Liputan6.com, Jakarta Dukung penuh para perempuan pelaku UMKM, sebagai inti pemulihan ekonomi, menjadi salah satu isu prioritas G20 EMPOWER di bawah Kepresidenan Indonesia.
G20 EMPOWER juga menyoroti isu-isu yang terkait dengan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja termasuk dalam posisi kepemimpinan, serta dalam aksi membangun ketahanan digital dan ketrampilan masa depan untuk perempuan agar tidak tertinggal.
Advertisement
Menindaklanjuti hal tersebut, terselenggara Sherpa G20 ke-3 di Yogyakarta, dengan fokus utama penyusunan draf leaders’ declaration sebagai dokumen yang akan diadopsi pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 15-16 November mendatang.
"Ini juga sebagai tindak lanjut dari Ministerial Conference on Women’s Empowerment (MCWE), yang diselenggarakan di Bali, pada 24-26 Agustus 2022, yang telah berhasil memperkuat komitmen negara-negara G20 terhadap pengarusutamaan kesetaraan gender," ungkap Rinawati Prihatiningsih, Co-Chair G20 EMPOWER, Kamis (29/9/2022).
Pokok-pokok substansi yang dirumuskan setidaknya berisi satu paragraph yang ringkas, namun tidak mengurangi makna substansi yang telah dihasilkan dari pertemuan-pertemuan sidang pleno yang telah dilaksanakan masing-masing Working Group.
"Hal ini juga sesuai arahan Co-Sherpa G20 Indonesia, Edi Prio Pambudi yang juga sebagai Deputi Bidang Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian, dan Dian Triansyah Djani selain sebagai Co-Sherpa G20 Indonesia, juga Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas," ungkap Rinawati.
Peran Perempuan
Semua pihak juga sepakat, untuk menempatkan perempuan sebagai inti dari upaya pembangunan dan pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan.
Tidak hanya upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan akses digital dan kesenjangan upah akan dilanjutkan, tetapi juga lebih jauh lagi untuk menghilangkan hambatan partisipasi ekonomi dan kewirausahaan bagiperempuan.
G20 EMPOWER akan meneruskan format aliansi, berbeda dari kelompok kerja G20 lainnya dengan menyatukan sektor swasta dan pemerintah untuk mencari solusi yang dapat ditindaklanjuti, serta untuk melacak dan mengukur kemajuan dalam memajukan pemberdayaan perempuan.
“Apresiasi kepada seluruh delegasi yang telah memberikan kontribusi, masukan dalam pokok-pokok substansi Leaders’ Declaration tidak saja pada saat paragraf yang menyangkut G20 EMPOWER juga paragraf-paragraf substansi dari Working Group yang lainnya,” tutur Rina. (Pramita Tristiawati)
Advertisement
Delegasi Pertemuan Ketiga Sherpa G20 Takjub dengan Penampakan Candi Prambanan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkenalkan berbagai kekayaan dan keragaman budaya Indonesia kepada para delegasi pertemuan ketiga Sherpa G20. Pertemuan ini berlangsung pada 27-29 September 2022 di Yogyakarta.
Seusai melangsungkan pertemuan plenary pada hari pertama Selasa 27 September 2022, para Sherpa G20, delegasi dan para tamu undangan diajak menuju Pelataran Wisnu di Candi Prambanan untuk menghadiri Gala Dinner.
Para Sherpa G20 dan delegasi merasa takjub dan terkagum dengan penampakan 3 candi utama di halaman utama Candi Prambanan, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa, yang dilakukan Mapping Projection, yaitu dilakukan penyinaran dengan proyektor yang diisi dengan tampilan konten video digital yang berisikan tema G20 dan keindahan alam nusantara.
Para tamu kemudian dijamu dengan beragam hidangan tradisional khas Indonesia dan diiringi alunan musik gamelan Jawa, serta penampilan tarian ronggeng. Selanjutnya juga disuguhkan hiburan pertunjukan wayang dan tarian kontemporer tentang kisah Rama dan Shinta.
Suguhan hiburan diteruskan dengan pertunjukan gamelan dan dalang yang bertemakan “Land of Diversity” serta penampilan penyanyi Lyodra yang membawakan beberapa lagu, dan semuanya mampu memberikan kesan mendalam bagi para Sherpa dan undangan.
Overflowing with The Spiritual Meaning
Menko Airlangga Hartarto yang memberikan sambutan secara virtual menyampaikan bahwa tema dari Gala Dinner tersebut yakni “Overflowing with The Spiritual Meaning”, yang direpresentasikan dengan tiga candi terbesar yang berdampingan dan menyimbolkan Trimurti yang menjaga keseimbangan.
Selain itu, Menko Airlangga juga memperkenalkan bahwa Candi Prambanan yang sekarang dilihat para Sherpa dan Delegasi, tidak dibangun dalam waktu yang singkat, namun merupakan hasil dari usaha yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama, dan didukung oleh banyak pihak, yang dapat menjadi inspirasi dari tema G20 “Recover Together, Recover Stronger”.
Sama halnya dengan Prambanan yang pernah mengalami krisis karena bencana alam, dunia juga sedang mengalami krisis yang dapat membahayakan komunitas global.
“Ada banyak tantangan yang masih belum kita atasi. Mungkin butuh waktu bertahun-tahun, namun kita tidak boleh menunda upaya kita untuk membangun kembali dunia menjadi lebih baik. Landasan yang kita bangun bersama hari ini, adalah untuk kemanfaatan generasi yang akan datang,” ungkap Menko Airlangga.
Advertisement