Kementerian BUMN Jamin Dana PMN Tak Lari ke Proyek IKN

Kementerian Keuangan hanya menyetujui anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) ke BUMN sebesar Rp 41,31 triliun untuk tahun 2023.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2022, 14:50 WIB
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung program MigorRakyat. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan hanya menyetujui anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) ke BUMN sebesar Rp 41,31 triliun untuk tahun 2023. Adapun, total usulan PMN yang diajukan sebesar Rp67,82 triliun.

Rinciannya, PT Hutama Karya sebesar Rp28,9 triliun, PT Perusahaan Listrik Negara Rp 10 triliun. Diikuti Holding Defend ID Rp 1,75 triliun dan Airnav Rp 660 miliar.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan, tidak ada sepeser pun uang PMN yang akan lari ke proyek di ibu kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur. Menurutnya, seluruh uang PMN tersebut akan diperuntukkan untuk pembangunan maupun sejumlah proyek penugasan pemerintah.

"Nggak ada (uang PMN) yang ke sana. Jangan dikit-dikit IKN," ujar Arya dalam acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022).

Arya mencontohkan, total anggaran PMN untuk Hutama Karya senilai Rp28,9 triliun akan digunakan untuk kelanjutan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JJTS). Dia mencatat, total ada 10 ruas tol yang akan mendapatkan pendanaan PMN.

"Bahkan, pendanaan masih kurang ya untuk proyek JJTS," tegas Arya.

Sementara PLN, akan menggunakan uang PMN untuk pembangunan pembangkit di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Pembangunan transmisi dan gardu induk, hingga percepatan distribusi dan listrik desa di wilayah 3T.

Adapun, kucuran dana PMN untuk Defend ID senilai Rp 1,75 triliun akan dipakai untuk pengembangan fasilitas dan kapasitas produksi radar, pesawat, kapal, dan amunisi baru. Sedangkan, Airnav akan menggunakan uang PMN senilai Rp 660 miliar untuk peremajaan alat.

 


PMN Disetujui

Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2023 yang disetujui Kementerian Keuangan hanya senilai Rp41,31 triliun dari yang diusulkan Rp67,82 triliun.

"Jadi, total kemarin yang disetujui Rp 41,31 triliun," kata Erick Thohir dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (8/9).

Rinciannya, PMN untuk Hutama Karya pada usulan Raker sebelumnya mengusulkan Rp 30 triliun ini untuk pengembangan tol Sumatera sampai Jambi. Namun, yang disetujui hanya Rp 28,90 triliun. "Jadi, tidak Rp 30 triliun tapi Rp 28,90 triliun," ujarnya.

Lalu untuk PLN, usulan awal PMN-nya sebesar Rp 10 triliun untuk program listrik masuk desa. Kemudian dalam nota keuangan, Kementerian keuangan memberikan Rp 10 triliun, sama sesuai usulan.

Lalu untuk PLN, usulan awal PMN-nya sebesar Rp 10 triliun untuk program listrik masuk desa. Kemudian dalam nota keuangan, Kementerian keuangan memberikan Rp 10 triliun, sama sesuai usulan.

 


PMN Selanjutnya

Gedung Kementrian BUMN. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, PMN untuk In Journey, belum ada keputusan dari jumlah usulan PMN yang dibutuhkan sebanyak Rp 7,50 triliun. PMN tersebut, sebenarnya untuk pengembangan daripada 5 destinasi wisata yang ada di Bali, Labuan Bajo, Manado, NTT dan lain-lain.

Sama halnya dengan In Journey, IFG dan PT Reasuransi Indonesia Utama, juga belum mendapatkan persetujuan dana dari nota keuangan alias masih nol. Untuk IFG, Kementerian BUMN mengusulkan PMN sebesar Rp 6 triliun guna salah satu penugasan KUR yang dijalankan oleh Askrindo dan Jamkrindo.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya