10 Ribu Dosis Vaksin Rabies Disalurkan, Dukung Angka Nol Kematian

Rabies masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan di dunia, maupun di Indonesia.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 01 Okt 2022, 21:35 WIB
Dokter hewan menyuntikkan vaksin Neo Rabivet pada seekor kucing saat program Vasinasi Rabies Gratis bagi Hewan Penular Rabies (HPR) di Kantor kelurahan Jati Padang, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/20222). Program vaksinasi gratis yang diadakan oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Selatan ini bertujuan mencegah penyebaran rabies sekaligus memberikan perlindungan kepada manusia dari dampak gigitan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, rabies masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan di dunia, maupun di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, angka kematiannya juga tinggi, sekitar 100 – 156 kasus kematian per tahun. Secara statistik, penyumbang terbesar penularan rabies adalah melalui gigitan anjing.

Di Indonesia, masih ada provinsi yang belum bebas dari rabies. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Zoetis Indonesia tahun 2021, terdapat 22,5 juta populasi anjing dan kucing berpemilik di Indonesia, namun hanya 3,93 persen hewan kesayangan yang divaksin. Kondisi ini jelas menunjukkan perlunya juga upaya bersama dari semua pihak, termasuk pemilik hewan peliharaan, untuk bahu-membahu menekan penyebaran penyakit rabies ini

Hari Rabies Sedunia jatuh setiap tanggal 28 September setiap tahunnya, merupakan peringatan kesehatan dunia yang dimulai sejak 2007 untuk meningkatkan kesadaran tentang rabies dan menyatukan mitra untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian di seluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) pun memiliki program “Rabies: One Health, Zero Death” untuk mencapai nol kematian pada manusia dari gigitan anjing penderita rabies. 

Dibutuhkan banyak pemangku kepentingan di industri terkait agar program berhasil. Royal Canin Indonesia dan Zoetis Indonesia, dalam kesempatan ini menyelenggarakan webinar edukasi, kampanye #AyokeDokterHewan dan #AyoVaksinasi dan menyumbangkan 10.000 dosis vaksin rabies milik Zoetis untuk 500 Klinik Hewan di seluruh Tanah Air sebagai bukti dukungan terhadap upaya pemerintah dalam mengatasi penyakit mematikan ini di Indonesia.

 


Edukasi

Paramedis menyuntikkan vaksin anti rabies kepada seekor anjing di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, Selasa (7/6/2022). Vaksin rabies yang diberikan secara gratis ini untuk menghindari dan mengantisipasi penyebaran penyakit rabies kepada hewan peliharaan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sementara itu mengenai penyelenggaraan vaksin gratis, Ridarrahim Nirwandar, Presiden Direktur – Royal Canin Indonesia mengatakan, “Tren adopsi hewan peliharaan, terutama kucing dan anjing, di kalangan masyarakat Indonesia juga menjadi momentum untuk terus menyebarkan kesadaran tentang masalah rabies.

“Kita semua melihat perlunya bekerja sama untuk mengatasinya. Untuk mendukung “Rabies: One Health, Zero Death.” kata Ridarrahim melalui keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Sabtu (1/10/2022).

Royal Canin Indonesia telah mengadaptasi kampanye inisiasi global “Take Your Pet to the Vet” yitu Bawa Hewan Peliharaan Anda ke Dokter Hewan. Secara lokal pada kampanye yang disebut #AyokeDokterHewan dan #AyoVaksinasi untuk meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan kucing dan anjing.”

Lebih lanjut Ridarrahim Nirwandar menjelaskan, berdasarkan riset internal Royal Canin Indonesia selama 2018 – 2022, diketahui bahwa setidaknya 76 persen (14 juta) pemilik hewan peliharaan tidak pernah membawa hewan peliharaannya ke Klinik Hewan. Sementara itu 81 persen pemilik hewan peliharaan tidak memvaksinasi hewan peliharaan mereka sama sekali.

Padahal keberadaan hewan peliharaan di setiap rumah rata-rata terdapat dua hingga tiga hewan peliharaan. "Sayangnya, dari hasil penelitian kami itu juga menunjukkan bahwa hanya tiga dari sepuluh pecinta hewan yang pernah mengunjungi dokter hewan," katanya.

 

  

 

 

 

 

 

 


Pengendalian Rabies

Selama 4 tahun, Kabid Keswan Distan Denpasar umumkan bebas rabies. (Foto: Unsplash)

Sementara itu masih ada pemilik hewan peliharaan yang memiliki pengetahuan terbatas untuk memberikan hewan peliharaan mereka vaksinasi rutin. Untuk itu, dengan momentum “Hari Rabies Sedunia”, Royal Canin Indonesia dan Zoetis Indonesia turut aktif mendorong percepatan penanggulangan rabies pada kucing dan anjing.

Pihak Zoetis Indonesia menyebutkan bahwa pihaknya juga berkomitmen untuk membantu hewan peliharaan untuk hidup lebih lama, lebih sehat melalui obat-obatan dan terapi yang inovatif, serta inisiatif keberlanjutan yang beragam. Rabies ditransmisikan ke manusia dan hampir selalu mematikan untuk manusia dan hewan. Virus yang menyebabkan rabies menyerang sistem syaraf dan otak mamalia.

"Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk melakukan berbagai kemungkinan untuk meminimalkan paparan penyakit dan mencegah hewan kesayangan kita terserang penyakit dengan vaksin yang terpercaya,” kata Ulrich E. Ginting, General Manager Zoetis Indonesia.

Bantuan yang dilakukan Royal Canin Indonesia dan Zoetis Indonesia kali ini tentunya juga dalam upaya mendukung program pemerintah Indonesia. Semua pihak yang berkepentingan dengan sinergi antara kehidupan hewan peliharaan dan manusia diharapkan untuk selalu meningkatkan kesadaran dan kepedulian akan pentingnya pencegahan dan pengendalian rabies.


Tentang Rabies

Dokter hewan menyuntikkan vaksin Neo Rabivet pada seekor musang pandan saat program Vasinasi Rabies Gratis bagi Hewan Penular Rabies (HPR) di Kantor kelurahan Jati Padang, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/20222). Program vaksinasi gratis yang diadakan oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Selatan ini bertujuan mencegah penyebaran rabies sekaligus memberikan perlindungan kepada manusia dari dampak gigitan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Mengutip dari kanal Citizen Liputan6.com, Kamis 29 September 2022, rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Virus RNA dari keluarga rhabdovirus yang berpindah ke manusia nantinya akan menyerang sistem saraf pusat.

Biasanya virus memasuki sistem saraf perifer secara langsung dan kemudian berpindah ke otak. Ketika virus berada di dalam sistem saraf, otak akan mengalami peradangan.

Bila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan koma dan kematian. Tak hanya menyerang sistem saraf, virus juga bisa menggandakan diri di dalam jaringan otot. Akibatnya, seseorang bisa mengalami kelumpuhan.

Virus rabies terdapat di dalam air liur hewan. Apabila air liur hewan yang terinfeksi masuk dan mengenai luka terbuka yang Anda miliki melalui selaput lendir seperti mata atau mulut, Anda berisiko terserang rabies.

Lalu, hewan apa saja yang bisa memiliki virus rabies? Umumnya, semua hewan berdarah panas bisa memiliki virus rabies. Tetapi , biasanya virus rabies paling sering ditemukan pada satwa liar seperti rubah, kelelawar, dan anjing serta kucing yang tidak divaksinasi.

Infografis 6 Cara Jaga Anak Aman Berinternet Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya