Kata Ahli Geologi soal Gempa Tapanuli Utara

Gempa di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara tidak ada hubungannya dengan ancaman gempa megathrust magnitudo 8,9 di zona Subduksi Pulau Siberut Mentawai.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 01 Okt 2022, 16:32 WIB
Ilustrasi kerusakan struktur tanah yang retak akibat gempa. Foto: Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung, Astyka Pamumpuni menyampaikan, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 yang mengguncang Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara tidak ada hubungannya dengan ancaman gempa megathrust magnitudo 8,9 di zona Subduksi Pulau Siberut Mentawai.

"Secara langsung tidak berhubungan antara gempa megathrust dengan gempa Sesar Sumatera," kata Astyka dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/10/2022).

Astyka menerangkan, gempa Tapanuli Utara jika dilihat dari lokasinya dan juga mekanisme gempanya merupakan gempa di tengah lempeng. Lokasinya berada di Sesar Sumatera. Kemungkinan besar disebabkan oleh bagian/segmen Sesar Sumatera.

Jika dilihat dari peta sesar aktif indonesia --Sesar Sumatera termasuk yang sudah sangat baik dipetakan-- gempa Tapanuli Utara ini berada di Segmen Renun A.

"Sesar Sumatera telah sejak lama diketahui sebagai sesar aktif. Gempa-gempa di sekitar sesar Sumatera sesuatu yang tidak bisa dihindari," ujar dia.

Melihat kondisi tersebut, Astyka mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman gempa bumi.

"Potensi gempa selalu ada. Baik di megathrust maupun di Sesar Sumatera," ujar dia.


Tempat Ibadah hingga Fasilitas Umum Rusak Akibat Gempa di Tapanuli Utara

Ilustrasi Gempa (Angelo Giordano/Pixabay).

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Bonggas Pasaribu mengatakan bahwa selain mengakibatkan satu orang meninggal dan beberapa orang terluka, gempa dengan magnitudo 5,8 yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) dini hari juga menyebabkan kerusakan rumah dan fasilitas umum.

Bonggas mengatakan bahwa gempa bumi memicu terjadinya kebakaran kios, menyebabkan tanah longsor dan badan jalan rusak, serta mengakibatkan kerusakan rumah warga dan tempat ibadah.

Tempat ibadah yang rusak akibat gempa antara lain Gedung HKBP Tarutung Kota di Kota Tarutung. Selain itu, tidak sedikit rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa.

​​​​​​"Sepanjang 50 hingga 60 meter badan jalan menuju kawasan wisata Salib Kasih juga tertutup material tanah longsor setinggi tiga meter," kata Bonggas seperti dilansir Antara.

Ia menambahkan, pemerintah kabupaten mengerahkan alat berat untuk membersihkan longsoran tanah di kawasan wisata Salib Kasih.

Menurut dia, gempa juga menyebabkan kerusakan seratusan meter bagian jalan di Desa Simorangkir, Kecamatan Siatasbarita, serta seratusan meter bagian jalan di Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung.


Korban Gempa Tapanuli Utara

Ilustrasi gempa. (Liputan6.com)

Akibat gempa mengguncang Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Sabtu (1/10/2022) dini hari tadi, satu orang dilaporkan meninggal dunia dan sembilan orang terluka.

Hal ini diungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Indra Sahat Hottua Simaremare yang dilansir dari Antara, Sabtu.

"Hingga saat ini dilaporkan satu warga meninggal dunia, sembilan orang luka," kata Indra.  

Selain korban jiwa, tiga gempa besar yang terjadi mengakibatkan kerusakan di sejumlah rumah warga, seperti lantai dan dinding retak serta asbes atap yaang rusak. Halte bus di kawasan Jalan Sisingamangaraja, Kota Tarutung juga ambruk akibat gempa.

Bahkan gempa memicu terjadinya kebakaran di Pasar Sarulla, Kecamatan Pahae Jae.

"Sebanyak 18 kios hangus terbakar dan sejumlah rumah warga serta fasilitas umum mengalami kerusakan," lanjut Indra.

Selain itu, pelayanan di RSUD Tarutung sempat terganggu akibat gempa bumi. Guna menghindari jatuhnya korban, para pasien sempat dipindahkan dari bangsal perawatan ke halaman depan rumah sakit.

Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya