Terlalu Lama Duduk Risiko Kena Penyakit Jantung di Usia Muda Meningkat

Sitting Disease. Ini adalah penyakit terlalu banyak duduk pada mereka yang memiliki tren gaya hidup malas bergerak.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 01 Okt 2022, 14:46 WIB
ilustrasi mengecek handphone/Photo by Porapak Apichodilok from Pexels

Liputan6.com, Tangerang Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Antonia Anna mengatakan bahwa pandemi COVID-19 membuat banyak masyarakat, termasuk kaum muda jadi jalani hidup kurang aktif. Hal ini membuat risiko penyakit jantung pun kini rentan menyerang orang muda.

"Penyakit jantung ini, yang mana saat ini bergeser menimpa ke usia muda. Zaman dulu menimpa usia tua, karena anak mudanya bergerak aktif, sekarang anak mudanya sibuk dengan gadget masing-masing, terutama pada saat pandemi COVID-19 ini," tutur Antonia dalam Peringatan Hari Jantung Sedunia di Siloam Hospital Lippo Village, Kabupaten Tangerang pada Sabtu, 1 Oktober 2022. 

Lebih lanjut, gaya hidup selama pandemi yang banyak menggunakan gadget untuk berkomunikasi, bekerja dari rumah rentan menyebabkan terkena Sitting Disease. Ini adalah penyakit terlalu banyak duduk pada mereka yang memiliki tren gaya hidup malas bergerak.

"Sitting disease, penyakit duduk. Nantinya bisa kena sindrom metabolik, sehingga orangnya jadi gemuk, kolesterol naik, gula darahnya naik, dan itu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke," ungkap Antonia lagi. 

Fenomena pasien usia muda dengan gangguan jantung pun mulai terjadi peningkatan, kenaikannya sekitar 2 sampai 3 persen. Antonia mengungkapkan bila angka tersebut cukup besar.

"Saat ini kita sering menjumpai usia 35 tahun sudah terkena stroke, usia 40 tahun sudah bypass jantung atau pasang ring," katanya.

Seharusnya, mulai sejak dini harus sadar dan mawas diri terhadap asupan dan pola hidup sehat. Jangan sampai usia muda sudah seenaknya makan penuh dengan kolesterol, tanpa memperhatikan pola hidup yang sehat seperti disampaikan Antonia. 

 

 


Olahraga Rutin

Dokter Antonia bersama dokter konsultan jantung serta dokter ahli gizi dari Siloam Hospital Lippo Village memberikan edukasi tentang kesehatan jantung di hadapan puluhan masyarakat. Para dokter mengingatkan untuk bersama-sama semangat hidup sehat.
Ilustrasi olahraga kardio. (Photo created by katemangostar on www.freepik.com)

Kemudian disarankan pula untuk olahraga 5 sampai 7 kali dalam seminggu, dengan intensitas 30 sampai 60 menit perharinya.

"Dulu kan dianjurkan 3 sampai 5 kali berolahraga, sekarang, kalo bisa setiap hari kenapa tidak? Kan kita makan setiap hari, ada baiknya membakar kalori tiap hari,"katanya.

Kalaupun tidak bisa berolahraga karena kesibukan bekerja, Antonia menyarankan perbanyak bergerak pada saat beraktifitas. Misalnya, saat memarkirkan kendaraan, pilih parkiran yang mengharuskan kita berjalan kaki lebih jauh.

"Lalu, semisal kita duduk sudah satu jam, maka diseling harus bergerak minimal 10 menit. Entah itu ke toilet, mengambil air minum atau bentuk perenggangan lain," tuturnya.

Sementara, bukan hanya Antonia saja yang memberi pemahaman, setidaknya ada tiga dokter konsultan jantung serta dokter ahli gizi dari Siloam Hospital Lippo Village yang memberikan edukasi di hadapan puluhan masyarakat. Para dokter mengingatkan untuk bersama-sama semangat hidup sehat. 

"Siloam Hospitals Lippo Village telah memiliki tim Heart Centre yang terdiri dari dokter spesialis jantung anak, jantung dan pembuluh darah, serta bedah jantung, yang berkompeten menangani beragam kasus jantung dengan didukung oleh fasilitas yang memadai," ungkap Hospital Director dr. Jeffry Oeswadi di kesempatan tersebut.

 

Infografis Cek Fakta: 3 Hoaks Terheboh terkait Dunia Olahraga (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya