Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) resmi meluncurkan kendaraan listrik berupa motor roda dua pada Agustus 2022. Produk tersebut dipamerkan dengan merek ALVA.
Untuk menandai produk generasi pertama, motor listrik itu dinamai ALVA ONE. Head of Investor Relations Indika Energy, Ricardo Silaen mengatakan, peluncuran ALVA ONE mendapat respons positif dari pasar. Ia mengaku, jumlah pemesan pada tahap awal ini melebihi target perusahaan. Sayangnya, Ricardo enggan membeberkan berapa besaran persisnya.
Advertisement
"Responsnya positif waktu kita launching motor kita itu malah di atas ekspektasi kami. Mengenai jumah sangat sizeable, cuma saya belum bisa ngomong berapa persisnya. Tapi sangat menarik, sesuai melebihi target kami,” kata dia dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu (1/10/2022).
ALVA merupakan produksi PT Ilectra Motor Group (IMG), bagian dari Indika Energy, Alpha JWC Ventures, dan ventura Horizons Ventures ke sektor kendaraan listrik. IMG sendiri didirikan untuk memfasilitasi kemitraan dan membangun tidak hanya merek kendaraan roda dua, tetapi juga ekosistem pendukungnya yang masih sangat baru.
Termasuk EV Infrastructure yang akan dibangun kolaborasi lebih lanjut dengan jaringan kemitraan. Baru-baru ini, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha perseroan yaitu PT Mitra Motor Group (MMG) mendirikan perusahaan patungan bersama Foxteq Singapore Pte Ltd pada 22 September 2022.
Perusahaan patungan itu bernama PT Foxconn Indika Motor (FIM). FIM akan melakukan kegiatan manufaktur untuk kendaraan listrik komersial dan baterai elektrik, yang akan terefleksikan pada sejumlah kegiatan usaha.
Antara lain melakukan kegiatan manufaktur kendaraan bermotor roda empat atau lebih (KBLI 29101 dan KBLI 29300), melakukan kegiatan manufaktur batu baterai (KBLI 27201), dan memberikan jasa konsultasi manajemen (KBLI 70209).
"Jadi untuk saat ini fokus kami di 2-wheelers dan 4-wheelers karena sudah mulai. 2-wheeler kami sudah kenalkan ALVA. 4-wheeler kita sudah mulai kerja sama dengan Foxconn,” kata dia.
Portofolio Investasi Perseroan Dukung Net Zero Emisi
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) berkomitmen mencapai net zero emisi pada 2050. Bersamaan dengan itu, perseroan mencanangkan pendapatan dari non batu bara andil 50 persen pada 2025. Sehingga perseroan melakukan diversifikasi portofolio pada lini bisnis berkelanjutan.
Teranyar, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha perseroan yaitu PT Mitra Motor Group (MMG) mendirikan perusahaan patungan bersama Foxteq Singapore Pte Ltd pada 22 September 2022. Perusahaan patungan itu bernama PT Foxconn Indika Motor (FIM).
"Minggu lalu kami sudah umumkan bahwa kami membentuk JV dengan Foxconn untuk mkembangkan 4 wheelers, dalam hal ini lebih ke komersial namanya Foxconn Indika Motor. Kami berencana melakukan manufacturing, komersial EV maupun electric battery dan juga ada beberapa konsultasi servis,” kata Head of Investor Relations Indika Energy, Ricardo Silaen dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu (1/10/2022).
Adapun komposisi pemegang saham FIM antara lain MMG sebesar 60 persen dan Foxconn sebesar 40 persen. Selain itu, perseroan juga menginisiasi green business solar power dengan mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Yakni usaha patungan yang diprakarsai Indika Energy dengan Fourth Partner Energy (4PEL), pengembang tenaga surya terkemuka di India.
Advertisement
Tambang Emas
Perusahaan patungan ini fokus menyediakan platform solusi energi terbarukan satu atap untuk sektor komersial dan industri di Indonesia.
"Targetnya di 2025 kami bisa instal 500 MW. Saat ini kami punya 50 MW yang terinstal,” kata Ricardo.
Hutan Tanaman Industri (Indika Multi Properti)
Untuk mengurangi exposure dari bisnis batu bara, Indika juga memiliki Indika Multi Properti dengan empat konsesi hutan tanaman industri seluas lebih dari 170 ribu hektar di KAlimantan. Perusahaan ini, memiliki rencana untuk mengembangkan wood pellet untuk biomassa dan carbon offset.
"Target kita bisa produksi wood pallets itu sampai dengan 700 KTon, kemudian Carbon Offset 550-600 KTons CO2e," kata Ricardo.
Tambang Emas (Nusantara Resources Ltd)
INDY memiliki investasi strategis di proyek emas Awak Mas yang berlokasi di Sulawesi Selatan. Tahap awal produksi direncanakan pada awal 2025.
Proyek ini memiliki potensi sumber daya mencapai 2,29 juta ounce dan potensi cadangan 1,45 juta ounce dengan total area konsesi 14.390 hektare, area tereksplorasi 2.000 hektare. Status progres proyek tersebut adalah FEED dan definitive feasibility study telah selesai sejak 2018.
“Saat ini kami sudah menyelesaikan Front End Engineering Design (FEED). Kemudian tahun depan kita harapkan sudah mulai lakuan konstruksi dan beroperasi di 2025 dengan output per tahun rata-rata 100 ribu ons,” kata Ricardo.
Indika Energy Akuisisi Perusahaan Tambang Bauksit dan Smelter
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) telah menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham di PT Perkasa Investama Minteral (PIM) pada Senin, 26 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, ditulis Kamis (29/9/2022), PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya merogoh USD 5 juta atau setara Rp 74,89 miliar untuk akuisisi 100 persen saham PIM. PT Perkasa Investama Minteral ini memiliki kegiatan usaha untuk melakukan aktivitas konsultasi manajemen dan perdagangan besar logam dan bijih logam.
PIM memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih bauksit dan PT Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar bukan besi atau smelter.
“Transaksi merupakan salah satu langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor non-batu bara khususnya mineral bauksit,” ujar dia.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis, 29 September 2022, saham INDY menguat 1,68 persen ke posisi Rp 3.030 per saham. Saham INDY naik 40 poin ke posisi Rp 3.020 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.050 dan terendah Rp 2.980 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.781 kali dengan volume perdagangan 120.508 saham. Nilai transaksi Rp 36,4 miliar.
Advertisement