Liputan6.com, Jakarta Fahmi Adimara selama ini dikenal sebagai konten kreator. Aktifitasnya banyak bersinggungan dengan orang lain. Tak jarang, pertemuan dengan banyak orang menghasilkan obrolan-obrolan seru.
Tak lama, pria bernama lengkap Ahadin Syarifudin Fahmi Adimara memiliki ide untuk membuat perbincangan dengan orang lain lebih menyenangkan dengan suguhan kopi.
"Awalnya kita yang berprofesi sebagai content creator yang banyak ketemu orang dan suka nongkrong. Nah dari obrolan nongkrong ini ketemu sama teman lama yang punya pengalaman di industri kopi," kata Fahmi melalui keterangan tertulis, Minggu, 2 Oktober 2022.
Fahmi kemudian tertarik untuk mengeksekusi ide dan gagasannya menjalankan bisnis kopi. Sempat terhalang pandemi, ia tetap pada rencana awal. "Akhirnya setelah perhitungan cukup matang dan hampir gagal karena pandemi, kami putuskan untuk memulai bisnis kopi INDISCHE 1931 ini," dia menambahkan.
Baca Juga
Advertisement
Terwujud Tahun 2020
INDISCHE 1931 Coffee & Roastery sendiri sebenarnya telah direncanakan sejak tahun 2015, dan berhasil diwujudkan saat pandemi di tahun 2020.
Mengusung konsep home brewing dengan harga yang terjangkau, INDISCHE 1931 Coffee & Roastery sendiri hadir di tiga kota, yakni Sidoarjo, Surabaya, dan Banyuwangi.
Advertisement
Berkat Komunitas
Bisnis kopi, diakui Fahmi, bisa berkembang seperti saat ini adalah berkat kolaborasi dan dukungan komunitas, serta dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Karenanya, selain menjadi tempat ngopi yang nyaman, Fahmi juga membuat INDISCHE 1931 Coffee & Roastery sebagai tempat untuk menghubungkan para konten kreator lokal agar lebih terkoneksi satu sama lain sehingga lebih semangat dalam berkarya.
Indonesia Millenials Summit 2022
Dalam kesempatan menjadi salah satu speaker di Indonesia Millenials Summit 2022 di Jakarta, Fahmi membagikan pengalamannya memulai bisnis hingga menjadi pemenang Dare To Be The Next Superpreneur Season 1
Selain dengan kolaborasi, menurut Fahmi untuk memajukan bisnis makin berkembang adalah dengan mengikuti kompetisi dan inkubasi bisnis. "Dengan mengikuti dua program tersebut, minimal kita akan tahu letak kurang sistem bisnis kita sehingga bisa dievaluasi dan bisa dikembangkan lebih baik lagi," Fahmi menjelaskan.
Advertisement