Top 3: Rencana Peralihan Kompor LPG 3 Kg ke Kompor Listrik Dibatalkan, Kendala Utamanya?

Berikut daftar berita yang paling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Jumat (30/9/2022)

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Sep 2022, 06:44 WIB
Kompor Listrik dan Kompor Induksi.

Liputan6.com, Jakarta Polemik peralihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik berakhir. Hal ini setelah rencana konversi secara masif tersebut resmi dinyatakan batal.

Kepastian pembatalan program pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik ini disampaikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo. Pembatalan dikatakan demi menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Informasi mengenai batalnya program konversi kompor listrik ini menjadi berita yang paling banyak dibaca. Selain itu, masih ada berita lain yang tak kalah menarik.

Berikut daftar berita yang paling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Jumat (30/9/2022):

1. HEADLINE: Rencana Peralihan Kompor LPG 3 Kg ke Kompor Listrik Dibatalkan, Kendala Utamanya?

Polemik peralihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik berakhir. Hal ini setelah rencana konversi secara masif tersebut resmi dinyatakan batal.

Kepastian pembatalan program pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik ini disampaikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo. Pembatalan dikatakan demi menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

“PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal,” ujar Darmawan dalam keterangannya, Senin (27/9/2022).

Sebelumnya, PLN melakukan uji coba program kompor listrk ini kepada 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Solo dan 1.000 KPM di Denpasar. Rencananya, masyarakat penerima program peralihan kompor listrik adalah pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA.

Baca berita selengkapnya di sini


2. Lowongan Kerja Meratus Group untuk Lulusan S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Ilustrasi Foto Lowongan Kerja (iStockphoto)

Meratus Group sedang membuka lowongan kerja untuk posisi Operation Supervisor. Nantinya kamu akan ditempatkan di kantor Jakarta Utara.

Lowongan pekerjaan ini diperuntukkan untuk segala jurusan dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun. Sedikit gambaran, Meratus Group adalah perusahaan yang bergerak di pelayaran.

Hingga saat ini, Meratus Group memiliki lebih dari 90 kapal dan sudah beroperasi di 40 rute di AsiaTenggara dengan 30 jaringan agen, 15 pusat logistik kontainer dan 2 terminal.Sudah berdiri sejak 1957, Meratus Group tentu memiliki reputasi yang tidak bisa diragukan lagi.

Bahkan, Meratus didapuk sebagai integrator logistik & pengiriman Indonesia terkemuka di Asia Tenggara.

Baca artikel selengkapnya di sini


3. Pesan Jokowi ke Sri Mulyani: Bu, APBN Kita Dieman-eman

Presiden Jokowi di acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia "Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia". Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak menyesal saat memutuskan untuk tidak melakukan lockdown pada saat awal Covid-19 menghampiri di Indonesia.

 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati untuk menghemat dan berhati-hati dalam menggunakan APBN. Pesan tersebut melihat kondisi dunia saat ini dan ke depannya masih dilanda ketidakpastian.

“Sudah sering berkali-kali saya sampaikan, dunia sekarang ini berada ketidakpastian yang tinggi. Semua negara pada posisi yang kesulitan dan ekonomi yang sulit diprediksi, sulit dikalkulasi arahnya seperti apa, pemulihannya akan seperti apa? Satu masalah belum selesai, muncul masalah lain dan efek domino ini semua menyampaikan sulit dihitung,” kata Jokowi dalam UOB Annual Economic Outlook 2023 bertajuk “Emerging Stronger in Unity and Sustainably”, Kamis (29/9/2022).

Jokowi bercerita, ia telah bertemu dengan petinggi beberapa negara, seperti Perdana Menteri Italia, Presiden Korea Selatan, Presiden China, Perdana Menteri Jepang, Presiden Ukraina, hingga Presiden Rusia.

Dalam pertemuan itu, Jokowi menyimpulkan bahwa semua negara sedang mengalami kesulitan.

Baca artikel selengkapnya di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya