Mini Market di Jepang Segera Ganti Garpu Plastik dengan Sumpit

Bukan garpu plastik, mini market di Jepang akan menyediakan sumpit untuk pelanggan sebagai upaya ramah lingkungan.

oleh Putu Elmira diperbarui 28 Sep 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi sendok dan garpu plastik. (dok. Volodymyr Hryshchenko/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bukan hanya fokus pada inovasi, tetapi Jepang juga dikenal sangat berkomitmen pada layanan pelanggan. Perusahaan-perusahaan di Negeri Sakura juga tak sedikit yang menjunjung tinggi keberlanjutan dan ramah lingkungan.

Dikutip dari Soranews24, Selasa, 27 September 2022, mulai Oktober 2022, mini market Family Mart akan menekan penggunaan garpu plastik untuk pelanggan. Pihak toko akan dengan senang hati memberikan pelanggan sumpit.

Kebijakan ini bukan bagian dari komitmen terhadap budaya tradisional Jepang. Hal tersebut merupakan contoh terbaru dari peningkatan kesadaran modern akan masalah lingkungan dan isu keberlanjutan.

Pada 2020 lalu, Family Mart bersama jaringan toko serba ada lainnya di Jepang, mulai mengenakan biaya pada pelanggan untuk tas belanja plastik. Langkah ini dalam upaya mendorong pembeli untuk membawa tas belanja mereka sendiri yang dapat digunakan kembali dan lebih ramah lingkungan.

Family Mart sekarang berupaya mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh operasinya dengan beralih dari menyediakan garpu plastik kepada pelanggan menjadi menawarkan sumpit kayu sebagai gantinya.

Family Mart memiliki sekitar 16.600 cabang di Jepang. Pihak mini market tersebut mengatakan bahwa kebijakan baru ini akan mengurangi sampah plastik hingga 250 metrik ton atau sekitar 250 ribu kilogram per tahun.

Di beberapa negara lain, biasanya mini market ada terutama sebagai tempat untuk membeli makanan ringan dan minuman. Namun, banyak orang di Jepang secara teratur makan di mini market

 

Pengecualian

Ilustrasi sumpit (pixabay.com)

Selain makan siang kotak bento dan mangkuk nasi, hidangan pasta juga laris dan kebanyakan orang Jepang menggunakan garpu saat memakannya. Sementara sumpit berfungsi untuk ramen atau hidangan mi Asia lainnya. Sumpit bisa sulit digunakan dengan menyantap pasta gaya Barat seperti spageti.

Hal tersebut dikarenakan saus yang lebih berat dapat membuat berantakan jika diseruput. Jauh lebih mudah untuk memakan mi dalam gigitan ketika Anda bisa mengambilnya dengan garpu.

Selain itu, Family Mart tidak akan sepenuhnya membuang garpu dari tokonya. Orang dewasa yang tinggal di Jepang umumnya tidak mengalami kesulitan menggunakan sumpit, anak kecil terkadang kesulitan menggunakan sumpit saat mereka masih mengembangkan keterampilan motorik halus mereka, dan beberapa orang dewasa dengan cacat fisik merasa lebih mudah menggunakan garpu.

Family Mart juga mengakui bahwa pelanggan dari luar negeri, yang tidak tumbuh dengan menggunakan sumpit, mungkin juga tidak dapat makan bersama mereka. Maka, garpu tetap akan diberikan, atas permintaan, kepada pelanggan di tiga demografi tersebut. Kebijakan baru Family Mart mulai berlaku pada 4 Oktober 2022.


Tekan Sampah Plastik

Ilustrasi supermarket. (dok. Unsplash.com/Mehrad Vosoughi @mehrad_vosoughi)

Pembeli di Jepang kini bisa membawa wadah yang dapat digunakan kembali untuk membeli makanan dan barang-barang lainnya. Penggunaan wadah ini berdasarkan berat atau volume untuk mengurangi jumlah kemasan plastik yang mereka bawa pulang dari supermarket sambil mengurangi pemborosan makanan.

Dikutip dari Japan Today, Senin, 5 September 2022, konsumen di Negeri Sakura dihadapkan pada jumlah kemasan plastik yang sangat banyak saat berbelanja di supermarket dibandingkan dengan negara lain. Ini memicu perusahaan tertentu dan pelanggan setia mereka bertindak lebih ramah lingkungan.

Di berbagai daerah di Jepang, orang-orang membawa wadah mereka sendiri yang dapat digunakan kembali ke toko dan membeli apa yang mereka butuhkan. Produsen timbangan telah mengembangkan perangkat yang secara otomatis mengidentifikasi dan menimbang produk untuk melayani permintaan yang meningkat akan cara baru berbelanja di toko-toko besar.

Toko khusus Poco Mucho, yang dibuka di kota Fukuoka pada April 2020, menjual sekitar 200 bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari menurut beratnya. Toko ini menjual pistachio asap seharga 80 yen (Rp8.400 ribu) per 10 gram dan selai kacang seharga 55 yen (Rp5.800) dengan harga yang sama.


Kesadaran Lingkungan

Ilustrasi pasar swalayan yang menjual buah-buahan. (dok. Rob Maxwell/Unsplash.com)

Konsumen membayar produk setelah ditimbang dalam kantong kertas atau botol yang disediakan toko. Pelanggan menerima diskon tiga persen jika mereka membawa tas atau wadah belanja sendiri.

"Saya mencuci botol kecil saya saat sudah kosong dan membawanya ketika saya kembali," kata seorang perawat berusia 38 tahun yang merupakan pembelanja tetap di Poco Mucho. "Daya tariknya adalah Anda bisa membeli sedikit demi sedikit, sebanyak yang Anda mau makan," katanya.

Motoki Yanase, manajer Poco Mucho, mengatakan, "Saya berharap pelanggan meningkatkan kesadaran lingkungan mereka sambil menikmati berbelanja di sini."

Di Jepang, kontainer dan kemasan menyumbang lebih dari 60 persen sampah rumah tangga berdasarkan volume, menurut Kementerian Lingkungan Hidup, dengan supermarket dan pengecer besar lainnya hampir tidak mungkin menghindari plastik dengan menjual barang, bahkan buah-buahan dan sayuran, dalam bungkus individual. Kementerian mengatakan sampah rumah dapat dikurangi secara signifikan jika lebih banyak pembeli membawa tas dan wadah belanja mereka sendiri.

Infografis  Siklus Hidup Sampah Botol Plastik    

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya