Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Indonesia diundang dalam rapat tahunan Organisasi Internasional Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Dalam kesempatan itu, Indonesia memaparkan strategi penanganan pandemi covid-19 berbasis pendekatan komunikasi digital dan sosial.
Konferensi Tahun 2022 ini bertajuk "5th meeting of the OECD Expert Group on Public Communication". Kegiatan dihadiri lebih dari 40 delegasi dari sedikitnya 16 negara maju di dunia. Indonesia dan Singapura diundang mewakili Asia Tenggara.
"Pertemuan ini berlangsung untuk mendengarkan berbagai studi kasus dan capaian berbagai negara di dunia, yang menggunakan pendekatan komunikasi untuk memperkuat tingkat kepercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah," kata Head of Open and Innovative Government Division, OECD, Carlos Santiso dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 September 2022.
Pertemuan itu juga membagikan wawasan dari penggunaan big data dan behavioral study dalam praktik komunikasi publik selama pandemi. Dari 277 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 6 juta warga di antaranya terinfeksi covid-19 hingga Agustus 2022 dengan total kematian 150 ribu kasus.
Baca Juga
Advertisement
"Kondisi ini kontras dengan Amerika Serikat misalnya, yang memiliki penduduk sebanyak 322 juta, yang terinfeksi covid-19 mencapai 95 juta orang dengan angka kematian lebih dari 1 juta," tambah tim Posko Vaksinasi Merdeka Polda Metro Jaya, Ardilla Amry.
Akhmad Firmannamal, delegasi Indonesia lainnya yang hadir menambahkan, penanganan pandemi di Indonesia lebih baik. Menurut dia, capaian itu tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang digaungkan. Di antaranya program literasi Makin Cakap Digital, yang terselenggara sebanyak 17.414 kegiatan sepanjang 2021.
"Untuk memberikan edukasi literasi digital agar masyarakat tidak mudah termakan disinformasi ataupun misinformasi, khususnya di sosial media yang membuat mereka tidak mau melakukan social distancing (jaga jarak) hingga tidak mau terlibat program vaksinasi misalnya," ujar Akhmad.
Jurus Kendalikan Covid-19
Padahal, Indonesia bukan negara produsen vaksin. Peneliti program Vokasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati meyakini salah satu keberhasilan Indonesia mengendalikan infeksi covid-19 ialah melalui program vaksinasi. Program itu dibarengi dengan literasi digital. Dengan begitu lambat laun masyarakat mau berpartisipasi untuk menjalani vaksinasi demi mencegah penyebaran virus tersebut.
Program Vaksinasi Merdeka yang diinisiasi oleh Polda Metro Jaya, menjadi salah satu studi kasus yang diminta OECD untuk dipresentasikan. Sebab, inovasi program Vaksinasi Merdeka yang menggunakan pendekatan komunikasi sosial, yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dinilai sejalan dengan rekomendasi OECD untuk para pengambil kebijakan di seluruh dunia.
"Vaksinasi merdeka mengawinkan tiga pendekatan yaitu behavioral insights, penggunaan teknologi digital serta kearifan sosial, gotong royong, yang berhasil melahirkan metode penyelengaraan vaksinasi yang kolosal di berbagai titik," kata Devie.
Biaya penyelenggaraan Vaksinasi Merdeka itu juga disebut efisien. Ribuan relawan bekerja bersama di satu waktuaku secara masif. Penyelenggaraan juga singkat hanya 17 hari.
"Namun, dampaknya terukur yaitu capaian warga yang tervaksinasi lebih dari 97 perseb, di mana sebelum hadirnya metode Vaksinasi Merdeka, capaian vaksinasi baru mencapai 33 perseb," ujar Devie.
Advertisement
Kekuatan Partisipasi Aktif
Kepala Posko Vaksinasi Merdeka Polda Metro Jaya Supriyanto menuturkan Vaksinasi Merdeka menekankan pada kekuatan partisipasi aktif publik. Diawali dengan pendekatan persuasif kepolisian melalui desain program yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan publik.
"Metode ini berhasil karena meninggalkan pendekatan top bottom (atas bawah) menjadi bottom up (bawah ke atas), sehingga no one left behind (tidak ada yang tertinggal)," ungkapnya.
Inisiator platform Vaksinasi Merdeka dan SiapBergerak Zaky Ramadhan mengatakan metode Vaksinasi Merdeka ini bukan hanya menjadi role model praktis penyelenggaraan vaksinasi di seluruh wilayah nusantara. Namun, juga berkembang menjadi platform yang mampu memfasilitasi semangat gotong royong masyarakat Indonesia dengan kekuatan teknologi.
"Yang terus memberikan solusi terhadap berbagai tantangan sosial lain di luar masalah kesehatan," kata Zaky.
Kehadiran delegasi Indonesia merupakan sebuah pengakuan terhadap kebijakan dan program kolaborasi yang dijalankan di berbagai Kementerian, Lembaga, Organisasi Masyarakat Sipil, Komunitas, Kampus, Swasta, Media serta masyarakat di akar rumput. Pemaparan materi strategi penanganan covid-19 di Indonesia ini dilakukan atas permintaan Organization for Economic Co-operation and Development (OEDC), lembaga yang berdiri sejak 1948.