Liputan6.com, Jakarta - Pada Senin 26 September 2022, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan kunjungan kerja ke Proyek Saringan Sampah Ciliwung, TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan pengelolaan sampah badan air melalui rekayasa sungai pada Kali Ciliwung di segmen TB Simatupang sejak 2 Juni 2022.
Baca Juga
Advertisement
Proyek pembangunan saringan sampah yang berada di aliran Kali Ciliwung itu menghabiskan dana Rp 195 miliar.
"195 miliar," ujar Anies Baswedan di TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin 26 September 2022.
Anies menjelaskan, saringan itu bertujuan untuk menampung sampah yang datang dari luar Jakarta. Selain disaring dan diangkut, sampah bakal diolah terlebih dahulu.
"Diolah dulu di tempat ini kemudian baru nanti dibawa ketempat pengolahan akhir," kata Anies.
Kemudian, Anies mengungkapkan sebanyak 52 ton sampah lewat di Kali Ciliwung segmen TB Simatupang setiap harinya. 52 ton sampah itu, kata Anies setara dengan satu bus Transjakarta jenis tronton.
"52 ton perhari setara dengan 1 bus Transjakarta jenis tronton," papar Anies.
Anies berharap dengan adanya sistem pengambilan dan treatment sampah badan air melalui rekayasa sungai pada Kali Ciliwung di segmen TB Simatupang ini dapat mengendalikan sampah untuk tidak masuk ke Jakarta.
Pasalnya, menurut Anies, apabila sebanyak 52 ton sampah dibiarkan mengalir begitu saja, akan menumpuk di pintu air Manggarai.
Berikut sederet fakta terkait Proyek Saringan Sampah Ciliwung buatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dihimpun Liputan6.com:
1. Beberkan 52 Ton Sampah Lewat Kali Ciliwung Setiap Hari
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengadakan kunjungan kerja ke Proyek Saringan Sampah Ciliwung, TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin 26 September 2022.
Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan pengelolaan sampah badan air melalui rekayasa sungai pada Kali Ciliwung di segmen TB Simatupang sejak 2 Juni 2022.
Anies mengatakan saat awal bertugas di Jakarta, ia mendapati Kali Ciliwung mengalami peningkatan volume air serta penimbunan sampah yang banyak di pintu air Manggarai.
"Awal bertugas di Jakarta di awal 2018, itu Sungai Ciliwung itu meningkat airnya dan di pintu air Manggarai terjadi timbunan sampah yang luar biasa banyak," kata Anies.
"Kemudian pada saat itu saya tanyakan pada tim, ini sampah dari mana? Sampah justru banyak datang dari luar Jakarta ke Sungai Ciliwung," lanjut dia.
Anies mengungkapkan sebanyak 52 ton sampah lewat di Kali Ciliwung segmen TB Simatupang setiap harinya. 52 ton sampah itu, kata Anies setara dengan satu bus Transjakarta jenis tronton.
"52 ton perhari setara dengan 1 bus Transjakarta jenis tronton," ucap Anies.
Anies berharap dengan adanya sistem pengambilan dan treatment sampah badan air melalui rekayasa sungai pada Kali Ciliwung di segmen TB Simatupang ini dapat mengendalikan sampah untuk tidak masuk ke Jakarta. Pasalnya, menurut Anies, apabila sebanyak 52 ton sampah dibiarkan mengalir begitu saja, akan menumpuk di pintu air Manggarai.
"Kalau dibiarkan tiap bulan akan berada di pintu air Manggarai," terang dia.
Advertisement
2. Teknologi Terbaru Pengelolaan Sampah
Kemudian Anies menyampaikan sistem pengelolaan ini menggunakan teknologi terbaru, sehingga sampah tak sekedar diangkut namun diolah terlebih dahulu.
Adapun proyek ini, disebut Anies sudah direncanakan sejak 2018 dan 2019. Namun, terkendala pandemi Covid-19 pada 2020. Sehingga, baru dapat terlaksana pada 2022 dan dijadwalkan rampung pada Desember 2022 ini.
Kendati demikian, Anies titip pesan kepada para pemberi tugas, konsultan perencana, konsultan supervisi, kontraktor pelaksana seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), LPPM ITB, PT Massuka Pratama, PT Gumilang Sejati KSO, PT PP Presisi, PT Runggu Prima Jaya untuk menjaga kualitas pengerjaan hingga ketepatan waktu pengerjaan.
"Jaga kualitas, ketepatan waktu, tentu saja biaya harapannya akhir tahun ini selesai. Maka air yang masuk ke Jakarta tidak lagi air pengantar sampah tapi air yang sudah disaring," kata dia.
3. Proyek Habiskan Dana Rp 195 Miliar, Target Rampung Desember 2022
Pemprov DKI Jakarta membangun saringan sampah yang berada di aliran Kali Ciliwung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Proyek pengelolaan sampah badan air melalui rekayasa sungai Kali Ciliwung ini menghabiskan dana Rp195 miliar.
"195 miliar," kata Anies.
Anies menjelaskan saringan itu bertujuan untuk menampung sampah yang datang dari luar Jakarta. Selain disaring dan diangkut, sampah bakal diolah terlebih dahulu.
"Diolah dulu di tempat ini kemudian baru nanti dibawa ketempat pengolahan akhir," kata Anies.
Anies menyampaikan Kali Ciliwung punya kapasitas normal 900 meter kubik per detik. Tiap harinya, air yang lewat hanya 600 meter kubik per detik, sehingga, saringan tersebut diupayakan dapat menampung sampah dalam jumlah yang tinggi.
"Dalam kondisi sehari-hari air yang lewat kira-kira 600 meter kubik per detik. Nah ini disiapkan untuk bisa menampung sampai cukup tinggi," jelas dia.
Tak hanya itu, dia berharap saringan dapat menampung banyaknya sampah bahkan disaat aliran air di Sungai Ciliwung dalam kapasitas normal.
"Harapannya di saat kondisi aliran air Sungai Ciliwung di atas normal bahkan di atas kapasitas 900 meter kubik per detik dia masih bisa diarahkan sampahnya," ujar Anies.
Advertisement
4. Sistem Kerja Proyek Saringan Sampah
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menyatakan proyek saringan sampah di Kali Ciliwung merupakan yang pertama kali dibangun di Indonesia. Dia menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga berencana membangun saringan sampah yang sama di Kali Pasanggarahan.
Hal ini diungkapkan Asep saat mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berkunjung ke pembangunan sistem pengambilan dan treatment sampah badan air melalui rekayasa sungai pada Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin 26 September 2022.
"Jadi memang seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur, ini adalah proyek pertama dan ke depannya kita akan coba lagi di Kali Pesanggarahan," kata dia.
"Kita sedang survei untuk titik lokasinya dan mudah mudahan kalau kita bisa alokasikan anggarannya untuk keduanya ada di Kali Pesanggarahan. Kita sedang cari titik untuk lokasinya," lanjut Asep.
Dia pun menjelaskan mengenai sistem kerja saringan sampah di Kali Ciliwung. Nantinya, pada aliran sungai dari arah Bogor menuju Jakarta akan disediakan dua penyekat untuk menyaring sampah sesuai dengan jenis sampahnya.
"Polanya adalah aliran sungai dari arah (Bogor-Jakarta) nanti akan ada dua penyekat sampah pertama untuk sampah besar isinya kayu bambu ada lemari kasur itu saringan pertama," jelas dia.
Tahap penyaringan terdiri dari dua tahapan. Saringan tahap satu, berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 5 cm - 20 cm.
Sementara itu, saringan tahap dua berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 20-50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor, kemudian membawa ke mesin penghancur atau Secondary Crusher untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 3-5 cm.
Selain dua tahap penyaringan, akan ada pula dua tahap pencacahan untuk sampah-sampah organik yang telah dipisahkan dengan sampah anorganik
"Kemudian kita alirkan sampahnya kemudian diambil sampahnya kita kelola kita crusher kita olah lagi mana yang organik mana yang anorganik," kata Asep.
Pada pencacah tahap satu berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar (kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain) menjadi ukuran 10-20 cm.
Akan tersedia pemisah sampah otomatis yang berfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar sebelum sampah dimasukkan ke pencacah tahap dua.
Pencacah tahap dua berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar (kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain) menjadi ukuran 3-5 cm.
Asep mengatakan saringan sampah ditargetkan rampung secara bertahap pada akhir tahun 2022. Namun, diperkirakan baru dapat beroperasi pada Januari 2023.
"Saringan sampah TB Simatupang ini diperkirakan dapat menampung sampah sekitar 40 m3/hari. Pembangunannya ditargetkan secara bertahap selesai pada Desember tahun 2022 dan dapat mulai beroperasi pada Januari 2023," ujar Asep.