Blue Bird Gandeng Mountrash Kelola Sampah Bertanggung Jawab

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono menyatakan, inisiasi pengelolaan sampah ini pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Sep 2022, 14:01 WIB
Kegiatan peluncuran kerja sama PT Blue Bird Tbk (BIRD)dan Mountrash, Rabu (28/9/2022). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) menggandeng mitra KLHK, PT Mountrash Avatar Indonesia (Mountrash) penyedia  platform pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat, bersih dan nyaman, serta berpartisipasi dalam mengurangi timbunan sampah nasional. 

Kerja sama ini dilakukan melalui  program implementasi dropbox sampah digital di lima pool Blue Bird (pool Mampang, pool Ciputat, pool Kelapa Gading, pool Daan  Mogot, Pool Kalibata) yang ditujukan bagi para  pengemudi dan karyawan dan diharapkan cakupannya akan diperluas ke seluruh pool Bluebird. 

Hal ini menunjukan komitmen Blue Bird, sebagai salah satu perusahaan jasa  transportasi terbesar di Indonesia, untuk melestarikan alam dan lingkungan, melalui pengelolaan  sampah berkelanjutan. 

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono menyatakan, inisiasi pengelolaan sampah  ini pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan sehingga dapat  meningkatkan kualitas hidup manusia. 

Langkah tersebut menunjukan kontribusinya terhadap pencapaian  Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah. Indonesia menargetkan reduksi  sampah hingga 30 persen atau sebanyak 20,9 juta ton dengan tingkat pengelolaan sampah sebesar 70  persen atau sebesar 70,8 juta ton pada 2025.

"Melalui kerjasama ini bisa mendapatkan nilai tambah untuk mendapat pendapatan bagi diri kita dan lingkungan,” kata Sigit dalam kegiatan peluncuran kerja sama Bluebird x Mountrash, Rabu (28/9/2022). 

 

Sigit menjelaskan, melalui kemitraan-kemitraan dengan berbagai pihak lain, Blue Bird sejak 2015, melalui Pool Bali, telah mulai berupaya menurunkan produksi sampah plastik dalam wilayah operasionalnya. 

 


Pengelolaan Sampah

Kegiatan peluncuran kerja sama PT Blue Bird Tbk (BIRD)dan Mountrash, Rabu (28/9/2022). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Hal ini dilaksanakan dengan pengurangan pemakaian 3.575 botol plastik per hari atau  1,2 juta per tahun. 

"Di pool Bali, kami telah melakukan substitusi dan pengelolaan sampah, sehingga  dapat menghemat biaya pengelolaan sampah hingga 60 persen. Langkah-langkah pengelolaan sampah ini sejalan dengan Visi Keberlanjutan Bluebird untuk  mengurangi dampak emisi karbon dan buangan operasional sebanyak 50% pada 2030 melalui tiga  pilar keberlanjutan Bluebird, yaitu BlueSky, BlueLife, dan BlueCorp," kata Sigit. 

Sejalan dengan visi keberlanjutan ini, Bluebird telah turut mengambil bagian dan akan terus  mendukung agenda keberlanjutan Pemerintah, demi terciptanya masyarakat yang madani, sejahtera,  dan bahagia, serta berkelanjutan.

Kemudian, beberapa di antaranya adalah dengan melakukan transisi ke  kendaraan listrik dan armada berbahan bakar CNG, menerapkan sistem 3R (reduce, reuse, recycle)  untuk pengelolaan sampah, mengurangi polusi lingkungan terutama udara, serta perencanaan untuk  melakukan instalasi solar panel di kantor pusat Perseroan dalam rangka menghemat energi hingga  150 ribu KWH.


Kolaborasi

Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Perusahaan taksi Blue Bird meluncurkan taksi bertenaga listrik pertama di Indonesia. Rencananya, sebanyak 30 unit taksi listrik Blue Bird akan beroperasi mulai Mei 2019. (Liputan6.com/Angga Yu

Selain itu, Sigit menyatakan, kolaborasi dengan Mountrash merupakan wujud sikap yang  bertanggung jawab atas semua sampah yang dihasilkan. 

"Selain itu, Mountrash juga membantu  menciptakan ekonomi sirkular dan melahirkan generasi sadar sampah. “Kegiatan ini merupakan  aktivitas ekonomi yang sejalan dengan prinsip ekologi dan anjuran kebijakan yang berlaku dan  merupakan langkah yang sangat penting bagi Perseroan,” imbuhnya. 

Sementara itu, Direktur Pengurangan sampah KLHK Shinta Saptarina Soemiarno mengatakan, diperlukan pendekatan yang berbeda untuk dapat mengubah perilaku masyarakat. Salah satunya  adalah menciptakan sebuah sistem yang dapat mengangkut sampah dalam skala besar, di mana  teknologi digital menjadi kunci utamanya. 

“Selain mengurangi sampah plastik, aplikasi pengelolaan  sampah juga menawarkan keuntungan dan peluang pendapatan bahkan lapangan pekerjaan.  Karenanya kami menyambut baik kolaborasi antara pelaku industri transportasi seperti Bluebird dan  penyedia solusi pengelolaan sampah digital seperti Mountrash,” kata Shinta dalam keterangan resminya.

Seperti diketahui, Mountrash merupakan salah satu aplikasi pengelolaan sampah, sistem pengelolaan sampah mandiri yang  dapat mengumpulkan sampah plastik dengan cepat, bersih, dan langsung dari sumbernya. Aplikasi ini  menawarkan layanan sistem pengelolaan sampah digital yang bisa dioperasikan secara mandiri dan  dikelola secara transparan, bertanggung jawab dan berkelanjutan. 

 

 

 


Pendekatan Atasi Masalah Sampah

Prancis akan malarang penggunakan kemasan plastik untuk mayoritas jenis buah dan sayur demi mengurangi sampah plastik.

Saat ini, pelayanan Mountrash  terdapat di wilayah Jabodetabek, dan telah dapat digunakan di wilayah di luar Pulau Jawa seperti  Kalimantan, Sulawesi hingga ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan animo yang sangat baik. 

Direktur Utama PT Mountrash Avatar Indonesia, Gideon W. Ketaren mengungkapkan, persoalan  sampah secara nasional harus diselesaikan dengan pendekatan yang implementatif agar berbagai  komitmen dan regulasi yang dikeluarkan Pemerintah dapat memberikan solusi yang berdampak. 

Untuk mengatasi isu sampah, dibutuhkan kesadaran dan komitmen menyeluruh, untuk bisa mencapai  hasil yang kita semua idamkan, Indonesia yang bersih dan sehat.

"Mountrash hadir menjawab kebuntuan dari berbagai persoalan sampah. Saat ini kami fokus di  sampah plastik dan kedepannya akan dikembangkan untuk semua jenis sampah. Saat ini Mountrash  telah mengolah ratusan ton jenis sampah, termasuk 242 ton sampah plastik dari total 14,5 juta botol  plastik yang digunakan atau bekas dikonsumsi oleh sekian juta masyarakat Indonesia,” jelas Gideon. 

Melalui Mountrash, lebih dari 14,5 juta ton plastik terselamatkan. Sampah plastik tersebut dikelola  dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan. Hal tersebut tidak terlepas dari 70 ribu pengguna  Mountrash yang mulai sadar akan dampak buruk dari sampah. Mereka merupakan nasabah dan  pengelola dropbox sampah digital. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya