Cangkang Kelapa Sawit Indonesia Laku di Jepang, Nilainya Rp 2,1 Triliun

Indonesia membukukan kontrak dagang cangkang kernel kelapa sawit (palm kernel shell) untuk kebutuhan energi terbarukan Jepang.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 28 Sep 2022, 10:45 WIB
Indonesia membukukan kontrak dagang cangkang kernel kelapa sawit (palm kernel shell) untuk kebutuhan energi terbarukan Jepang. Kontrak dagang tersebut bernilai USD 138,2 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun (kurs 15.230 per dolar AS).

Liputan6.com, Jakarta Indonesia membukukan kontrak dagang cangkang kernel kelapa sawit (palm kernel shell) untuk kebutuhan energi terbarukan Jepang. Kontrak dagang tersebut bernilai USD 138,2 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun (kurs 15.230 per dolar AS)

Kesepakatan ini dilakukan melalui pertemuan bisnis (business meeting)dan penandatanganan kesepakatan dagang pada Senin (26/9) di Tokyo, Jepang.

Kementerian Perdagangan RI bersama Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI) memfasilitasi enam perusahaan komoditas cangkang kernel kelapa sawit Indonesia.

Pertemuan bisnis yang menghasilkan kontrak dagang tersebut merupakan bagian dari rangkaian misi dagang bertajuk 'Business Meeting of Indonesia Palm Kernel Shell' yang dilaksanakan di hari yang sama.

“Pelaksanaan pertemuan bisnis ini merupakan langkah kongkret dan kolaborasi pemerintah RIbersama pemerintah pusat, perwakilan RI di Jepang, dan asosiasi dalam meningkatkan ekspor komoditas cangkang kernel kelapa sawit Indonesia ke Jepang. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditas cangkang kernel kelapa sawit. Pada 2021, sebesar 87,1 persen tujuan ekspor cangkang kernel kelapa sawit adalah negara Jepang," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Didi juga mengapresiasi dukungan serta kerja sama dari APCASI dan perwakilan dagang Jepang yang berkolaborasi bersama perwakilan RI di Jepang dalam meningkatkan ekspor energi terbarukan cangkang kernel kelapa sawit Indonesia ke Jepang.

Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi menyampaikan, Indonesia merupakan “mitra alami” Jepang. Artinya, Indonesia dan Jepang sudah memiliki hubungan diplomatik sejak 1958. Jepang juga merupakan salah satu mitra dagang dan investor terbesar bagi Indonesia.

Dalam hal energi terbarukan, Pemerintah Jepang berkomitmen meningkatkan pembangunan pembangkit listrik yang bersumber dari bahan energi terbarukan sehingga memerlukan pasokan yang berkualitas dan stabil.

“Indonesia sebagai penghasil cangkang kernel kelapa sawit terbesar sangat mungkin untuk memenuhi permintaan produk tersebut di Jepang untuk sumber energi biomassa. Sehingga,Indonesia dapat terus meningkatkan perannya sebagai pemasok cangkang kernel kelapa sawitutama ke Jepang," tuturnya.

"Pelaksanaan pertemuan bisnis ini juga dapat mendorong kerja sama bisnis ke bisnis (business to business) dan meningkatkan ekspor Indonesia di sektor energi terbarukan khususnya cangkang kernel kelapa sawit,” ungkap Dubes Heri.

 

 

 


Ekspor Kulkas RI Capai USD 374 Juta, Tembus Pasar Jepang hingga UEA

Ilustrasi Kulkas/https://www.shutterstock.com/Andrey_Popov

Sebelumnya, Indonesia kembali dapat berbangga, karena salah satu produk elektronika, yakni kulkas karya anak bangsa melalui PT. Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) dapat diterima oleh pasar internasional.

Pada Jumat (23/9/2022), PT PMI menggelar kegiatan Pelepasan Ekspor Perdana Produk Kulkas ke Kamboja yang sebelumnya merupakan pasar dari Panasonic Vietnam.

Sebagai informasi, tepat setahun lalu pada 23 September 2021, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menghadiri acara Pelepasan Ekspor Perdana Mesin Cuci PT PMI ke pasar Jepang, yang merupakan hasil relokasi produksi dari Panasonic China.

Aktivitas PT PMI untuk relokasi produksi dari luar negeri hingga mensuplai market domestik maupun global dari Indonesia, sesuai dengan arahan Menperin terkait program substitusi impor dan kegiatan peningkatan ekspor produk dalam negeri.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada seluruh jajaran Panasonic Manufacturing Indonesia atas dukungannya terhadap upaya pemerintah untuk mendorong kegiatan ekspor industri elektronika,” kata Menperin Agus di Jakarta, Senin (26/9).

Menurutnya, upaya tersebut salah satu bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah dengan pelaku industri elektronik berjalan baik.

“Diterimanya produk kulkas Panasonic ini membuktikan produk elektronika karya anak bangsa Indonesia telah diakui kualitasnya oleh pasar Internasional,” imbuhnya.


Pasar Ekspor

Ilustrasi Kulkas/https://www.shutterstock.com/Pixe-Shot

Produk kulkas merupakan salah satu produk yang memiliki nilai ekspor tinggi di Indonesia. Pada tahun 2021, nilai ekspor kulkas sebesar USD374,4 juta.

Tingginya nilai ekspor kulkas asal Indonesia tersebut, salah satunya dari kontribusi PT PMI yang telah mengekspor kulkas sebanyak 40 persen dari produksi lokal ke pasar Asia dan Timur Tengah.

Negara Kamboja merupakan negara ke-8 bagi PT PMI dalam hal destinasi ekspor kulkas, selain Jepang, Hong Kong, Malaysia, Myanmar, UAE, Kuwait dan Oman. Selain kulkas, PT PMI juga telah mengekspor produk elektronika lain, seperti produk audio, pompa air dan mesin cuci.

PT PMI telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1970. Saat ini, PT PMI memiliki sebanyak 1.990 tenaga kerja dan lebih dari 30 negara tujuan ekspor yang meliputi kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Amerika.

“Peningkatan ekspor yang dilakukan oleh PT PMI memberikan multiplier effect yang positif bagi perekonomian Indonesia, seperti penyerapan tenaga kerja maupun potensi perluasan investasi, di mana komposisi ekspor PT PMI adalah sebesar 21 persen dari total produksi di Indonesia,” jelas Vice President Director PT PMI, Daniel Suhardiman.


Utilisasi Dalam Negeri

Ilustrasi kulkas mini. (Foto: Shutterstock)

Pada acara pelepasan ekspor kulkas tersebut, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier turut hadir langsung dan memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Dirjen ILMATE menyampaikan bahwa Kementerian Perindustrian memberikan perhatian penuh pada peningkatan utilisasi produsen dalam negeri serta menjaga iklim usaha industri dengan menyusun berbagai kebijakan dan instrumen. Kebijakan dan instrumen tersebut di antaranya berupa Neraca Komoditas, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan standarisasi.

“Berbagai kebijakan untuk meningkatkan utilitas dan menjaga iklim usaha industri sudah dikeluarkan. Salah satu program yang sedang berjalan di Kemenperin saat ini adalah Neraca Komoditas,” ujarnya.

Sebagian besar produk-produk elektronika dengan impor tinggi, dan industri nasional yang sudah kuat telah diusulkan untuk masuk ke dalam neraca komoditas.

“Harapannya dengan dijalankannya program ini dapat meningkatkan utilitas industri dalam negeri, mengurangi produk impor, serta mendukung program hilirisasi industri nasional,” tegas Taufiek.

Berkaca dari neraca perdagangan tahun lalu, komoditas kulkas menorehkan nilai positif. Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Ali Murtopo Simbolon mengajak PT PMI untuk melakukan pendalaman struktur, serta rantai pasok untuk produk kulkas dalam rangka peningkatan pemenuhan pasar domestik dan pasar ekspor.

“Oleh karena itu, kami mendorong PT PMI agar berinvestasi di sektor komponen elektronika,” tuturnya. Ali menambahkan, pengembangan ekosistem untuk produk elektronika selain kulkas masih terbuka lebar, mengingat akan segera diimplementasikannya kebijakan Neraca Komoditas dan masih besarnya potensi pasar domestik.

  

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya