Liputan6.com, Jakarta SMK-SMAK atau Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor memiliki kompetensi setara Diploma 1 atau D1. Ini berbeda dengan SMK lain yang umumnya hanya menyediakan program pendidikan setara SMK.
Inilah salah satu keunggulan SMK-SMAK Bogor di bawah naungan Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Advertisement
“Pendidikan di SMK-SMAK Bogor diselenggarakan empat tahun, sehingga kompetensinya setara D1, bahkan lebih karena yang dipelajari sebagian besar adalah mata pelajaran di tingkat perguruan tinggi,” jelas Rusman, Wakil Manajemen Mutu SMK-SMAK Bogor kepada media hari ini (30/09/2022).
Program pendidikan D1 sendiri, merupakan program pendidikan yang memiliki masa belajar paling singkat dibandingkan program diploma lain.
SMK yang dapat mengeluarkan program setara D1 hanya SMK yang memenuhi syarat dan kualitas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Selain program setara D1, SMK yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat ini menduduki peringkat pertama SMK berdasarkan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang dirilis Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) selama 3 tahun berturut-turut, pada 2022, 2021 dan 2020.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran SDM, Sarana Prasarana, Sistem PPDB, dan kurikulum. Tenaga pendidik SMK-SMAK Bogor umumnya lulusan PTN ternama seperti UI, IPB, ITB, UG, UNPAD, ITS, dan PTN lain. Sarana prasarana lengkap sesuai dengan tuntutan industri, raw material dari siswanya sangat selektif melalui jalur JARVIS Prestasi, Bersama dan Mandiri,” jelasnya.
Rusman mengatakan, siswa di SMK-SMAK Bogor telah melewati seleksi yang cukup ketat, yakni melalui JARVIS (Jalur Penerimaan Vokasi Industri) yang rutin diadakan setiap tahun.
Siswa yang diterima, melaksanakan kegiatan belajar menggunakan kurikulum yang sudah diselaraskan dengan kebutuhan industri, yakni praktik 60 persen, dan teori 40 persen.
“Berdasarkan testimoni yang disampaikan industri, lulusan SMK-SMAK Bogor memiliki kompetensi lebih dari cukup untuk menghadapi dunia industri.
Bahkan, masih unggul dibandingkan lulusan D3. (Mereka) dapat beradaptasi dengan cepat terkait bidang pekerjaannya, serta cepat menerima dan mengeksekusi arahan,” tutup Rusman.
Hal ini selaras dengan komitmen BPSDMI Kemenperin untuk memperkecil competency gap antara dunia industri dan dunia pendidikan.
Industri Sektor Penyerap Pekerja Banyak
Menurut Kepala BPSDMI Arus Gunawan, sektor industri merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, dengan kebutuhan kurang lebih Rp 600 ribu per tahun.
“Keberadaan SDM menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan industri, sehingga pendidikan setara D1 dilaksanakan sebagai wujud nyata kerjasama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan dunia industri,” jelas Arus.
Sebelumnya, 1 September 2022, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga meninjau kegiatan belajar mengajar di unit pendidikan tersebut.
“SMK-SMAK Bogor merupakan kebanggaan. Bukan hanya bagi Kementerian Perindustrian, tapi juga bagi Republik Indonesia sebagai salah satu SMK terbaik di Indonesia,” ujar Menperin saat itu.
Advertisement