Liputan6.com, Jakarta - Komisaris PT Phapros Tbk (PEHA) Masrizal A. Syarief menambah kepemilikan saham Perseroan sebanyak 840 ribu lembar saham PEHA pada 30 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Minggu (2/10/2022), Masrizal membeli 840 rihu saham Phapros dengan harga Rp 840 per lembar.
Advertisement
Dengan demikian, transaksi tersebut mencapai Rp 705,6 juta. Kini, Masrizal menggenggam 81.691.650 saham atau setara dengan 9,725 persen.
Sebelumnya, Komisaris PEHA ini memiliki 80.851.650 saham atau setara dengan 9,625 persen. Saat ini, kepemilikan sahamnya bertambah sebanyak 0,1 persen.
"Tujuan dari transaksi untuk tabungan saham dengan status kepemilikan saham langsung," tulis Masrizal.
Sebelumnya, PT Phapros Tbk (PEHA) mengumumkan kinerja perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan kenaikan penjualan 21,3 persen menjadi Rp 565,51 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 466,24 miliar.
Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 289,16 miliar dari Rp 227,96 miliar pada semester I 2021. Meski begitu, laba bruto perseroan mengalami kenaikan dari Rp 238,27 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 276,35 miliar pada semester I 2022.
Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan beban usaha sebesar Rp 231 miliar. Pada saat bersamaan, PT Phapros Tbk mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 356,87 juta, beban keuangan Rp 27,228 miliar, dan beban lain-lain sebesar Rp 2,86 miliar.
Aset Perseroan
Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 11,02 miliar. Naik 7,15 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 10,29. miliar.
Sementara laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2022 yakni sebesar Rp 11,14 miliar. Naik 6,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,42 miliar. Sehingga laba per saham menjadi Rp 13 per lembar dari sebelumnya RP 12 per lembar.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 naik tipis menjadi Rp 1,89 triliun dari Rp 1,84 triliun pada akhir Desember 2021. Terdiri dari aset lancar Rp 1,02 triliun dan aset tidak lancar Rp 868,82 miliar.
Liabilitas PT Phapros Tbk sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi Rp 1,15 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,1 triliun. Terdiri liabilitas jangka pendek Rp 803,77 miliar dan sisanya Rp 343,5 miliar merupakan liabilitas jangka panjang. Ekuitas sampai dengan Juni 2022 naik tipis menjadi Rp 745,35 miliar dari RP 740,98 miliar per Desember 2021.
Advertisement
Produk Ini Dongkrak Penjualan Phapros pada Semester I 2022
Sebelumnya, perusahaan BUMN PT Phapros Tbk (PEHA) membukukan pertumbuhan penjualan bersih semester I 2022 sebesar 21 persen menjadi Rp 565,50 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2021.
Kinerja positif tersebut didorong oleh penjualan produk Antimo yang mulai kembali meningkat karena mulai bergairahnya kembali sektor pariwisata di Indonesia.
Selain itu, manajemen perusahaan mulai fokus untuk memasarkan produk inovasi hasil kolaborasi dengan lembaga lain secara lebih agresif, baik dengan mengedukasi pasar maupun kampanye yang cukup massif.
Direktur Utama Phapros, Hadi Kardoko mengatakan, setelah pandemi COVID-19, industri farmasi mulai kembali menggeliat. Salah satunya adalah produk yang selalu menjadi andalan para pemudik dan wisatawan seperti Antimo, yang saat ini sudah memasuki usia ke-50 tahun, mulai kembali bertumbuh penjualannya.
Selain karena faktor kesadaran merek yang cukup tinggi dari konsumen, Antimo juga merupakan market leader untuk kategori obat anti mabuk.
Selanjutnya
"Mobilisasi masyarakat seperti pada momen mudik lebaran menjadi sentimen positif terhadap kinerja Antimo, yang berdampak langsung terhadap performa keuangan perusahaan. Selain itu juga, laba semester pertama ini juga didapat dari produk-produk yang menjadi unggulan Phapros lainnya, seperti Becefort, Livron serta produk-produk di sektor etikal (obat resep)," kata Hadi dalam keterangan resminya, Senin, 1 Agustus 2022.
Sementara itu, kinerja positif Phapros pada semester I tahun ini adalah menurunnya rasio kewajiban jangka panjang perusahaan sebesar 6 persen dibandingkan tahun lalu.
"Tak hanya itu, dari sisi laba periode berjalan, Phapros juga membukukan kenaikan sebesar 6,87 persen dibandingkan 2021 menjadi Rp 11,13 miliar, dan juga kenaikan laba per saham sebesar 8 persen atau Rp 13 per saham dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12.
"Kami sangat bergembira dengan kinerja positif ini karena bisa memberikan hasil terbaik untuk para investor dan induk perusahaan Phapros. Kami berharap di semester II nanti, kita bisa membukukan pertumbuhan yang lebih tinggi lagi serta kinerja yang optimal dibandingkan tahun 2021,” ujar dia.
Hadi menuturkan, melalui beberapa upaya inovasi produk baru dan efisiensi, termasuk menjadikan commercial excellence, operational excellence, financial excellence dan digitalisasi sebagai bagian dari strategi utama korporasi sepanjang 2022 ini.
Advertisement