Liputan6.com, Jakarta - Maulid Nabi diperingati umat Islam sedunia pada 12 Rabiul Awal. Ini adalah tanggal otentik kelahiran Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman sekalian alam.
Musala, masjid dan gedung-gedung pertemuan dipenuhi dengan lantunan sholawat dan puji-pujian sebagai bentuk kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Memang, tak semuanya dilakukan berbarengan pada 12 Rabiul Awal. Sebagian memilih sebelum hari H, beberapa lainnya setelahnya. Tak ada keharusan Maulid Nabi dilakukan pada hari atau waktu tertentu.
Baca Juga
Advertisement
Umat Islam merayakan hari kelahiran nabi dengan sukacita. Mereka berharap mendapatkan syafaat di hari akhir dengan mencintai dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Agar lebih mencintai Nabi, di bawah ini ada sekelumit kisah peristiwa-peristiwa besar yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sebagai manusia pilihan, Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari rahim yang mulia, Aminah binti Wahab dari pernikahannya dengan manusia istimewa lainnya, Abdullah bin Abdul Muthalib.
Kelahiran Rasulullah SAW juga diiringi peristiwa-peristiwa spektakuler. Di antaranya, serangan pasukan Gajah terhadap Ka'bah, berguncangnya istana Kisra (kekaisaran), padamnya api abadi Majusi, dan tertutupnya pintu langit untuk Iblis.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Hancurnya Pasukan Gajah dan Terguncangnya Istana Kisra
1. Hancurnya Pasukan Gajah si Lalim Raja Abrahah
Peristiwa serangan terhadap Ka'bah oleh pasukan gajah Abrahah terjadi pada 570 M, atau tepat pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW. Penyerangan Abrahah sendiri dipicu oleh kecemburuannya melihat bangunan Ka’bah yang selalu ramai dikunjungi masyarakat Arab dari berbagai penjuru.
Kendati sudah mendirikan gereja super megah sebagai tandingannya, namun masyarakat Arab tetap memilih berkunjung ke bangunan tua yang didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut. Itulah alasannya Abrahah bertolak dari Yaman bersama pasukan gajah untuk menghancurkan rumah Allah tersebut.
Namun, Allah berkehendak menyelamatkan rumah-Nya. Gajah-gajah Abrahah berhenti di tempat yang dikehendaki-Nya. Saat itulah Rabbul Ka‘bah menurunkan kawanan burung Ababil dari berbagai penjuru dengan membawa batu-batu dari tanah yang membakar. Batu-batu tersebut kemudian ditimpakan dari
atas ke kepala bala tentara Abrahah. Kedahsyatan peristiwa ini pun diabadikan Al-Quran dalam surah al-Fil (5) ayat 1-5. Bahkan, hewan gajah sendiri menjadi nama surat yang mengisahkan peristiwa tersebut. (Lihat Sîrah Ibni Ishaq, Darul Fikr, Beirut, Cetatakan Pertama, halaman 59-62).
2. Istana Kisra Terguncang
Dikisahkan Makhzum bin Hani Al-Makhzumi, pada malam kelahiran Nabi SAW, istana Kisra Kekaisaran Persia) berguncang hingga 14 ruangannya runtuh.
Padahal, kala itu istana ini adalah yang paling megah dan elok di seluruh dunia. Dengan kemajuan teknologinya, mereka mempu membuat istana dan benteng yang indah dan kokoh. Namun, kelahiran Nabi Muhammad SAW membuat istana dan singgasana kaisar rusak.
Kekaisaran Persia berteknologi maju namun congkak dan sombong. Mereka menguasai wilayah yang sangat luas, namun kerapkali bertindak lalim. Sementara, kejahatan terjadi secara massif pada masa puncak kekaisaran ini.
Advertisement
Padamnya Api Abadi Majusi dan Kabar Buruk untuk Iblis
3. Api Abadi Kaum Majusi Padam dan Kekeringan di Persia
Saat kelahiran nabi, sebagian besar warga kekaisaran Persia menyembah api. Ada salah satu api abadi yang menjadi lokasi pemujaan.
Namun, pada hari kelahiran Nabi, api abadi tersebut padam. Tak cuma itu, api-api di negeri Persia yang selalu disembah kaum Majusi turut padam seketika. Padahal, sudah seribu tahun lamanya, api tersebut selalu menyala.
Seiring dengan kejadian itu, air danau Sawah surut, lembah Samawah kebanjiran, sejumlah mata air mengering, sehingga membuat Kisra dan rakyatnya kebingungan.
Dikabarkan pula, seorang kepercayan Kisra bernama al-Mubidzan bermimpi melihat unta-unta bermuatan berat menuntun kuda-kuda bagus. Unta-unta tersebut berjalan mengarungi sungai Tigris dan sungai Eufrat lalu menyebar ke sejumlah negerinya. Menurut penafsiran, sebuah peristiwa besar di penjuru Arab akan terjadi. Peristiwa dimaksud tak lain adalah kelahiran Nabi SAW. (Lihat Abu Zahrah, Khatamun Nabiyyin, [Kairo, Darul Fikr: 1425 H], jilid I, halaman 105).
4. Jin Tak Bisa Mengintip Kabar Langit
Setelah kelahiran Nabi SAW kaum jin tak lagi bisa mengintip berita langit. Hal itu diakui oleh kaum jin sendiri, sebagaimana dilansir Al-Quran, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa saja yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya),” (Surat Al-Jin ayat 8-9).
Padahal sebelumnya, mereka dengan mudahnya mendapatkan kabar dan perintah langit untuk kembali disebarkan kepada juru ramal dan tukang sihir. Namun setelah Nabi SAW lahir, Allah meminta langit dihalangi dari setan dan dipenuhi penjagaan malaikat, panah-panah api sehingga mereka tak lagi bisa mendengarnya.
Diriwayatkan, tatkala tak bisa mengakses informasi langit, kaum jin berkumpul dan melaporkan kejadian itu kepada Iblis. Dengan cepat, Iblis mengintruksikan agar kaumnya menyebar ke seluruh bumi, dari barat sampai timur, seraya memastikan apa yang sesungguhnya terjadi.
Ternyata, dari hasil pengamatan mereka, ditemukan bahwa di kota Makkah ada seorang bayi yang tengah dikerumuni malaikat. Bayi itu mengeluarkan sinar dan memancar ke langit. Para malaikat pun sibuk menyampaikan salam kepada panutan alam yang baru saja dilahirkan.