat seiring dengan tren pemulihan ekonomi,” kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Jumat (29/7/2022).

Penyaluran kredit pada semester pertama 2022 tercatat Rp 620,42 triliun atau naik 8,9 persen yoy. Salah satu program yang patut diperhitungkan sebagai pendorong realisasi kredit terutama di segmen kecil dan menengah adalah Program BNI Xpora.

“Selama semester I 2022 saja, BNI Xpora telah berhasil melakukan penyaluran kredit senilai Rp 7,2 triliun. Bahkan hingga Juni 2022, penyaluran kredit kepada debitur UMKM yang berorientasi ekspor telah mencapai Rp 22,1 triliun dengan jumlah debitur mencapai 39.000 debitur,” imbuh Royke.

Kinerja penghimpunan dana masyarakat juga tetap kuat dengan nilai dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 691,84 triliun, naik 7,0 persen yoy.

DPK tersebut didominasi oleh dana murah (CASA), yang mencapai 69,2 persen dari total DPK terhimpun. Penyumbang terbesar CASA adalah nasabah tabungan yang aktif bertransaksi melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan giro dari nasabah pengguna cash management services pada BNI Direct.


Kredit

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, BNI mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal kedua 2022. Kredit di segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit BNI.

"Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan pencairan kredit Rp 74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang mencapai Rp 59,3 triliun. Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi,” kata dia.

Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 14,7 persen yoy menjadi Rp 205,3 triliun. Lalu segmen large commercial yang tumbuh 31,2 persen yoy menjadi Rp 48,5 triliun, segmen small juga tumbuh 10,2 persen yoy dengan nilai kredit Rp 100,2 triliun.

Secara keseluruhan kredit di sektor business banking tumbuh 7,7 persen yoy menjadi Rp 512,3 triliun.

"Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan,” kata dia.


Kredit Konsumer

Ilustrasi laporan keuangan. (Photo by Serpstat from Pexels)

Dari sisi kredit konsumer, BNI mampu mencetak kinerja positif di bisnis kredit payroll dengan pertumbuhan 19,6 persen yoy menjadi Rp 39,1 triliun dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp 51,2 triliun.

"Dengan brand consumer banking BNI yang semakin kuat, BNI mampu meningkatkan daya saing, sambil meluncurkan berbagai inovasi guna meningkatkan daya tarik produk konsumer dalam berkompetisi dengan peers,” beber Novita.

Novita meyakini, ruang untuk ekspansi BNI masih sangat terbuka yang ditunjukkan dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada pada posisi 90,1 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi kuat 18,42 persen.

Peningkatan kinerja yang baik tersebut diiringi oleh penguatan kualitas aset perusahaan yang ditopang berbagai faktor, perbaikan Loan at Risk (LaR) ke posisi 19,6 persen (termasuk kredit restrukturisasi karena Covid-19), dan non-performing loan (NPL) yang menurun ke level 3,2 persen. Cost of Fund atau biaya dana semakin efisien di level 1,4 persen, serta Net Interest Margin stabil di 4,7 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya