Liputan6.com, Jakarta - Merayakan Hari Batik Nasional 2022, Iwan Tirta Private Collection (ITPC) merilis Runway Collection 2023 bertajuk "Sakanti Samasta." Bersama itu, pihaknya ingin merefleksikan akulturasi batik, khususnya di daerah pesisir Jawa.
Sakanti yang memiliki arti "keindahan" dan Samasta yang berarti "penyatuan" dinilai sangat tepat untuk mendeskripsikan inspirasi koleksi runway ITPC kali ini.
Baca Juga
Advertisement
Dalam media preview Sakanti Samasta Runway Collection 2023 di Iwan Tirta Home, Jakarta Selatan, Kamis, 29 September 2022, Head of Marketing ITPC, Rindu Melati Pradnyasmita, mengatakan, "'Sakanti Samasta' merupakan wujud akulturasi budaya Indonesia dengan China, Jepang, dan Belanda."
Selaras dengan itu, koleksi tersebut dipilah dalam tiga tema utama, yaitu Qian, Saga, dan Kai. Sequence Qian bertema peranakan atau akulturasi budaya Cina dengan konsep warna Yin-yang. Juga, diwarnai palet warna yang jadi simbol kemakmuran budaya Cina.
Konsep warna tersebut, menurut Head of Creative and Fashion Designer ITPC, Untari Soeyamto, mengemban filosofi bahwa kendati saling berlawanan, mereka tetap punya hubungan yang kental. Dalam sequence ini, motif-motif seperti Liong, Barong, Lokcan, Merak, dan Phoenix ditonjolkan sebagai ikon motif utama.
Kemudian, sequence Saga menampilkan motif-motif batik dengan akulturasi budaya Belanda yang terepresentasi melalui koleksi bernuansa biru, jingga, dan putih. Pewarnaan dengan teknik Lasem memberi kesan akhir yang lebih earthy.
Motif batik yang ditampilkan pada sequence ini terinspirasi dari dongeng klasik yang dilengkapi stilasi hewan, seperti rusa, merak, dan burung. Ikon motif Eropa, yaitu buketan alias hand bouquet juga dihadirkan dengan motif utamanya: bunga tulip.
Pewarnaan Gradasi yang Unik
Terakhir, sequence Kai mencerminkan akulturasi budaya Jepang yang tampil dalam variasi koleksi sarat warna cerah yang mengedepankan penggunaan teknik pewarnaan coletan. Teknik ini memungkinkan ITPC menampilkan komposisi warna cerah dan beragam.
Pada beberapa look, kain batik juga ditampilkan dalam pewarnaan gradasi, serta teknik patchwork dalam mengaplikasikan elemen batik di beberapa tampilan. Untari menjelaskan bahwa Iwan Tirta sendiri sudah melakukan teknik gradasi dalam rancangan busananya pada 1980-an dan 1990-an, merujuk pada arsip mereka.
"Jadi, ini mirip melukis pakai watercolor," tuturnya. "Karena sentuhannya yang menurut kami sangat feminin, jadi dalam koleksi ini (teknik pewarnaan gradasi) dikhususkan untuk ladieswear."
Ciri khas dari motif sequence ini terletak pada kombinasi antara kupu-kupu dan bunga sakura. "Yang spesial dari koleksi ketiga ini punya warna baru: ungu," Untari menyambung.
Sakanti Samasta terdiri dari 20 tampilan untuk kreasi ladieswear dan menswear. "12 untuk menswear dan 8 untuk ladieswear," Fashion Designer ITPC, Prismawati, menyebutkan.
Pada koleksi menswear, penggunaan material fine cotton dan sutra tenun tampil dalam kemeja lengan panjang dan lengan pendek yang jadi signature Iwan Tirta. Terdapat pula style overshirt dengan kerah mandarin dan revere, bowling shirt, bahkan celana pendek dan bucket hat turut hadir memberi nuansa gaya batik yang relevan.
Advertisement
Relevan dengan Zaman
Sementara, koleksi ladieswear terdiri dari beragam gaya outerwear, cocktail dress, dan gaun malam yang mewah. Beberapa busana dihadirkan sebagai setelan outerwar dengan cullote maupun dipadukan dengan celana pendek dan bucket hat yang santai.
Material utama yang digunakan, yakni fine cotton, sutra tenun, tafetta, serta material transparan, seperti organza, chiffon, dan tulle. Prisma mengatakan, mereka memang berupaya relevan dengan kondisi sekarang dalam mempresentasikan koleksi teranyar.
"Leaders kita sekarang banyak yang muda dan berjiwa muda," Prisma menyebut. "Celana pendek sebenarnya sudah ada di koleksi sebelumnya, tapi yang berupa batik baru kali ini. Kami memberanikan diri membuat itu. Kami berharap bisa jadi inspirasi bagaimana leaders kita bisa stylish dan batik tetap relevan dengan perkembangan zaman."
Alih-alih motif, Untari menyebut bahwa mengembangkan karakter warna malah jadi tantangan dalam meramu koleksi kali ini. Karena menyoroti kain batik pesisir, alhasil mereka menggunakan warna-warna cerah, yang dipadu sedemikian rupa dengan ciri khas akulturasi batik dengan masing-masing budaya.
Pengalaman Unik
Memberi pengalaman unik, peluncuran "Sakanti Samasta" digabungkan dengan kisah fiksi selayaknya dongeng yang dikemas bukan hanya dalam bentuk tulisan, tapi juga format audio. ITPC memilih Adinia Wirasti, seorang aktris lokal yang juga mencintai seni batik dan budaya Indonesia, untuk menuliskan cerita dongeng berjudul yang sama.
Penggabungan fesyen dengan dongeng ini diharapkan membuat batik tidak hanya diapresiasi secara visual, namun juga mencakup cerita dan filosofi di dalamnya. Lebih dari itu, melalui cerita dongeng ini, ITPC ingin menghibur dan menyampaikan nilai-nilai moral, terutama bagi generasi muda.
Ceritanya berupa sayembara pencarian pasangan hidup untuk Putri Sakanti. Tiga sequence koleksi diibaratkan sebagai tiga sosok pangeran dari tiga negeri seberang yang mengikuti sayembara pencarian jodoh untuk sang putri.
Mereka adalah Qian, seorang pangeran dengan wajah tenang, namun bergaris tegas yang datang dengan membawa ilmu filsafat dan keseimbangan. Lalu, Saga, seorang pangeran berkulit terang dan berbadan tegap yang datang dengan begitu banyak cerita dongeng dari segala musim dan pustakanya yang tidak kunjung habis, menjadikannya sosok yang bijaksana.
Terakhir, Kai, seorang pangeran yang datang dengan langkah sepi diiringi ratusan kupu dan kelopak bunga sakura. Sifatnya mengalir seperti air: tenang, tapi mampu bertransformasi.
Cerita dongeng Sakanti Samasta dapat dibaca pada laman situs web dan Instagram @iwantirta_batik mulai Minggu, 2 Oktober 2022. Juga, dapat didengarkan dalam format audio melalui akun Spotify Iwan Tirta Private Collection mulai 8 Oktober 2022.
Sementara itu, seluruh koleksi "Sakanti Samanta" tersedia di gerai-gerai Iwan Tirta Private Collection dan situs web iwantirtabatik.com.
Advertisement