Liputan6.com, Jakarta - Menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia, pada tahun 2021 jumlah portofolio investor Indonesia tumbuh pada level tertinggi dalam lima tahun karena generasi milenial dan generasi Z berbondong-bondong masuk ke pasar kripto, difasilitasi oleh aplikasi fintech.
Selain itu, pada 2021, jumlah investor tunggal mencapai 7,35 juta. Angka ini menggambarkan adopsi pasar blockchain, Web3, dan kripto memiliki pangsa sebesar 3 persen dari total populasi Indonesia.
Advertisement
Dengan demikian, ada potensi besar untuk industri Web3 berkembang lebih jauh karena teknologi juga akan turut berkembang lebih pesat.
Pemerintah Indonesia mengatur 25 bursa kripto domestik melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), sembari tetap mendukung penggunaan teknologi blockchain sebagai solusi yang menguntungkan bagi sektor swasta.
Pemerintah menganjurkan pendekatan keamanan komputer Sandbox untuk eksperimen blockchain dengan mendirikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam, di mana penyedia solusi blockchain global dapat menikmati lingkungan yang ramah investor dengan infrastruktur bisnis yang dikembangkan.
Pada Agustus 2022, PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga bergabung dengan industri blockchain dan Web3 dengan mengakuisisi cripto exchange lokal (PT Kripto Maksima Koin), yang menandakan tren ekspansi industri blockchain di Indonesia.
Potensi Blockchain dan Web3 di Masa Depan
Menurut Emurgo (perusahaan teknologi blockchain global yang memberikan solusi bagi developer, startup, perusahaan, dan pemerintah), dikutip Kamis (29/9/2022), blockchain dan Web3 memiliki potensi tak terbatas untuk mengubah sebagian besar industri yang ada saat ini.
Berbagai aktivitas yang kita lakukan saat ini, kebanyakan dikendalikan oleh entitas publik atau swasta terpusat yang berarti mereka bertanggung jawab untuk mengamankan data kita, harus tetap netral di tengah berbagai kepentingan yang ada, mengambil biaya komisi, dan lain sebagainya.
Masalahnya adalah sejarah menunjukkan bahwa mereka yang berkuasa tidak dapat dipercaya untuk selalu “bermain sesuai aturan”.
Di sisi lain, blockchain dan Web3 diklaim sebagai teknologi open-source yang aman, terdesentralisasi, dan transparan supaya semua orang bisa melihat apakah aturan dipatuhi atau tidak.
Generasi muda akan memainkan peran besar dalam membentuk tren budaya, sosial, dan ekonomi masa depan mulai dari adopsi teknologi hingga adopsi kuliner, musik, dan mode.
Dalam jangka panjang, generasi muda semakin memahami teknologi dan lebih tertarik terhadap cryptocurrency daripada saham.
Generasi muda tumbuh di era ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan terhadap perusahaan, dan menghargai inovasi baru yang dapat mengubah cara lama berbisnis sambil memberikan ‘lapangan bermain’ yang adil dan setara kepada siapa pun yang ingin berpartisipasi.
Dengan demikian, talenta muda secara global menjadi sadar akan peluang masa depan yang dihadirkan oleh blockchain dan Web3.
Banyak lulusan universitas berbakat, profesional muda maupun yang lebih tua, dan profesional mapan yang sekarang beralih melamar ke pekerjaan blockchain dan Web3 (Web 3.0) yang mereka lihat sebagai peluang sekali seumur hidup.
Pekerjaan dan peluang ini didanai oleh gelombang besar investasi global lebih dari USD 25 miliar pada 2021 oleh modal ventura dan perusahaan investasi yang mencari industri baru dengan potensi ekspansi yang tinggi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Mendorong Ekonomi Global
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global, masyarakat perlu mengetahui dan mengadopsi teknologi blockchain dan Web3. Dan agar ini terjadi, blockchain dan Web3 perlu memberikan solusi yang jauh lebih baik dan lebih mudah untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Seperti disebutkan di atas, kaum muda tertarik pada cita-cita desentralisasi blockchain dan Web3 karena masalah yang ada saat ini.
Beberapa di antaranya termasuk: platform terpusat membatasi kontribusi pengguna dengan standar yang ambigu; pihak perantara membebankan biaya yang tinggi untuk fee layanan; pelanggaran data; proses bisnis yang tidak jelas; depresiasi mata uang di negara-negara terbelakang; kurangnya opsi pembayaran lintas negara; iklan yang tidak diinginkan; kurangnya kontrol penuh atas konten yang dihasilkan; dan masih banyak lagi.
Dengan demikian, peralihan ke internet Web3 terdesentralisasi berbasis blockchain adalah langkah alami berikutnya dari internet.
Di era internet Web3 ini, pengguna dan brand dapat membuat konten yang tidak dapat dikontrol oleh entitas pusat. Mereka bisa memiliki dan memonetisasi konten ini dengan kontrol penuh dengan memanfaatkan aplikasi terdesentralisasi.
Untuk memiliki properti digital, pengguna dapat membeli, dan menjual NFT berharga (seni, musik, barang langka, dll.) di marketplace NFT yang berjalan di atas blockchain terdesentralisasi.
Untuk pembayaran, pengguna dan brand dapat bertransaksi satu sama lain di seluruh dunia menggunakan cryptocurrency atau stablecoin berbasis blockchain tanpa bank atau perantara dengan proses yang instan dan biaya yang minim atau bahkan tanpa biaya.
Hal ini juga dapat membantu untuk melakukan lindung nilai terhadap depresiasi mata uang jangka panjang dengan memungkinkan pengguna untuk menahan mata uang kripto mereka dalam mata uang alternatif yang lebih kuat. Dompet kripto berbasis web dapat memfasilitasi pembayaran ini.
Untuk menjaga identitas diri, pengguna dan perusahaan dapat menggunakan pengidentifikasi terdesentralisasi (DID) untuk mengelola informasi pribadi mereka secara pribadi tanpa harus bergantung pada database pihak ketiga yang terpusat yang dapat membocorkan data mereka.
Pengguna juga dapat memilih untuk melihat iklan tertentu dengan imbalan pembayaran mikro tanpa dipaksa untuk melihat iklan.
Setelah solusi ini di uji coba dan bersaing satu sama lain untuk menemukan kecocokan pasar, blockchain dan Web3 berpeluang tinggi untuk mengembangkan model bisnis baru dan aliran pendapatan.
Advertisement
Pendidikan adalah Kunci
Dengan permintaan yang meningkat untuk pekerjaan terkait dengan blockchain dan peluang karir yang terus meningkat dari tahun ke tahun, jumlah kandidat berbakat yang ada saat ini belum mampu memenuhi permintaan.
“Kunci untuk memenuhi permintaan ini selama beberapa tahun dan dekade ke depan adalah dengan membangun kumpulan talenta besar dari developer blockchain dan Web3 serta profesional bisnis," kata Chief of Operations EMURGO Group, Rio “Popeye” Inaba.
Bakat-bakat ini nantinya mampu mengembangkan solusi blockchain baru yang dapat menemukan produk yang cocok untuk kebutuhan di pasaran, mempekerjakan lebih banyak developer blockchain serta menciptakan lapangan kerja untuk ekonomi lokal, memperkuat daya saing nasional, dan lainnya.
Karena adopsi teknologi biasanya didasarkan pada network effect, dan selama solusi ini menemukan produk yang cocok di pasaran, industri Web3 secara keseluruhan akan tumbuh eksponensial.
Perusahaan seperti Emurgo, entitas pendiri blockchain Cardano (salah satu jaringan blockchain terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar dan blockchain ramah lingkungan terbesar) membantu memenuhi permintaan yang ada saat ini melalui cabang pendidikannya, Emurgo Academy.
Emurgo Academy berfokus pada pelatihan generasi berikutnya dari developer dan profesional blockchain untuk memberdayakan hidup mereka dengan peluang karir baru untuk bekerja di Web3 dan industri blockchain.
Dengan atau tanpa keterampilan IT, semua orang dapat belajar tentang blockchain di EMURGO Academy.
EMURGO Academy saat ini mengoperasikan kursus online secara global dan juga di Indonesia, dan telah melatih lebih dari 2.500 pelajar bersertifikat hingga saat ini.
Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)
Advertisement