Liputan6.com, Jakarta Striker Inggris, Michael Owen baru bermain dua menit di laga terakhir babak Grup B menghadapi Swedia, 21 Juni 2006 di Piala Dunia 2006 yang berlangsung di Stadium Cologne, Jerman. Cedera lutut menghantamnya.
Saat masih diperiksa tim medis di tengah lapangan, Owen ternyata sudah membayangkan perannya di Piala Dunia bersama The Three Lions tidak akan berlanjut.
Baca Juga
Advertisement
"Tentu saja cedera dan tak lagi tampil di Piala Dunia, merupakan pukulan berat bagi saya. Segera setelah terjadi, saya sadar sedang dalam masalah besar. Sungguh kekecewaan besar mengalami cedera seperti ini saat pertandingan baru mulai," ujar Owen seperti dilansir AFP.
Owen yang saat itu menjadi pemain Newcastle United, setelah pindah dari Real Madrid, menjadi tumpuan harapan Inggris.
Ia sudah menjadi bintang timnas U-15 dan U-16 Inggris. Bahkan sejak berusia 12 tahun, kemampuannya sudah diperhatikan oleh Owen melanjutkan beberapa klub besar Inggris, seperti Liverpool, Manchester United, Chelsea dan Arsenal. Perburuan itu dimenangkan oleh Liverpool yang berhasil mendapatkan tanda tangan Owen dan memasukkannya ke tim muda Liverpool.
Dalam kiprahnya membela timnas U-15, pemain bernama lengkap Michael James Owen yang lahir 14 Desember 1979 itu mencetak 28 gol dari 20 pertandingan.
Owen juga membawa Liverpool untuk pertama kalinya memenangni Piala FA Junior pada musim 1995-96. Owen pun tak pelak terpilih menjadi pemain terbaik dari ajang ini
Tuntutan
Tak heran Inggris banyak berharap pada kecermelangan Owen di Piala Dunia 1998. Michael Owen muncul sebagai bocah fenomenal yang seolah bakal membawa kejayaan bagi Inggris.
Piala Dunia 1998 merupakan debut Piala Dunia bagi Michael Owen, bahkan ia baru memulai debut bersama Timnas Inggris empat bulan sebelum Piala Dunia digelar.
Setelah dipastikan tidak akan bisa tampil lagi di Piala Dunia 2006, Owen kembali ke klubnya Newcastle United. "Saya akan bersama tim medis Newcastle menjalankan program rehabilitasi," tandasnya.
Akibat cedera parah itu Owen harus beristirahat selama separuh musim, hal yang sangat merugikan Newcastle.
Newcastle yang merasa dirugikan kemudian menuntut Asosiasi Sepakbola (FA) Inggris dan FIFA agar bersedia memberikan kompensasi sebesar 7 juta poundsterling. Jumlah itu hampir separuh dari biaya yang mereka keluarkan untuk menebus Owen dari Real Madrid pada 2005, yakni sebesar 17 juta poundsterling.
Awalnya FIFA dan FA menolak untuk mengabulkan permohonan The Magpies. Namun akhirnya dana sebesar 3,3 juta poundsterling masuk ke kas Newcastle pada 31 Maret 2007. FIFA memberikan satu juta pounds, sisanya dari FA Inggris.
Advertisement
Virus
Apa yang terjadi dengan cederanya Owen, dan keputusan yang keluar dari tuntutan Newcastle itu menjadi pemicu klub-klub lain untuk melakukan hal yang sama.
FIFA pun kemudian menyanggupinya dengan mengeluarkan regulasi untuk melindungi klub yang terealisasi pada 2012.
Bagi klub-klub sepakbola papan atas Eropa, pertandingan yang melibatkan tim nasional terkadang menyebalkan. Ada resiko pemain mereka pulang dengan membawa cedera. Ini tentu merugikan baik secara kinerja klub di lapangan maupun keuangan.
Maka muncul istilah ‘virus FIFA’ dari para manajer dan petinggi klub terhadap agenda FIFA yang bisa menimbulkan kerugian bagi mereka, dengan cedera yang dialami pemain dan menjadi beban bagi klub.
FIFA lalu menelorkan program FIFA Protection Program (Program proteksi FIFA, kerap disebut program perlindungan klub atau Club protection program).
Program
FIFA lalu menelorkan program FIFA Protection Program (Program proteksi FIFA, kerap disebut program perlindungan klub atau Club protection program).
Program yang diperkenalkan pada 2012, disetujui saat kongres FIFA pada Mei 2012, itu adalah semacam asuransi yang bertujuan memberikan perlindungan kepada klub yang pemainnya cedera saat membela negara di jeda internasional..
Cedera Michael Owen yang terjadi pada Piala Dunia 2006 memberi hikmah tersendiri dengan adanya program itu.
Namun, bagaimanapun kompensasi material ini tidak cukup untuk mengatasi masalah bagi klub. Walau biaya perawatan atau gaji pemain tidak lagi menjadi masalah, tapi uang tidak bisa menggantikan pentingnya kehadiran si pemain di lapangan.
Begitu juga bagi negara asal pemain yang pasti sangat dirugikan karena ia menjadi andalan untuk membela tim nasionalnya.
Terkini menimpa pemain Uruguay, Ronald Araujo saat pertandingan uji coba internasional di AV Arena, Austria, 24 September 2022. Baru berjalan lima menit Araujo yang juga menjadi andalan klub Barcelona FC mengalami cedera dan digantikan Agustin Rogel. Otot pahanya robek, dan harus menjalani operasi dan pemulihan yang cukup lama.
Apes bagi Uruguay, tak hanya kehilangan bek tengah andalannya, tapi juga secara mengejutkan kalah 0-1 dari Iran.
Uruguay yang juara dunia dua kali itu tergabung di Grup H Piala Dunia 2022 di Qatar Bersama Korea Selatan, Ghana dan Portugal. Uruguay kehilangan pemain kuncinya di saat mencanangkan tekad lolos dari grup yang sulit itu.
Meski manajemen Barcelona tidak menyebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan Araujo untuk pulih dari cederanya, namun beberapa media Spanyol menyebutkan bahwa ia butuh waktu tiga bulan.
Hal ini menandakan bahwa Araujo tak bisa memperkuat Uruguay di Piala Dunia 2022 Qatar yang akan digelar musim dingin mendatang.
Barcelona sendiri diperkirakan akan mendapat ganti rugi dari FIFA 20.548 euro per hari, kalau Araujo benar-benar harus absen panjang. Dikutip dari Mundo Deportivo, FIFA wajib memberi uang kompensasi ke klub jika ada pemain yang harus menepi minimal 28 hari akibat cedera saat membela negaranya di jeda internasional FIFA.
Barcelona berpeluang menerima uang ganti rugi hingga dari FIFA. Hal ini bakal dibayarkan ke Barcelona jika Araujo harus absen hingga melebihi tanggal 21 Oktober.
Advertisement