Liputan6.com, Jakarta - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) gandeng PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) jalin kerja sama pengelolaan aset berkualitas rendah senilai Rp 1,3 triliun.
Kerja sama strategis tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama perjanjian pengelolaan aset berkualitas rendah yang dilakukan oleh Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Keuangan KB Bukopin Seng Hyup Shin, dan Direktur Kredit KB Bukopin Henry Sawali di Kantor Pusat KB Bukopin di Jakarta pada hari ini, Rabu 28 September 2022.
Advertisement
Acara tersebut juga dihadiri langsung oleh Wakil Direktur Utama KB Bukopin Robby Mondong, Direktur Investasi 2 PPA Adi Pamungkas Daskian, serta para profesi penunjang.
"Melalui kerja sama ini, KB Bukopin akan merampungkan penyelesaian atas aset berkualitas rendah senilai Rp 1,3 triliun dengan skema asset swap sehingga dapat memperbaiki kinerja KB Bukopin," kata Direktur Keuangan KB Bukopin Seng Hyup Shin dalam keterangan resmi, Rabu (28/9/2022). Shin menambahkan, atas transaksi tersebut, perseroan dapat menurunkan jumlah aset berkualitas rendah.
Kerja sama ini diharapkan dapat membantu KB Bukopin untuk tetap konsisten dalam pengelolaan aset berkualitas rendah.
Direktur Utama PPA, Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, kerja sama ini merupakan komitmen PPA dalam mengoptimalisasikan kepemilikan saham minoritas pada KB Bukopin, sebagaimana yang diamanatkan oleh Kementerian BUMN kepada PPA.
"Kerja sama ini juga semakin memperkuat peran nyata PPA yang dipercaya institusi finansial nasional maupun global sebagai mitra dalam pengelolaan aset berkualitas rendah perbankan," kata Yadi.
Skema asset swap merupakan penukaran aset berkualitas rendah dengan aset produktif berupa sukuk. Dalam hal ini, PPA melakukan penerbitan instrumen keuangan syariah di mana dana yang diperoleh akan dipergunakan untuk keperluan dana korporasi.
“Pendekatan inventif skema asset swap telah terbukti mampu menyelesaikan tantangan yang dihadapi perbankan dalam mengelola aset berkualitas rendah secara efektif dengan manajemen risiko yang terukur. PPA juga bekerja sama dengan stakeholders terkait untuk mendapatkan pemulihan yang optimal,” ujar Yadi.
Gandeng IFC, Bank KB Bukopin Terbitkan Obligasi Sosial Rp 4,4 Triliun
Sebelumnya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) resmi menjalin perjanjian kerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) yang merupakan salah satu entitas yang terafiliasi dengan World Bank.
Perjanjian kerja sama kedua belah pihak ini berupa pembiayaan melalui obligasi senilai USD 300 Juta atau setara Rp 4,41 Triliun (kurs Rp 14.713 per dolar AS).
Pinjaman tersebut merupakan penerbitan obligasi sosial pertama oleh bank swasta di lndonesia yang akan sepenuhnya didedikasikan untuk mendanai inisiatif sosial.
Inisiatif sosial ini berfokus pada penanganan dampak sosial ekonomi akibat dari COVID-19 dan pembiayaan di segmen sosial seperti UMKM, perumahan yang terjangkau, perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Direktur Utama Bank KB Bukopin, Woo Yeul Lee menjelaskan obligasi sosial ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, berupa pinjaman senilai USD 240 juta yang dipinjam oleh KB Kookmin BankCo.,Ltd (KBHQ).
Adapun 100 persen dari pinjaman tersebut akan secara eksklusif dipinjamkan kembali ke KB Bukopin yang akan disalurkan pada pembiayaan pertumbuhan portofolio pinjaman sosial.
"Adapun tahap kedua yaitu berbentuk pinjaman langsung kepada Bank KB Bukopin senilai USD 60 juta,” ujar Lee, dalam acara Agreement Ceremony, di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Selaras dengan Program Pemerintah
Selain itu, Lee menyebut pinjaman ini sejalan dengan program yang disosialisasikan oleh pemerintah terkait keuangan berkelanjutan (Sustainable Finance) yang merupakan salah satu topik dari 6 isu prioritas di bidang keuangan yang akan diangkat pada presidensi G20.
"Pinjaman ini dinilai sangat penting untuk membantu pertumbuhan perekonomian Nasional, mengingat efek pandemi Covid yang telah dirasakan memberikan dampak besar dalam upaya Indonesia untuk mengurangi kemiskinan," ujar Lee.
Advertisement
Dukungan Pemerintah
Bukan Kali Pertama IFC
Kepala Region Asia IFC, Asif Mustaqim mengungkapkan bukan pertama kalinya memberikan fasilitas pinjaman serupa. Sebelumnya IFC memberikan kepada salah satu bank di Indonesia dalam bentuk green bond.
Melihat potensi yang besar di Indonesia, Asif menyebut IFC kemungkinan akan meningkatkan pinjamannya dalam berbagai sektor di Indonesia.
"Kami berencana meningkatkan pembiayaan di Indonesia di berbagai sektor semoga bisa sampai menyentuh USD 2 miliar,” kata ASif.
Dukungan Pemerintah
Perjanjian kerja sama pinjaman dalam penerbitan obligasi sosial senilai USD 300 juta ini turut mendapat apresiasi dari pihak regulator Indonesia karena membantu pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto menuturkan apresiasinya atas terjalinnya kerja sama ini yang diterbitkan pihak swasta dan Bank Bukopin sebagai inisiator.
"Dari kerja sama ini dana yang terkumpul nantinya akan fokus pada sektor ekonomi yang terdampak pandemi. Semua hal tersebut diharap dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi,” tutur Airlangga secara virtual.
Bank KB Bukopin Kantongi Pinjaman Rp 3 Triliun untuk Perkuat Modal
Sebelumnya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mengantongi pinjaman Rp 3 triliun dari Kookmin Bank Hong Kong. Pinjaman tersebut digunakan untuk meningkatkan dan memperkuat modal pelengkap (Tier II) Perseroan.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (5/7/2022), Bank KB Bukopin menyatakan telah merealisasikan penerimaan pinjaman subordinasi dari Kookmin Bank Hong Kong pada 30 Juni 2022. Sedangkan penandatanganan perjanjian pinjaman subordinasi itu pada 29 Juni 2022.
Pinjaman tersebut berjangka waktu tujuh tahun dengan bunga 8,5 persen p.a dan tanpa jaminan.
Perseroan menyatakan transaksi pinjaman ini untuk meningkatkan dan memperkuat modal perseroan serta mendukung rencana bisnis perseroan sehingga harus mengambil langkah strategis yang konkret. Salah satunya melalui peningkatan modal perseroan.
“Dengan melakukan transaksi ini, perseroan memproyeksikan selisih kenaikan rasio KPMM actual sebesar 5,31 persen, selisih kenaikan rasio LCR sebesar 38,76 persen dan selisih kenaikan rasio NSFR sebesar 5,77 persen,” tulis manajemen perseroan.
Adapun transaksi pinjaman subordinasi antara PT Bank KB Bukopin Tbk dengan Kookmin Bank Hong Kong ini sebagai transaksi material merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.
Kookmin Bank Hong Kong merupakan cabang dari Kookmin Bank Co Ltd (KBHQ) dengan KBHQ merupakan pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali dari perseroan dengan kepemilikan 67 persen per Mei 2022.
Advertisement