Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) akhirnya membatalkan program migrasi dari kompor gas ke kompor listrik atau kompor induksi. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo beralasan, langkah ini dilakukan guna menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
"PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (28/9/2022).
Advertisement
Masyarakat dan para pekerja pun menyambut sukacita putusan tersebut. Mayoritas menilai, penggunaan kompor listrik memang masih belum sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Salah satunya dilontarkan Hendri, seorang pegawai sekaligus koki di Athens Cafe, Jakarta. Pemakaian kompor listrik bakal mendesak dia untuk beradaptasi, yang nantinya bisa berpengaruh pada cita rasa masakan.
"Enggak (setuju), enggak praktis kayaknya," ujar dia kepada Liputan6.com sembari tersenyum simpul di Jakarta, dikutip Kamis (29/0/2022).
Senada, Bobi yang seorang petugas warnet gaming TNC di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat yang juga menjual masakan cepat saji laiknya mie instan. Ia menilai, kompor listrik yang menghantarkan panas lebih lama bakal merepotkannya dalam melayani pembeli.
"Kalau menurut gua sih masih enakan kompor gas ya. Lebih kebiasa," ungkapnya kepada Liputan6.com.
Meskipun tempat kerjanya menampung daya listrik besar, namun penggunaan kompor listrik pada akhirnya akan makin membebani ongkos. "Soalnya kalau dipakai terus listriknya gede kan," imbuhnya.
Pernyataan kritis juga disampaikan Nusy, seorang ibu rumah tangga asal Kota Bogor. Menurut dia, kompor listrik belum bisa memfasilitasi kebutuhan memasak para ibu rumah tangga di Indonesia.
"Orang Indonesia belum pantes pake kompor listrik, karena cara masak masih lama kaya ngerebus, masak sayur, dan lain-lain. Beda sama luar negeri, masak praktis," bebernya.
Uji Coba Disetop, Bantuan Kompor Listrik Gratis Bakal Ditarik?
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN resmi menghentikan uji coba program pengalihan kompor elpiji kemasan 3 kilogram ke kompor listrik. Menyusul, sorotan tajam sejumlah pihak tekait kemampuan daya listrik pelanggan kelompok miskin.
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan, bantuan kompor listrik gratis berdaya 1.000 watt yang diterima masyarakat tidak akan ditarik lagi. Hal ini merespon pertanyaan masyarakat terkait nasib kompor listrik gratis yang telah diterima masyarakat beberapa waktu lalu.
Diketahui, dalam rangka migrasi penggunaan kompor listrik dari kompor gas LPG, pemerintah akan membagikan paket kompor listrik senilai Rp 1,8 juta. Paket tersebut akan dibagikan kepada 300 ribu keluarga.
"Ya, enggak (ditarik lagi) lah. Kalau udah dibagiin enggak apa-apa dong," kata Arya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (29/9).
Arya berharap, bantuan kompor listrik gratis tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan begitu, masyarakat nantinya dapat merasakan sendiri keunggulan kompor listrik dibandingkan kompor dengan bahan bakar gas elpiji.
"Kalau masyarakat dapat manfaat kan kenapa harus ditarik. Biar di tes sama masyarakat," terangnya.
Meski begitu, Arya mengaku tidak mengetahui detail informasi terkait stok kompor listrik yang belum sempat dibagikan oleh perusahaan setrum negara tersebut. Arya meminta untuk menanyakan langsung kepada PLN terkait nasib kompor listrik tersebut.
"Aku belum tahu, tanya PLN," pungkasnya.
Advertisement
Uji Coba Program Konversi Kompor Listrik Resmi Dihentikan
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Pahala Nugraha Mansury menyampaikan, uji coba program pengalihan kompor LPG kemasan 3 kilogram ke kompor listrik telah dihentikan. Hal ini sesuai kesepakatan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas).
"Sesuai dengan Rakornas, kan dihentikan sementara," kata Pahala kepada wartawan di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (28/9).
Meski begitu, Pahala enggan menjawab terkait kelangsungan nasib kompor listrik gratis yang telah dibagikan maupun yang masih ada dalam stok PLN. Pahala meminta awak media menanyakan hal tersebut ke pihak PLN.
"Mungkin itu di tanyakan ke pihak PLN," sahut Pahala sambil berlalu meninggalkan awak media.