Liputan6.com, Palangka Raya Gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bukit Tunggal, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dimanfaatkan pemerintah setempat sebagai energi alternatif terbaru pengganti gas elpiji.
Setelah melalui proses penyulingan, gas tersebut disalurkan ke rumah warga sekitar TPA dengan menggunakan pipa. Kemudian para warga memanfaatkannya untuk kenutuhan rumah tangga seperti memasak.
Advertisement
Seorang warga, Jumirah, mengatakan api yang dihasilkan oleh gas metan nerwarna biru dan lebih bagus ketimbang gas elpiji, sehingga tidak membuat perabotan rumah tangga menjadi gosong.
"Sebelumnya saya sebulan habis dua tabung elpiji ukuran 5,5 kilogram (kg), namun saat ini pakai gas metan gratis tanpa biaya, ya mudah-mudahan sampai seterusnya," ungkap Jumirah, Kamis (27/9/2022).
Sementara itu Kepala TPA Bukit Tunggal, Cebianto mengatakan pemanfaatan gas metan ini, merupakan langkah alternatif untuk mengurangi dampak dari pemanasan global yang disebabkan oleh menguapnya gas metana ke udara.
"Pemanfaatan gas metan ini yang pertama mengurangi pemanasan global, yang kedua pemanfaatannya untuk kebutuhan sehari hari terutama pegawai yang ada di TPA ini, terus kita juga mengalirkan gas metan ini ke rumah masyarakat warga sekitar sini, diperkirakan baru sekitar empat rumah," ujar Cebianto.
Untuk saat ini, pemanfaatan gas metan sebagai energi alternatif bagi warga tidak dipunggut biaya oleh pihak TPA, dan kedepannya pihaknya berencana akan memperluas jaringan pipa agar dapat dinikmati warga yang lainnya.