Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional adalah sektor ekspor. Sektor ini turut mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk dalam Seven Economic Wonders of Worried World menurut majalah Financial Time.
Adapun berbagai capaian impresif tersebut juga tidak terlepas dari peran sektor pertanian yang menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,98 persen. Peran penting pertanian tersebut salah satunya ditopang oleh kinerja subsektor perkebunan sebagai kontributor utama dengan share terhadap PDB pertanian hingga 27 persen.
Advertisement
"Untuk itu, Pemerintah berupaya mengoptimalkan subsektor perkebunan melalui berbagai langkah agar dapat mendorong kinerja pertanian yang berdampak pada perekonomian nasional," kata dia di Seminar Nasional Peran Standardisasi dan Produktivitas Hasil Komoditas Perkebunan Dalam Rangka Meningkatkan Nilai Ekspor Nasional, Kamis (29/9/2022).
Salah satu langkah yang kini telah ditempuh Pemerintah yakni melalui hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas. Hilirisasi yang dilakukan Pemerintah telah mampu meningkatkan nilai ekpor pada sejumlah komoditas seperti kelapa sawit yang tumbuh menjadi USD 28.52 miliar pada 2021 serta besi dan baja yang juga tumbuh menjadi USD 21,47 miliar di tahun 2021.
“Hilirisasi mampu menciptakan lapangan kerja, menciptakan nilai tambah, meningkatkan devisa, dan membuat neraca perdagangan positif. Kalau kita tidak beranjak dari hilirisasi maka value tidak bertambah, oleh karena itu hilirisasi berbagai komoditas harus didorong,” kata Airlangga Hartarto.
KUR
Pemerintah juga telah menyiapkan bantuan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki plafon sebesar Rp 373,17 triliun pada 2022 dan akan meningkat sebesar Rp470 triliun pada 2023.
Selain itu, Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa penggunaan KUR tersebut dapat menjadi opsi investasi jangka panjang bagi para pelaku sektor pertanian khususnya pada komoditas kelapa sawit.
“Pada sekor pertanian telah diberikan KUR sebesar Rp70 triliun dan bisa meningkat karena tidak ada batasan bagi sektor pertanian, kemudian Pemerintah juga berupaya mendorong KUR kelompok yang belum optimal pelaksanaannya,” ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga menyampaikan terkait ketersediaan beras yang berada pada level aman untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan capaian produksi hingga 31 juta ton dalam 3 tahun terakhir.
Dengan capaian tersebut, Indonesia juga berhasil memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute (IRR) di tengah situasi pandemi dan krisis pangan yang terjadi di berbagai negara.
Advertisement
Dorong Komoditas Lain
Terakhir, Menko Airlangga turut mengajak berbagai pihak baik korporasi maupun Pemerintah Daerah untuk dapat mendorong kemajuan berbagai komoditas lain dengan gencar melakukan promosi dan memasarkan produk yang dihasilkan sehingga dapat mendorong kesejahteraan para petani.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Deputi II Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ketua Komite Tetap Standardisasi dan Produktivitas Kadin Indonesia yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Dewan Komoditas Perkebunan (FKDKP), Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin Indonesia, Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, serta Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia (Persero).