Harga Emas Dunia Hari Ini Kinclong Usai Dolar AS Lesu

Harga emas dunia di pasar spot naik 2 persen menjadi USD 1.660,62 per ounce,

oleh Tira Santia diperbarui 29 Sep 2022, 08:46 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik sekitar 2 persen pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) karena pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menghidupkan kembali beberapa daya tarik terhadap logam mulia. Hal ini meskipun prospek kenaikan suku bunga yang tajam membuat logam mulia non-yielding mendekati titik terendah dalam 2,5 tahun terakhir.

Dikutip dari CNBC, Kamis (29/9/2022), harga emas dunia di pasar spot naik 2 persen menjadi USD 1.660,62 per ounce, untuk menutup beberapa kerugian dari penurunan sebelumnnya yang menembus level terendah sejak April 2020 pada perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 2,1 pesen ke level USD 1.670. 

"Turunnya nilai tukar dolar AS dan imbal hasil telah membuat emas bergerak dari posisi terendah itu,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

“Faktor-faktor yang berkaitan dengan Rusia dan diskusi aneksasi ... yang mungkin memberikan tawaran ke pasar (emas) dari perspektif safe-haven,” tambah Meger.

Kurs dolar AS melemah setelah mencapai level tertinggi baru dalam dua dekade terakhir membuat harga emas batangan lebih murah bagi pembeli luar negeri. Sementara imbal hasil Treasury turun.

Moskow siap untuk untuk mencaplok wilayah Ukraina, merilis apa yang disebut penghitungan suara menunjukkan dukungan di empat provinsi yang diduduki sebagian untuk bergabung dengan Rusia. Hal ini setelah apa yang dikecam Kyiv dan Barat sebagai referendum palsu dan ilegal yang diadakan di bawah todongan senjata.

"(Selain itu) Harga emas terlihat sedikit longgar karena rencana Inggris untuk membeli jangka panjang Gilt melihat imbal hasil melemah,” kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Sementara itu, harga perak naik 2,7 persen menjadi USD 18,92 per ounce, setelah mencapai level terendah tiga minggu di leve; 17,94 di awal sesi.

Sedangkan, harga platinum naik 1,5 persen menjadi USD 861,32 dan paladium melonjak 3,2 persen menjadi USD 2.153,51. 


Harga Emas Bangkit dari Level Terendah 2,5 Tahun

Untuk memperkuat nilai tambah produk emas, Antam terus melakukan inovasi produk dan penjualan.

Sebelumnya, harga emas rebound dari level terendah 2,5 tahun pada hari Selasa. Itu terjadi karena jeda dalam reli dolar AS membantu memulihkan daya tarik emas batangan, meskipun risiko dari kenaikan suku bunga yang menjulang tetap ada.

Dikutip dari CNBC, Rabu (28/9/2022), harga emas di pasar spot terakhir 0,38 persen lebih tinggi pada USD 1.627.6707 per ounce, setelah naik lebih dari 1 persen menjadi USD 1.642,29 di awal sesi.

Emas berjangka AS naik 0,13 persen menjadi USD 1.635,60.

"Hari ini hanya sedikit pemulihan setelah beberapa kelemahan ekstrem yang terlihat selama beberapa hari terakhir. Tapi saya tidak berpikir benar-benar ada perubahan mendasar yang terjadi di pasar emas," kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas di TD Sekuritas.

Dolar AS melemah dari level tertinggi dua dekade, mendorong investor untuk beralih ke emas, yang telah jatuh ke level terendah sejak April 2020 di USD 1.620,20 di sesi sebelumnya. Dolar yang lebih lemah membuat emas menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Harga emas juga diuntungkan dari "rebound harga korektif dari tekanan jual baru-baru ini dan short-covering dari pedagang berjangka jangka pendek," Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, mengatakan dalam sebuah catatan.


Risiko Suku Bunga AS

Petugas menunjukkan koleksi lempengan emas di Pegadaian, Jakarta, Selasa (18/5/2021). Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) pada 17 Mei 2021 berada di posisi lebih tinggi dibanding hari sebelumnya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Namun, emas menghadapi tekanan dari kenaikan suku bunga agresif yang cenderung meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Bank sentral AS perlu menaikkan suku bunga setidaknya satu persen lagi tahun ini, kata Presiden Fed Chicago Charles Evans pada hari Selasa.

"Kami pada dasarnya masih dalam lingkungan yang cukup lemah untuk emas dengan Fed yang agresif dan beberapa pembicara Fed sepanjang minggu kemungkinan akan menekankan titik bahwa suku bunga akan lebih tinggi lebih lama," tambah McKay.

"Kita bisa melihat harga turun di bawah level USD 1.600," pungkanya.

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya