Advertisement
Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan komitmennya untuk tancap gas memberantas kemiskinan ekstrem di Jawa Timur, sekaligus turut mewujudkan target nol kemiskinan ekstrem di 2024 yang dicanangkan Presiden Jokowi.
"Setelah menerima data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) dari Presiden Jokowi, saya nyatakan Jawa Timur siap untuk tancap gas,” tegas Khofifah di Jakarta Convention Center Jakarta (JCC), ditulis Jumat (30/9/2022).
Ia mengatakan, data P3KE ini akan menjadi acuan siapa saja yang berhak menerima bantuan sosial dari pemerintah dan mendapatkan intervensi agar mereka bisa naik kelas dari status miskin ekstrem menjadi lebih sejahtera.
Khofifah mengatakan Pemprov Jatim juga berupaya menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Dengan adanya Data P3KE yang memang berisi nama dan alamat sasaran penerima bantuan, Ia berharap agar bantuan bisa lebih tepat sasaran.
"Tujuannya agar tidak terjadi tumpang tindih, bantuan lebih tepat sasaran dan bisa lebih merata," ungkapnya.
Dikatakannya, saat ini di Jatim ada sebanyak 25 kabupaten dan kota yang menjadi daerah percepatan penanganan kemiskinan ekstrem di Jatim. Di 25 daerah ini digelontor berbagai program penyejahteraan dan pemberdayaan masyarakat agar mereka bisa meningkat kesejahteraannya.
Berbagai program perlindungan sosial telah disalurkan dalam upaya memberikan penguatan kepada masyarakat yang membutuhkan. Seperti bantuan usaha kelompok usaha bersama (Kube) dan untuk program wanita rawan sosial ekonomi (WRSE)
Selain itu juga melalui program zakat produktif yang menggandeng Baznas Jatim dan BUMD, lalu program asistensi sosial Penyandaang Disabilitas (ASPD) yang sesungguhnya telah rutin diberikan dan masih banyak program lainnya.
“Alhamdulillah upaya kita sejauh ini cukup dapat dilihat hasilnya. Dimana Jatim, berdasarkan data BPS, tercatat sebagai provinsi dengan penurunan tertinggi angka kemiskinan secara nasional," ujarnya.
Setelah sebelumnya pada periode Maret 2021 – September 2021, penurunan angka kemiskinan di Jatim mencapai 313.130 jiwa. Kemudian, pada periode Maret 2021 – Maret 2022, penurunan angka kemiskinan berhasil mencapai angka 391.400 jiwa.
"Tertinggi nasional,” tegas Khofifah.
Bansos BBM
Saat ini pun, pihaknya juga aktif menyalurkan bansos dampak kenaikan harga BBM guna mencegah bertambahnya kemiskinan potensial dengan membantu masyarakat ekonomi rentan. Bantuan diwujudkan melalui berbagai program yang totalnya mencapai Rp 257 miliar.
"Ada bantuan nelayan, ada bantuan untuk driver ojol dan mikrolet, kemudian bantuan untuk penyandang disabilitas serta untuk pelaku UMKM. Berbagai upaya terus kita lakukan termasuk untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui operasi pasar di 25 titik,” tandasnya.
“Semua adalah ikhitar yang dilakukan secara simultan oleh berbagai elemen srategis demi menyejahterakan warga masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya.
Tak hanya itu, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga akan terus mengajak elemen strategis untuk terus bergandengan tangan, bersinergi, berkolaborasi menghadapi tantangan saat ini.
Karena menurutnya sinergi dan kolaborasi menjadi kunci menghadapi segala tantangan dan menjadi bukti adanya hubungan yang harmonis dari semua elemen di Jawa Timur. "Elemen-elemen strategis di Jawa Timur semua insyaallah akan terus bersinergi, berkolaborasi mengatasi tantangan saat ini," imbuhnya.
Advertisement