Liputan6.com, Jakarta Insiden mematikan tragedi Arema vs Persebaya terjadi usai laga Liga 1 pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022. Hingga saat ini, kabarnya 129 orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan Malang tersebut.
Menurut kronologi polisi, Permasalahan terjadi pada saat pertandingan telah selesai lantaran ada rasa kekecewaan dari penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah.
Advertisement
Kesal dengan kekalahan Arema, suporter Aremania menyerbu ke lapangan usai peluit panjang ditiup wasit.
Petugas keamanan langsung berusaha menghalau serbuan suporter ini. Untuk menghalau suporter, ditembakan gas air mata. Kondisi justru menjadi semakin kacau.
Para suporter yang panik termasuk wanita dan anak-anak berdesakan mencoba keluar dari Stadion Kanjuruhan. Akibatnya fatal, banyak yang pingsan dan sulit bernafas.
Ternyata tragedi Kanjuruhan Malang ini ikut menyita perhatian dunia. Media-media asing mulai memberitakan kejadian yang dianggap sebagai tragedi paling kelam di sepak bola Indonesia itu.
"Setelah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya, puluhan suporter masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan. Polisi menembakkan gas air mata yang menyebabkan kepanikan. Menurut Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, korban jiwa mencapai 127 orang," tulis media besar Amerika Serikat, New York Times.
Australia dan China Ikut Soroti Tragedi Kanjuruhan
Tak hanya media Amerika Serikat, berita terkait tragedi memilukan ini juga disiarkan oleh media dari benua lain seperti Asia dan Oseania.
"Tragedi terjadi setelah pertandingan hari Sabtu antara rival Arema dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Saat suporter masuk lapangan usai tuan rumah kalah 3-2," tulis media Australia, The Age, dalam akun Twitter-nya.
"Asosiasi Sepakbola Indonesia (PSSI) mengumumkan akan melakukan investigasi terkait kerusuhan yang meletus setelah pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam," tulis CGTN, media China yang berbasis di Beijing.
Ketua umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule prihatin dengan tragedi Kanjuruhan yang memakan korban jiwa 127 orang. Iwan Bule menegaskan PSSI bersama kepolisian akan mengusut tuntas kejadian ini.
Dalam pernyataan resminya Iwan Bule menyampaikan ucapan belasungkawa. PSSI juga akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kejadian ini.
"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," kata Iriawan di situs resmi PSSI.
Iriawan menambahkan bahwa PSSI mendukung pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini. Apalagi kejadian ini sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.
"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," tukasnya.
Advertisement