Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini, 125 orang dinyatakan meninggal dunia akibat kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan dalam lanjutan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB.
Kejadian ini diduga berawal dari Aremania yang tak terima tim kesayangan mereka kalah. Suporter langsung turun ke lapangan dari tribun penonton. Alhasil, mereka bentrok dengan petugas keamanan sembari melakukan perusakan di dalam stadion yang membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
Advertisement
Akibat tragedi Kanjuruhan ini, Indonesia terancam mendapatkan sanksi FIFA dan dapat berdampak pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Korban kerusuhan tragedi Arema lebih banyak ketimbang tragedi Heysel yang mempertemukan Liverpool vs Juventus di final Liga Champions 1984-1985. Kondisi itulah yang membuat Indonesia dalam hal ini PSSI, berpotensi mendapat hukuman dari FIFA selaku Federasi Sepakbola Dunia.
Ini bukan kali pertama sepakbola Indonesia memakan korban di tahun ini. Sebelumnya, dua pendukung Persib, Asep Ahmad Solihin dan Sopiana Yusup, meninggal dunia ketika hendak menonton pertandingan Piala Presiden antara Persib dan Persebaya pada Juni lalu di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung.
Asep Ahmad Solihin, warga gang TVRI RT 02 RW 03, Kelurahan Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojong Loa Kidul, Kota Bandung dan Sopiana Yusuf, warga asal Bogor, Jawa Barat.
Itu berarti sudah ada dua insiden yang mengakibatkan suporter klub di Indonesia meninggal dunia, mulai dari kelompok suporter bobotoh sebutan bagi kelompok Persib Bandung dan Aremania bagi kelompok suporter Arema Malang.
Tragedi Kanjuruhan Disorot Media Asing
Media FoxSport misalnya, menurunkan berita dengan judul ‘More than 100 people dead, league suspended as football riot ends in disaster’ (Lebih dari 100 orang tewas, liga ditangguhkan saat kerusuhan sepak bola berakhir dengan bencana).
Demikian juga dengan The New York Times yang menurunkan berita berjudul, ‘Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Dead’ (Ricuh di pertandingan sepak bola Indonesia menewaskan beberapa fans tewas).
Media Inggris, The Guardian juga turut memberitakan tragedi Kanjuruhan Malang tersebut, dengan menurunkan berita berjudul ‘More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match’ (Lebih dari 120 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan di pertandingan sepak bola Indonesia).
Media olahraga Spanyol Marca yang fokus pada sepak bola mengeluarkan artikel berjudul ‘Nightmare on the field: Dozens dead after all-out brawl in Indonesian league’ (Mimpi buruk di lapangan: Puluhan orang tewas usai tawuran habis-habisan di liga Indonesia).
Sementara media Australia, ABC News hingga berita ini dilansir, menjadikan kabar tersebut sebagai breaking news dengan judul ‘Kekerasan di pertandingan sepak bola Indonesia telah menewaskan 127 orang, kata polisi’. ABC juga menurunkan artikel berjudul ‘Polisi Indonesia mengatakan 127 orang tewas setelah terinjak-injak di pertandingan sepak bola’.
Advertisement
Ada Personel Polisi
Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan sebanyak 127 orang tewas dalam tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Di antara korban tewas tersebut ada dua personel polisi yang meninggal dalam kejadian tersebut.
Tragedi tersebut terjadi usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya.
"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).
Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.
Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya yang dikutip dari Antara.
Liga 1 Ditunda
Adapun jumlah korban meninggal dunia dari kerusuhan di Kanjuruhan, Malang, secara mengejutkan melampaui tragedi Hillsborough di Inggris. Tragedi yang terkenal di seantero dunia itu terjadi pada 15 April 1989.
Di mana dalam peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool. Insiden itu bermula dari insiden saling berjejalan di markas Sheffield Wednesday.
PT Liga Indonesia Baru atau LIB memutuskan menghentikan sementara Liga 1 2022/2023 selama satu pekan menyusul insiden memilukan di Stadion Kanjuruhan saat pertandingan Arema vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
PT LIB langsung memutuskan menunda seluruh pertandingan Liga 1 2022/2023 setidaknya selama satu pekan. Hal ini dilakukan untuk menghormati korban sekaligus memberi PSSI kesempatan melakukan investigasi.
"Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI (Mochamad Iriawan). Ini dilakukan untuk menghormati semua pihak, sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," kata Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita dalam siaran persnya di Jakarta.
Advertisement