Penyaluran Bantalan Sosial Dinilai Kebijakan Tepat Mitigasi Dampak Penyesuaian Harga BBM

Ketepatan akan penyaluran BLT BBM ini jika dibandingkan dengan pemberian subsidi BBM, yang mana merupakan kebijakan lama, menurut Emrus jauh lebih tepat kebijakan yang sekarang karena langsung menyasar ke penerima yang membutuhkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2022, 08:55 WIB
Presiden Jokowi membagikan bansos BLT BBM di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. (Foto: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah  pengamat  menilai  bahwa kebijakan penyaluran bantalan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang belakangan ini digencarkan pemerintah untuk mengatasi dampak penyesuaian harga BBM sudah sangat tepat dilakukan.  Setelah resmi melakukan penyesuaian harga BBM, pemerintah saat ini tengah berfokus untuk bisa terus menjaga daya beli masyarakat rentan agar inflasi tidak terlalu melonjak.

Caranya, adalah dengan melakukan penyaluran BLT BBM hanya kepada masyarakat rentan yang benar-benar membutuhkan.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, mengatakan kebijakan penyaluran BLT BBM yang telah dilakukan oleh pemerintah ini merupakan keputusan yang sangat strategis.

"Suatu keputusan yang sangat strategis dilakukan oleh pemerintah. Karena bagaimanapun penyesuaian harga BBM ini pasti berdampak kepada masyarakat rentan,” katanya dalam salah satu diskusi Selasa, 27 September 2022.

Ketepatan akan penyaluran BLT BBM ini jika dibandingkan dengan pemberian subsidi BBM, yang mana merupakan kebijakan lama, menurut Emrus jauh lebih tepat kebijakan yang sekarang karena langsung menyasar ke penerima yang membutuhkan.

"Oleh karena itu, pemberian bantalan sosial ini kepada mereka merupakan keputusan yang tepat, dengan demikian bantalan sosial tersebut diberikan langsung kepada orang yang bersangkutan yang memang layak untuk menerima bantuan tersebut,” tambahnya.

Kemudian, terkait bagaimana permasalahan mengenai data penerima BLT BBM tersebut, Emrus Sihombing menyampaikan agar ada penyesuaian antara data dengan realita aktual di lapangan.

“Saya rasa harus ada kombinasi antara data di pusat dan juga koordinasi dengan Kelurahan karena mereka yang tahu persis masyarakatnya. Sehingga sangat penting adanya crosscheck data dan juga bagaimana aktualnya di lapangan,” terangnya.

Hal senada disampaikan Pengamat Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen, Agus Pambagio, bahwa kebijakan BLT BBM sudah sangat tepat, terlebih bantuan yang dirupakan uang tunai adalah strategi meminimalisasi terjadinya penyelewengan dan kecurangan.

"Tentu ini baik, kan tujuan Presiden memberikan ini untuk menjaga supaya orang miskin tidak menjadi semakin miskin. Maka diberikanlah bantuan langsung berupa uang, karena kalau barang nanti akan rawan dikorupsi,” ujarnya.

Lebih lanjut, agar seluruh bantuan yang disalurkan oleh pemerintah tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, Agus menambahkan agar perlu juga dilakukan monitoring dan sosialisasi.

"Pemerintah juga harus melakukan monitor mengenai bantuan uang Rp 150 ribu itu agar dibelikan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Sehingga di tempat pembagian Bansos harus ada orang yang memberikan sosialisasi dan mengingatkan,” imbuhnya. 

 

 


19,7 Juta BLT Tersalurkan

Warga menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) tahap tiga di Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (22/9/2022). Sebanyak 771 warga di Kecamatan Duren Sawit menerima manfaat BLT tahap tiga sebesar Rp 300 ribu sebagai kompensasi dari naiknya harga BBM. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa penyaluran bantuan langsung tunai atau BLT BBM telah mencapai 95,9 persen.

Pemerintah terus menyalurkan berbagai bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat untuk menjaga daya beli masyarakat, sekaligus sebagai salah satu program pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

“BLT BBM realisasi sampai hari ini sudah 19,7 juta penerima manfaat. Artinya, sudah 95,9 persen, sudah hampir selesai,” ujar Presiden usai meninjau penyerahan bantuan sosial (bansos) di Kantor Pos Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/09/2022).

Selain BLT BBM, pemerintah juga menyalurkan Bantuan Subsidi Gaji/Upah (BSU) bagi pekerja/buruh. Presiden mengungkapkan bahwa realisasi penyaluran BSU hingga saat ini mencapai 48,3 persen.

“Sampai saat ini untuk Bantuan Subsidi Upah yang sudah tersalur adalah 7.077.000. Artinya, sudah 48,3 persen yang sudah tersalur dan ini terus berjalan dengan kecepatan yang saya lihat sangat baik,” kata Presiden.

Dengan kecepatan tersebut, Kepala Negara optimistis penyaluran bantuan dapat selesai sesuai target yang ada. “Selesai pasti, akhir tahun pasti selesai. Insyaallah ya,” pungkas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya