Liputan6.com, Jakarta - PT Intiland Development Tbk (DILD) tengah fokus garap segmen rumah tapak (landed house). Business Development Director PT Intiland Development Tbk, Permadi Indra Yoga menilai permintaan untuk rumah tapak masih tinggi ke depannya, utamanya dari kepemilikan rumah pertama.
Tahun ini, perseroan menargetkan kontribusi market sales dari proyek rumah tapak mencapai separuh dari total marketing sales.
Advertisement
“Untuk 2022 target kami dari Rp 2,4 triliun, 50 persen landed house. Tahun depan mungkin bisa sama atau lebih karena minat untuk landed house masih besar dibandingkan produk yang lain," kata dia di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Salah satu upaya yang ditempuh perusahaan untuk mencpaai target tersbeut adalah melalui pemasaran digital. Dalam hal ini, perusahaan melakuakna kerja sama dengan Lamudi.c.id. Melalui kerja sama ini, Lamudi .co.id menjadi mitra eksklusif dalam pemasaran serta penjualan klaster perumahan Virya Semanan di Jakarta Barat.
"Jadi untuk mencapai akselerasi itu saya butuhkan partner utnuk kolaborasi bersama,” kata dia.
Sebelumnya, Capital dan Investment Management Director Intiland Development, Archied Noto Pradono menuturkan, setelah pandemi COVID-19 pihaknya melihat tren bangunan vertikal turun cukup signifikan. Sejurus dengan itu, Intiland pun belum ada rencana untuk menambah proyek bangunan vertikal tersebut.
"Jadi memang landednya kita akan mengisi untuk selama ini sales kita yang banyak tergerus di high rise,” kata Archied.
Kinerja Semester I 2022
Hingga semester I 2022, kinerja keuangan PT Intiland Development Tbk alami penurunan pendapatan dan rugi membengkak.
Pendapatan usaha perseroan turun 14,13 persen menjadi Rp 960,40 miliar hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun. Beban pokok penjualan dan beban langsung naik menjadi Rp 622,60 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 586,04 miliar.
Laba kotor turun 36,55 persen menjadi Rp 337,80 miliar pada semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba kotor perseroan Rp 532,41 miliar.
Beban usaha perseroan turun menjadi Rp 172,07 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 187,57 miliar.
Laba usaha turun 51,9 persen dari Rp 344,83 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 165,72 miliar pada semester I 2022. Perseroan mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 162,92 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 23,13 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan rugi per saham dasar Rp 15,72 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,23.
Total ekuitas perseroan turun menjadi Rp 5,80 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,03 triliun. Total liabilitas meningkat menjadi Rp 10,76 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 10,4 triliun.
Aset perseroan naik menjadi Rp 16,56 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 16,46 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,35 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,75 triliun.
Advertisement
Alasan Lo Kheng Hong Beli Saham DILD
Sebelumnya, saham PT Intiland Development Tbk (DILD) menguat dua hari berturut-turut pada pekan ini. Penguatan saham DILD juga terjadi usai investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia Lo Kheng Hong genggam saham DILD.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan saham Selasa, 16 Agustus 2022, saham DILD naik 3 persen ke posisi Rp 206 per saham. Saham DILD berada di level tertinggi Rp 226 dan terendah Rp 202 per saham. Total volume perdagangan 371.894.500 saham dan nilai transaksi Rp 79,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 19.603 kali.
Pada perdagangan Senin, 15 Agustus 2022, saham DILD menanjak 5,82 persen ke posisi Rp 200 per saham. Saham DILD berada di level tertinggi Rp 208 dan terendah Rp 189 per saham. Total volume perdagangan 365.345.600 saham dan nilai transaksi Rp 72,2 miliar. Total frekuensi perdagangan 4.605 kali.
Saham DILD berada di zona hijau ini usai Lo Kheng Hong diketahui menggengam 6,28 persen saham DILD. Berdasarkan data KSEI untuk kepemilikan saham di atas 5 persen per 12 Agustus 2022, Lo Kheng Hong memiliki 651.416.700 saham atau 6,28 persen saham DILD.
Lalu apa alasan Lo Kheng Hong membeli saham DILD?
Lo Kheng Hong menuturkan membeli saham DILD didorong properti perseroan yang banyak. Lo pun menunjukkan sejumlah proyek perseroan yang memiliki diversifikasi proyek. PT Intiland Development Tbk memiliki proyek mixed use dan high rise, kawasan perumahan, kawasan industri dan properti investasi.
Proyek Perseroan
Untuk proyek mixed use dan high rise perseroan antara lain di Jakarta dan sekitarnya yaitu South Quarter, Aeropolis, 57 Promomenade Phase 1, 1 Park Avenue, Regatta Phase 2, SQ Res, Pinang Apartment, West One City, dan Serenial Hills Apartment. Sedangkan di Surabaya dan sekitarnya antara lain Praxis, Spazio Tower, Sumatra 36, Graha Golf Phase 1, The Rosebay, Tierra Phase 1. Selain itu, Graha Golf Phase 2, dan Graha Natura Apartment.
Untuk kawasan perumahan di Jakarta dan sekitarnya ada Serenia Hills, Talaga Bestari, Magnolia Residence, South Grove. Selain itu, Griya Semanan, 1Park Homes, Pinang Residence, dan Brezza. Di Surabaya dan sekitarnya ada Graha Famili, Graha Natura dan Amesta Living.
Sedangkan untuk kawasan industri di Jakarta dan sekitarnya yaitu di Aeropois Technopark dan di Surabaya sekitarnya di Nogro Industrial Park dan Batang Industrial Park.
Kemudian properti investasi di Jakarta dan sekitarnya di Intiland Tower Jakarta, South Quarter, 57 Promenade, Poins, dan lainnya. Sedangkan di Surabaya dan sekitarnya di Intiland Tower Surabaya, Praxis, Spazio Tower, Ngoro Industrial Park dan lainnya.
Lo Kheng Hong menuturkan, properti yang dimiliki Intiland itu menjadi pertimbangan beli saham DILD. "Memiliki properti yang banyak itu sudah cukup,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu, 17 Agustus 2022.
Terkait kinerja keuangan perseroan masih lesu, Lo Kheng Hong berharap kinerja keuangan akan baik saat penjualan meningkat.
Advertisement