Liputan6.com, Bandung - HBsAg adalah sebuah tes untuk mendeteksi penyakit Hepatitis B atau singkatan dari Hepatitis B surface antigen. Tes ini adalah sebuah pengujian yang dilakukan menggunakan tes darah dan hasilnya untuk diperiksa apakah hasil HBsAg tersebut bentuknya reaktif (positif) atau non-reaktif (negatif).
Baca Juga
Advertisement
Tes ini untuk memeriksa apakah terdeteksi penyakit Hepatitis B pada seseorang. Jika hasilnya positif, hal tersebut menjadi tanda bahwa adanya virus Hepatitis B dalam tubuh yang diperiksa.
Pemeriksaan Hepatitis B mempunyai peran yang cukup penting karena sering kali tidak terdeteksi sedangkan jika ada seseorang yang terkena virus tersebut dapat menulari virus itu kepada orang lain.
Adapun Hepatitis B adalah sebuah penyakit yang membuat peradangan pada organ hati seseorang. Penyakit ini biasanya mempunyai penyebab karena virus hepatitis B dan penularannya bisa melalui hubungan seksual maupun berbagai penggunaan jarum suntik.
Hepatitis B pada umumnya tidak bertahan lama dalam tubuh seseorang dan infeksi tersebut dapat sembuh tanpa diobati. Namun, perlu diperhatikan bahwa jika infeksi hepatitis tersebut menjadi kronis dapat menimbulkan sebuah penyakit komplikasi yang berbahaya. Misalnya, sirosis hingga kanker hati.
Maka dari itu kontrol secara berkala terutama untuk penderita sangatlah penting untuk dilakukan.
Penyebab Hepatitis B
Seperti diketahui, penyakit Hepatitis B dapat menular dari seseorang melalui cairan, darah bahkan hingga sperma. Gejalanya pun terkadang tidak timbul namun bisa muncul juga seperti demam, sakit kepala, muntah, lemas, mual hingga penyakit kuning.
- Beberapa penyebab terjadinya Hepatitis B pun beragam jika dilihat dari cara penularannya seperti berikut:
- Terjadinya penggunaan barang secara bersamaan dengan orang yang terinfeksi Hepatitis B, misalnya menggunakan sikat gigi yang sama atau barang lain yang memungkinkan terjadinya penularan dari suatu cairan.
- Adanya kontak langsung dari darah ataupun luka yang terbuka dari orang yang telah terinfeksi Hepatitis B.
- Melakukan hubungan seksual dengan terinfeksi Hepatitis B tanpa menggunakan pengaman seperti kondom misalnya.
- Menggunakan berbagai jenis jarum suntik secara sembarangan yang telah dipakai berkali-kali, misalnya karena penyalahgunaan obat-obatan.
- Adapun salah satu yang dapat terjadi kepada para pekerja medis misalnya karena tidak sengaja terkena jarum bekas dari orang yang terinfeksi.
- Hepatitis B juga dapat menular dari seorang Ibu kepada anak misalnya karena proses persalinan, umumnya bahkan Ibu hamil harus melakukan pemeriksaan Hepatitis B karena rawan terinfeksi hepatitis.
Advertisement
Cara Mengobati HBsAg Positif
Adapun cara dalam mengobati Hepatitis B dapat berbeda-beda penanganannya tergantung dari sejauh apa infeksi penyakit tersebut. Jika hasil tes HBsAg hasilnya positif, cara umum yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan rangkaian perawatan yang disarankan oleh dokter untuk menangani infeksi Hepatitis B tersebut.
Jika Hepatitis B telah akut, mengikuti saran dari dokter adalah cara yang bijak untuk dilakukan misalnya dengan menjaga imun tubuh dengan baik dan mengonsumsi makanan bergizi.
Jika infeksi akut parah, dokter akan menyarankan perawatan seperti rawat inap dan pemberian obat antivirus dan Anda harus mengikutinya sama halnya jika infeksi kronis. Perawatan jauh lebih berbeda lagi dan harus terus dilakukan secara rutin mengikuti saran dokter.
Cara Pencegahan
Jika dilihat dari cara penyebarannya yaitu melalui darah dan cairan dalam tubuh orang yang terinfeksi, ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat kamu lakukan untuk menghindari tertular Hepatitis B.
Perlu diketahui juga jika ada keluarga serumah atau pasangan yang positif Hepatitis B bukan berarti Anda tidak bisa melakukan kontak dekat dengan mereka. Anda masih bisa melakukan itu asalkan jangan sampai ada kontak langsung dari darah terinfeksi ataupun cairan tubuhnya.
Dilansir dari situs hepb.org, terdapat beberapa cara pencegahan yang dapat anda lakukan seperti berikut:
- Rajin untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terutama jika ada potensi terpapar suatu darah.
- Gunakan kondom pada saat berhubungan seksual dengan pasangan
- Hindari kontak langsung dengan darah ataupun cairan tubuh
- Bersihkan tumpahan darah dengan larutan pemutih yang encer dan segar (campurkan 1 bagian pemutih dengan 9 bagian air).
- Tutupi luka yang terjadi dengan sangat hati-hatiHindari menggunakan benda tajam secara bersamaan misalnya seperti gunting kuku, sikat gigi, pisau cukur, anting-anting dan lain sebagainya.
- Jika selesai menggunakan pembalut, pastikan untuk membuangnya ke dalam kantong plastik.
- Hindari menggunakan obat-obatan terlarang misalnya suntikan, menghirup, mengendus ataupun meletuskan pil.
- Pastikan jarum yang digunakan steril ataupun menggunakan jarum baru misalnya untuk digunakan sebagai tindik telinga, badan, akupuntur, tato dan lain sebagainya.
Penulis: Natasa Kumalasah Putri
Advertisement