Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi yang mengguncang Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Sabtu (1/10/2022) dini hari tadi menyebabkan satu orang meninggal dunia dan sembilan orang terluka. Tujuh di antarannya kini menjalani perawaran di RSUD Tarutung, sedangkan dua lainnya di puskesmas setempat.
Hal ini diungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Indra Sahat Hottua Simaremare yang dilansir dari Antara, Sabtu.
"Hingga saat ini dilaporkan satu warga meninggal dunia, sembilan orang luka," kata Indra.
Baca Juga
Advertisement
Selain korban jiwa, tiga gempa besar yang terjadi mengakibatkan kerusakan di sejumlah rumah warga, seperti lantai dan dinding retak serta asbes atap yaang rusak. Halte bus di kawasan Jalan Sisingamangaraja, Kota Tarutung juga ambruk akibat gempa.
Bahkan gempa memicu terjadinya kebakaran di Pasar Sarulla, Kecamatan Pahae Jae.
"Sebanyak 18 kios hangus terbakar dan sejumlah rumah warga serta fasilitas umum mengalami kerusakan," lanjut Indra.
Selain itu, pelayanan di RSUD Tarutung sempat terganggu akibat gempa bumi. Guna menghindari jatuhnya korban, para pasien sempat dipindahkan dari bangsal perawatan ke halaman depan rumah sakit.
Gempa Tapanuli Utara Akibat Aktivitas Sesar Besar Sumatra Segmen Renun
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa yang melanda bagian wilayah Tapanuli Utara pada Sabtu dini hari terjadi akibat aktivitas sesar besar Sumatera segmen Renun.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar besar Sumatra segmen Renun," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Sebelumnya, gempa tektonik dengan magnitudo 5,8 terjadi wilayah Tapanuli Utara pada pukul 02.28 WIB. Episenter gempa terletak pada koordinat 2,11 lintang utara dan 98,83 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada kedalaman 10 km.
Hingga pukul 04.05 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 24 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M5,1 dan magnitudo terkecil M2,5.
Advertisement
Gempa Memiliki Mekanisme Pergerakan Geser
Daryono mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Gempa tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI (getaran dirasakan oleh semua penduduk dan kebanyakan semua terkejut dan lari keluar), daerah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Lalu daerah Singkil dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Berdasarkan informasi sementara, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan pada beberapa rumah warga di Tapanuli. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata dia.